Pernikahan Rocky dan Brigita rupanya menjadi awal munculnya banyak konflik di hidup mereka. Brigita adalah bawahan Rocky di tempat kerja. Mereka harus menikah karena satu alasan tertentu.
Statusnya sebagai seorang janda yang mendapatkan suami perjaka kaya raya membuat gunjingan banyak orang.
"Aku harus bisa mempertahankan rumah tanggaku kali ini,"
Apa dia berhasil mempertahankan rumah tangganya atau justru lebih baik berpisah untuk kedua kalinya?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Flashback
B Style Hotel & Lounge
"Wooaaah!! Tak kusangka malam ini jadi malam spesial kedatangan sutradara hebat," seru Rocky dengan nada senangnya bertemu Leo.
Mereka sudah bersahabat sejak awal kuliah, walau sama-sama memiliki kesibukan keduanya selalu menyempatkan waktu untuk bertemu.
"Jadi ke sini mau ketemu aku atau menemani istrimu kerja?" sindirnya.
"Dua-duanya boleh lah ya," jawab Leo sambil tertawa.
Brigita bisa bekerja di sana berkat permintaan Leo pada Rocky. Bukan tanpa alasan, semua itu karena keuangan Leo yang memburuk.
Senyum merekah di wajah keduanya terpancar jelas, ada Brigita yang duduk di samping Leo. Mereka mengangkat gelas sebelum akhirnya bersulang.
"Jadi gimana? Pekerjaanmu?" tanya Rocky, obrolan mereka semakin serius.
"Masih berusaha mencari peluang agar biaya produksi tertutup. Aku merasa salah langkah kali ini, biasanya instingku tepat saat merangkap sebagai produser pula. Tapi kali ini aku salah..."
Rocky menepuk pundak Leo. "Sabarlah, jika ada apa-pa jangan sungkan meminta bantuanku."
"Bagaimana kalau sekarang kita bahas kamu, mana calonmu kapan akan di kenalkan padaku?"
"Belum ada, aku sebetulnya menyukai satu wanita. Tapi sepertinya tidak mungkin aku dapatkan," ucapnya sedikit malu-malu.
Leo menampakkan ekspresi sangat penasaran. "Siapa? Seperti apa dia, apa dia tidak tahu betapa keren dan kaya nya temanku ini?"
Keduanya tertawa bersama, sampai akhirnya ponsel Leo berdering dan dia keluar dari ruangan untuk mengangkatnya.
Dari sana Rocky menangkap ekspresi muram Brigita, seperti jengah menatap kesibukan Leo.
"Sabar, suamimu sutradara sibuk pasti waktunya banyak tersita. Berbeda denganku yang hanya mengelola empat Lounge banyak waktu senggangnya,"
Brigita hanya terkekeh kecil pada Rocky yang kini menjadi atasan nya.
.
"Leo?"
Pria berkulit putih nan tampan itu berbalik badan setelah menutup telepon dan mendengar suara seorang wanita memanggilnya.
"Titiana Lestari?"
Titi mengangguk sambil tersenyum manis.
"Ini kebetulan atau memang di rencana, jadi selama ini kamu bekerja di sini? Kenapa Rocky tidak cerita sama sekali?" Leo dengan ekspresi terkejutnya.
"Kurasa dia lupa kita pernah satu kampus saat mengambil gelar sarjana dulu, dia hanya mengingat saat dirinya sekolah di luar negeri,"
Leo terkekeh geli mendengar ocehan Titi. Mereka bertiga pernah satu kampus dulu.
"Tumben kamu kesini, melepas rindu pada sahabatmu itu?"
Leo lagi-lagi tertawa. "Istriku kerja di sini, belum genap satu bulan."
"Brigita? Itu istrimu? Ya ampun, dia itu satu divisi denganku. Sepertinya aku terlalu cuek sehingga tidak pernah bertanya tentangnya,"
"Benarkah? Wah aku jadi tidak perlu khawatir jika ada kamu. Titip istriku ya," Leo merangkul pundak Titi.
Leo dan Titi masuk kembali ke dalam, bergabung dalam satu meja. Malam itu mereka habiskan dengan bergembira.
Inilah awal persahabatan Titi dan Brigita.
.
Acara tersebut di tutup dengan hangover Leo.
Rocky berusaha membopong tubuh Leo masuk ke dalam kamar. Pria itu sudah tidak sadarkan diri selama perjalanan hingga tiba di kediaman nya.
"Ternyata dia masih sama, tidak kuat minum banyak," Rocky merapikan bajunya sebelum beranjak keluar.
"Terima kasih, Pak."
"Aku nggak masalah kalau kamu panggil nama, selama itu di luar kantor. Jika di kantor tetap bersikap profesional saja. Aku tidak ingin ada kecemburuan soaial,"
Brigita mengangguk, menututi langkah Rocky menuju pintu untuk mengantarkan nya keluar rumah.
"Kau dengar yang kuucapkan tadi, wanita yang aku sukai," matanya menatap lekat wanita itu.
"Iya, aku dengar."
"Dia adalah kamu,"
"Aku?"
Mata Brigita membulat sempurna ketika mendengar pernyataan itu. Tapi dia tidak ingin hal itu berlarut panjang, maka memilih diam seribu bahasa.
"Aku tahu kamu kesepian, lihat lah aku akan membuatmu menjadi istriku!" kemudian Rocky meninggalkan Brigita begitu saja.
"Jangan salah sangka, meskipun rumah tanggaku memiliki celah. Tapi aku dan Leo tidak berniat berpisah sekalipun, kami akan melewati ini. Terima kasih untuk semua bantuanmu!" serunya.
Pintu tertutup kencang!
Rocky hanya menyeringai.
Setelah kejadian itu ia terang-terangan memberi perhatian pada Brigita. Sering sekali mengunjungi rumahnya saat ada Leo.
Perhatian kecil yang tidak di dapat wanita itu justru di berikan Rocky. Pada momen-momen tertentu ia sempat berpikir untuk goyah. Apalagi Leo sangat cuek padanya.
Bahkan perhatian Rocky tidak hanya untuk Brigita namun juga untuk Kenneth.
.
.
Hingga suatu hari muncul kecurigaan Leo, dia sengaja mengajak Rocky bertemu di luar untuk bicara empat mata.
"Aku rasa sahabatku ini sekarang pecinta istri orang. Benar begitu?" desak Leo.
"Aku tidak mengerti maksudmu?!"
"Cihh, pura-pura tidak tahu. Padahal aku menganggapmu sahabat terbaikku. Tapi ternyata aku salah!!"
Rocky kesal tersulut emosi dengan ekspresi Leo. "Benar, aku mencintai istrimu. Aku ingin memilikinya, dari pada kamu sepertinya aku lebih baik. Bersamaku dia tidak akan hidup susah,"
Bugggh!!
"Kurang ajar kamu Rocky, pengecut!! Pecundang!!" hantaman keras mendarat tepat di pipi pria kekar itu.
Terjadi pertengkaran hebat antara keduanya, mereka saling pukul dan saling dorong di suatu bar. Sampai beberapa orang berusaha melerainya.
Rocky lebih dulu pergi dari sana. Dan Leo masih berada di bar itu dengan pikiran frustasinya.
Beberapa wanita mendekat untuk menemani, bukan nya menolak ia justru menerima nya. Rocky yang hendak memeriksa kembali keadaan sahabatnya melihat hal itu sebagai peluang.
"Ah ada untungnya juga aku kembali, ini momen berharga untukku!"
Tak berlama-lama ia mengambil ponsel dan memotretnya. Kemudian mengirimkan nya pada Brigita.
Karena tak kunjung mendapat balasan, Rocky menelpon Brigita.
"Kau sudah lihat foto yang aku kirim?" ucapnya. Tidak ada satu kata pun yang terdengar dari sebrang.
"Itu lah suamimu. Baru mendapat masalah sedikit sudah bersenang-senang dengan wanita lain, bahkan dia menyuruhmu bekerja," imbuhnya.
Brigita memilih mematikan panggilan tersebut, ia naik ke atas ranjang sambil menangis menekuk kedua lututnya.
.
Dari kejadian itu hubungan Brigita dan Leo semakin memburuk setiap harinya.
Saat mereka bertatap muka hanya ada kebencian dan kekesalan di dalamnya.
"Rumah tangga ini sudah hancur!" teriak Brigita.
"Ya, tepat saat kau membuka hatimu untuk b4jingan itu!!" sahut Leo.
"Kau salah, semua itu karena kau yang melampiaskan semua masalah dengan mencari kesenangan di luar sana. Aku sudah menerima keadaan ekonomi kita yang tak kunjung membaik, tapi rupanya di belakangku..."
"Yang jelas kita sudah tidak cocok!"
Malam itu juga mereka memutuskan untuk bercerai, atas kesepakatan berdua.
Mereka memilih menjalani hidup masing-masing.
Sampai di enam bulan kemudian, surat dari pengadilan agama keluar dan mereka resmi bercerai.
Air mata Brigita jatuh, seperti bumi ikut hancur dalam satu tubuhnya. Begitu juga dengan Leo yang memilih angkat kaki dari rumah yang ia beli berdua dengan Brigita.