Natasha Alexandrina seorang wanita cantik namun sombong dan arogan berusia 26 tahun, dia seorang wanita mandiri pemilik Alexa Butique
Cintanya kepada Andra Hadiwijaya seorang CEO muda membuatnya rela menghalalkan segala cara dengan mengajak bekerjasama seorang Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai Driver Ojek Online bernama Prayoga Atmajaya, untuk mencapai obsesinya sebagai Nyonya Andra Hadiwijaya.
Siapa sangka sebuah peristiwa yang hampir merenggut kesuciannya, dan kebersamaannya dengan pria bernama Prayoga itu merubah alur kisah asmaranya.
Lantas apakah Natasha akan tetap berusaha mendapatkan cinta Andra atau akhirnya luluh pada Prayoga, pemuda baik hati yang selama ini menjadi Dewa Penolongnya.
Ig : Rez.zha29
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bidadari Jatuh Dari Langit
Yoga memilih membawa Natasha ke rumah kontrakannya. Jarak dari daerah dia menemukan Natasha tadi, dengan apartemen Natasha, yang pernah dia antar pulang malam itu sangat jauh. Mencegah kemungkinan dia akan diminta keterangan karena membawa Natasha dalam kondisi seperti ini, menjadi bahan pertimbangan dirinya tidak mengantar pulang ke tempat Natasha. Sempat terpikir ingin mengantar Natasha ke butiknya. Tapi rasanya tak mungkin karena saat ini sudah larut malam, Yoga berpikir tidak akan ada karyawan lain selain security yang akan ada di sana.
Setelah taksi sampai di depan gang rumah kontrakan Yoga, dan membayar nominal Argo, Yoga membantu Natasha turun dari mobil itu. Walau sudah tidak se-histeris tadi, tapi Natasha belum sepenuhnya sadar. Tubuhnya masih terlihat lemas, di mobil tadi dalam perjalanan menuju rumah Yoga pun Natasha terlihat lebih banyak melamun, sesekali dia memejamkan matanya yang membuat bening kristal air matanya luruh.
" Siapa, Ga?" tanya Bagus, salah seorang pemuda yang nongkrong sambil main catur di pos kamling. Saat dilihatnya Yoga memapah seorang gadis turun dari mobil.
" Temen, Gus ..." Yoga menyahuti mengeratkan pegangan tangannya pada tubuh Natasha, karena sesekali Natasha hampir terjatuh.
" Cakep badai gila teman lo, Ga." Didit pemuda lainnya menimpali.
" Beda ya kalau anak kuliahan mah temannya cakep-cakep, nggak kaya kita," ucap Ilham yang sedari tadi bernyanyi-nyanyi sambil bermain gitar.
Yoga hanya mengembangkan senyuman menanggapi.
" Kenapa dia, Ga? Seperti linglung gitu kelihatannya." Ujar Bagus menghentikan sejenak permainan caturnya kemudian mendekati Yoga dan Natasha.
" Iya, kelihatan syok gitu, Ga," sahut Ilham menaruh gitarnya mengekor di belakang Bagus.
" Iya, dia baru ngalamin hal yang nggak enak, Ham." jawab Yoga.
" Pemer*kosaan, Ga??" Bagus meneliti Natasha dari ujung rambut sampai ujung kaki, yang saat itu tidak memakai alas kaki apapun.
" Eh, ada apa ini pada ngumpul di jalan?" tanya Bang Jamal, ketua RT yang kebetulan tetangga sebelah rumah kontrakan Yoga, yang saat itu baru saja pulang dari rumah Pak Romi, ketua RW di kampung itu.
" Bang Jamal, kebetulan banget ketemu disini. Bang. Saya mau minta tolong Mpok Ida, buat bantuin teman saya ini, Bang. Sekalian minta ijin ke Abang sebagai ketua RT, kemungkinan malam ini dia menginap di rumah saya, Bang." Yoga menjelaskan ke Bang Jamal.
" Teman cewek lo ini nginap di rumah lo, Ga?" Didit langsung menanggapi. " Bahaya nggak tuh bawa cewek cakep nginep di rumah?" lanjutnya menyeringai.
" Otak lo tuh mesum melulu!" Bagus menjitak kepala Didit hingga menjerit. " Lo nggak lihat apa kondisi ini cewek gimana?!"
" Iya, heran nih anak! Kudu dibawa ke laundry tuh otaknya." timpal Ilham.
" Udah-udah jangan pada ribut! Ya sudah cepat bawa ke rumah teman lo ini, Ga. Nanti Abang bilang ke si Ida." perintah Abang Jamal kemudian berlalu diikuti oleh Yoga yang masih menuntun Natasha dalam rengkuhannya.
"Da, Ida ...!!" teriak Bang Jamal saat masuk rumahnya sedangkan Yoga langsung membawa Natasha dan merebahkan tubuh lemah itu di atas ranjang di kamarnya.
" Apaan sih, Bang? Teriak-teriak kaya di hutan aja. Lagi mimpi enak juga ganggu aja!" Mpok Ida, istri bang Jamal keluar dari kamarnya masih dengan setengah kesadarannya.
" Eh, lo mimpi enak apaan tuh? Mimpiin cowok lain, ya?" Bang Jamal curiga melihat istrinya senyum-senyum dengan mata setengah terpejam.
" Iya, aye lagi mimpi ketemu Aldebaran, Abang ganggu aja, sih!" Mpok Ida mencebik kesal. " Ada apaan Abang teriak-teriak?"
" Noh, si Yoga minta tolong, buruan cepat ke sono!" ujar Bang Jamal.
" Abang ojol ganteng minta tolong aye? Emang ada apaan, Bang?"
" Udah buruan kita ke sana ..." Bang Jamal menarik lengan istrinya menuju rumah Yoga.
Sesampainya di kamar Yoga, Mpok Ida terperanjat saat mendapati sosok wanita cantik terkulai dengan mata terpejam di atas ranjang single bed. " Eh, busyet ... ada bidadari jatuh dari langit," pekiknya seraya mendongakkan kepalanya ke atas atap. " Eh, tapi nggak ada yang bolong atapnya," lanjutnya.
Yoga tersenyum melihat tingkah istri dari Bang Jamal itu. " Mpok bisa tolong gantiin baju dia?" Yoga menyodorkan kaos oblong dan celana boxer barunya ke arah Mpok Ida.
" Dia kenapa, Ga?'"
" Kayanya abis ngalamin pelecehan, Mpok."
" Astaghfirullahal adzim ..." Mpok Ida menutup mulut dengan tangannya. " Terus dia gimana? Mana cantik lagi nih cewek, jahat banget tuh orang!"
" Seperti yang Mpok lihat sendiri, seperti itulah keadaannya."
" Dia siapa lo, Ga? Pacar lo?" tanya Mpok Ida menyelidik.
" Teman, Mpok."
" Awalnya teman, lama-lama jadi demen nantinya lo, Ga," ledek Mpok Ida menggoda.
Yoga mengulas senyum menanggapi. " Saya tunggu di depan ya, Mpok." Yoga pun beranjak menuju ruang depan rumah kontrakannya yang tidak terlalu luas itu, di mana terlihat Bang Jamal sedang duduk sambil menghisap sebatang rokok.
" Duduk sini, Ga!" perintah Bang Jamal menggeser sedikit tubuhnya memberi ruang untuk Yoga. " Sebenarnya cewek itu siapa, Ga? Abang nggak pernah lihat lo bawa teman cewek sebelumnya kemari, kecuali anak-anak sini yang lo bantu belajar."
Yoga menghela nafas dalam-dalam dan menghempas perlahan. " Iya, saya ketemu dia beberapa kali secara nggak sengaja, Bang. Saya pernah ngojekin dia pulang ke rumahnya. Pernah juga nolongin dia pas dia hampir keserempet mobil, Bang." Yoga menjelaskan secara gamblang hubungannya dengan Natasha.
" Sekarang lo nolongin dia lagi? Suatu kebetulan yang udah direncanain Tuhan itu kayanya, Ga."
" Maksud Abang?"
" Jodoh lo kali tuh cewek."
Yoga terkekeh kecil. " Jauh, Bang ...."
" Apanya?"
" Saya cuma Driver Ojol, sedangkan dia orang kaya, Bang. Calon tunangannya aja seorang boss perusahaan gede, Bang."
" Dia udah punya tunangan??"
" Hmmm, mantan calon tunangan sih tepatnya, Bang. Soalnya calonnya itu suka sama cewek lain," lirihnya tiba-tiba teringat sosok Adelia.
" Oh ..." sahut Bang Jamal ber oh ria.
Tak lama pintu kamar Yoga terbuka, sontak Yoga dan Jamal memutar pandangan ke arah pintu itu.
" Gimana, Da?"
" Gimana, Mpok?"
Tanya Bang Jamal dan Yoga bersamaan.
" Biarin dia istirahat dulu, Kasihan, keliatannya dia syok banget sama kejadian yang dia alami."
Mpok Ida mendengus. "Gila, buas banget tuh cowok! Cupangannya di mana-mana," ujar Mpok Ida kemudian.
Yoga memejamkan mata dan mengeratkan giginya sehingga terlihat jelas rahangnya mengeras mendengar ucapan Mpok Ida.
" Tapi aye lihat dia masih aman. Kagak ada bekas gituan pas aye cek tadi," lanjut Mpok Ida.
" Gituan gimana maksud lo, Da?" sahut Bang Jamal.
" Iihh ... Abang, masa kagak ngerti, kaya kagak pernah gituin Ida aja." Mpok Ida mencubit pinggang Bang Jamal gemas dengan wajah merona membuat Bang Jamal menyeringai nakal. Sementara Yoga yang melihat drama Pak RT dan Bu RT di depannya hanya menggaruk tengkuknya.
Akhirnya malam itu Yoga meminta Mpok Ida untuk menginap dan menemani Natasha di kamarnya. Dia dan Bang Jamal memilih tidur di ruang tamu. Dengan Bang Jamal tidur di Sofa, sedangkan dia sendiri tidur di lantai beralaskan karpet.
*
*
*
Author POV : Duh Kang Ojol, begitu besar pengorbananmu😍
Bersambung....
Happy Reading😘
,
sk curi2 kesempatan...😄