Walaupun Danver menjadi pengganti kembarannya menjadi suami Faye, tapi dia sangat menikmati pernikahannya dengan Faye.
Lalu bagaimana dengan Faye kalau dia tau laki-laki yang menjadi suaminya saat ini adalah kembaran dari laki-laki yang dia inginkan menjadi suaminya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Nath, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Danver VS Heino
"Cih alasan saja!" decih Heino.
"Jadi apa sebenarnya yang ingin kau bicarakan dengan ku?" tanya Danver yang sudah malas berbasa-basi.
"Tidak ada. Aku hanya ingin mengenal lebih jauh pria yang menjadi pilihan adik ku." jawab Heino.
"Cih! Bukannya kau sudah mencari tahu tentang aku? Jadi untuk apa kau ingin mengenal ku lebih jauh." balas Danver.
Pembicaraan mereka terjeda ketika pelayan datang sambil membawa minuman beralkohol yang Heino pesan.
Mata Danver hanya melirik ke arah minuman yang di pesan Heino saat pelayan meletakkan minuman beralkohol itu diatas meja.
Apa dia ingin mengenal ku lebih jauh dengan cara membuat ku mabuk? gumam Danver dalam hati.
"Terimakasih." ucap Heino begitu satu botol minuman dan dua gelas seloki selesai diletakkan diatas meja.
"Aku memang sudah mencari tahu tentang mu, tapi itu kan hanya informasi di luar saja. Yang aku ingin tahu, bagaimana sifat asli mu karena tidak semua dokter berada di jalan yang lurus, banyak sekali dokter-dokter yang berotak licik bahkan lebih licik dari para pengusaha." ucap Heino membalas ucapan Danver saat di restoran tadi.
"Lalu apa yang ingin kau tahu dari aku?" tanya Danver dengan nada serius.
"Santai saja, kita bicara pelan-pelan. Minumlah ini agar lebih santai." jawab Heino sambil menuangkan minuman beralkohol di gelas seloki Danver.
Setelah menuangkan minuman beralkohol di gelas Danver barulah Heino menuangkan minuman beralkohol itu ke gelasnya.
Danver pun mengambil gelas seloki miliknya lalu menenggak minuman beralkohol itu dengan sekali tenggakan.
Heino memperhatikan dan mengamati cara Danver saat Danver menenggak minuman beralkohol itu. Dari cara minum Danver, Heino yakin kalau Danver bukan lah pertama kali minum minuman beralkohol, apalagi cara Danver memegang gelas seloki.
"Ternyata kau bisa minum whisky juga yah." ucap Heino sambil tersenyum mengejek.
Danver mengerutkan keningnya sambil menatap Heino.
"Memangnya ada yang salah dengan meminum whisky?" tanya Danver, dia masih menerka maksud ucapan Heino.
"Bukankah kau seorang dokter spesialis bedah jantung? Harusnya seorang dokter spesialis bedah jantung seperti mu tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, bagaimana kalau tiba-tiba ada panggilan dari rumah sakit yang meminta mu untuk mengoperasi pasien darurat?" tanya Heino.
Danver tersenyum mengejek.
"Sepertinya main Anda kurang jauh Tuan Muda Cyrus." jawab Danver.
"Kau pikir dokter spesialis bedah di negara ini hanya aku saja? Dokter spesialis bedah jantung di negara ini sangat banyak. Jadi kalau aku berhalangan saat ada panggilan darurat, aku bisa meminta tolong pada rekan sejawat ku baik itu dari rumah sakit kami atau pun dari luar rumah sakit kami untuk menggantikan ku." lanjut Danver.
"Lagipula minuman seperti ini tidak akan membuat aku mabuk." kata Danver lagi.
Heino hanya tersenyum mengejek mendengar jawaban Danver.
"Ya, ya, ya, aku percaya. Saudara kembar mu kan pemilik La Ver Discotheque, jadi sudah pasti kau sering minum minuman beralkohol yang kadar alkoholnya lebih tinggi dari ini di diskotik itu." balas Heino.
"Cih." decih Danver sambil memutar bola matanya malas.
"Ah...iya, mungkin bukan hanya sekedar minum minuman beralkohol tapi juga sekalian tidur dengan wanita-wanita yang mendekati mu disana. Seperti yang di lakukan saudara kembar mu." lanjut Heino mengejek.
"Aku heran kenapa kau dan saudara kembar mu memiliki sifat yang berbeda, kau seorang dokter sedangkan saudara kembar mu seorang pemilik tempat prostitusi terbesar di negara ini." kata Heino lagi.
Rahang Danver mulai mengeras mendengar ejekan Heino itu. Heino tidak tahu kalau yang diejek itu adalah si pemilik diskotik yang dia bilang tempat prostitusi.
Danver benar-benar emosi mendengar hinaan Heino, tapi demi Danzel dia harus bisa menahan emosinya.
"Cih! Apa kau pernah masuk ke diskotik itu? Atau jangan-jangan kau tahu informasi sampah ini dari orang suruhan mu?" tanya Danver.
"Kalau iya, minta kembalikan uang mu karena dia sudah memberikan informasi yang salah tentang ku dan saudara kembar ku." ucap Danver lalu berdiri dari duduknya.
"Dan satu lagi, jangan sok suci di depan ku kalau kau sendiri sudah tidak perjaka!" kata Danver lagi.
Setelah mengatakan itu Danver pun pergi meninggalkan Heino.
°°°
Bersambung...