Sudah jatuh tertimpa tangga, itulah sebuah ungkapan yang tepat untuk seorang Gadis cantik bernama Safira Navia, Beasiswa yang tiba tiba di cabut oleh pihak kampus setelah kepergian Ibunya membuat Safira langsung melemas seketika.
Pekerjaannya yang hanya sebagai pelayan Cafe pun tidak mencukupi biaya kuliah nya, mundur dari bangku perkuliahan nya pun tidak mungkin karena hanya tinggal sedikit menuju gelar Sarjana nya.
yuk ikuti ceritanya, bagaimana Safira menjalani semua kehidupannya, selamat membaca semoga suka dengan ceritanya.
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jeny chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Penolakan Al.....
Safira menghela nafasnya saat mendapat balasan pesan dari Al yang tidak mengijinkannya menginap di rumahnya.
"Laki laki itu egois sekali, padahal aku hanya satu malam saja menginap menemani Maya. "
gerutu Safira setelah membaca pesan dari Al.
"Kenapa?? "
tanya Maya saat melihat Safira kesal.
"Gak apa apa, ayo kita ke rumah aku sekarang keburu sore loh, kamu selesai kan packing nya?? atau masih ada yang kamu packing. "
jawab Safira yang memilih mengalihkan pertanyaan Maya padanya.
"Gak ada cuma ini saja Fira, semua barang yang ada disini kan emang yang di sediakan di kosan, aku hanya punya pakaian saja sama buku buku. "
ucap Maya dan Safira mengangguk.
Safira langsung memesan taksi online untuk membawanya mengantarkan Maya ke rumah, Maya sedang memberikan kunci ke petugas yang menjaga kosan karena pemiliknya tidak ada di sekitar sini.
"Kamu beneran gak akan menginap dulu Fira?? masa aku sendiri ajah. "
tanya Maya saat keduanya sudah duduk di dalam taksi.
"Aku gak bisa Maya, tapi aku janji setiap hari pasti ke rumah dan hanya gak bisa menginap saja. "
jawab Safira dan Maya mengiyakannya.
perjalanan hanya sepuluh menit dari kosan lama Maya akhirnya tiba di depan pagar rumah Safira, Maya sampai tidak percaya kalau rumah lama Safira saat ini menjadi sangat bagus dan terlihat megah.
"Maya ayo kita masuk jangan hanya di tatap rumahnya. "
ajak Safira dan Maya mengiyakannya lalu membawa salah satu koper nya.
"Kamu bebas mau pilih kamar mana, kecuali kamar ini jangan karena di dalam nya berisi semua barang peninggalan Almarhumah Ibu aku. "
ucap Safira saat membuka pintu rumah dan menunjuk kamar utama di rumahnya.
"Iya Firaa aku ngerti dan makasih sudah memberikan aku tumpangan rumah, aku akan jaga rumah ini dan merawatnya. "
ucap Maya dengan ketulusannya dan Safira tersenyum mendengarnya.
"Sana pilih kamar nya, aku mau laporan dulu ke Pak RT disini kalau kamu menempati rumah ini. "
ucap Safira dan Maya mengiyakannya sambil memberikan foto kopi tanda pengenal nya juga.
.
.
Di tempat Al saat ini......
Al baru selesai mengajar hari ini dan dia memutuskan untuk pulang karena dia sedang malas ke perusahaannya, Al berdecak saat tidak ada balasan dari Safira saat terakhir dia mengirim pesan.
"Wanita itu malah mengabaikan pesan aku dan memilih menyibukkan dirinya sendiri. "
gerutu Al sambil merapihkan meja kerjanya lalu bersiap untuk meninggalkan kampus.
Al memilih menuju kediaman nya karena dia sudah lama sekali tidak pulang ke rumah itu, Al sebenarnya sangat ingin membawa Safira ke rumah utamanya namun dia masih bimbang karena banyak yang harus dia selesaikan terlebih dahulu masalah masa lalunya.
"Aku gak mau Safira sampai ada masalah di kedepan hari nya, biarlah dia di Apartemen dulu karena aku juga menemaninya setiap hari. "
gumam Al saat keluar dari mobilnya karena sudah tiba di kediaman utamanya.
Kepala pelayan langsung menyambut kedatangan Al dan Al meminta di siapkan makanan karena perutnya sedikit terasa lapar saat ini.
"Kalau kamu ada yang mau di bicarakan, tunggu sampai saya selesai bersih bersih. "
ucap Al saat kepala pelayan terlihat akan berbicara padanya dan kepala pelayan hanya mengangguk lalu menuju dapur untuk membuatkan makanan permintaan Al.
Selesai menyegarkan tubuhnya Al memeriksa kembali pesan yang dikirimkan pada Safira ternyata masih belum di balas oleh Safira.
"Wanita itu sungguh sangat mengabaikan peringatan aku. "
geram Al yang langsung keluar dari kamar menuju meja makan karena perutnya terasa lapar.
Al langsung duduk di meja makan dan menyantap makanan yang di inginkannya, makanan kesukaannya jadi tidak spesial lagi karena biasanya Safira yang memasak.
"Lidahku benar benar gak bisa bohong, makanan ini jadi gak seenak biasanya semenjak aku makan masakan buatan Safira. "
guman Al yang sedang mengunyah makanannya.
"Bibi kalau mau bicara silahkan, saya akan dengarkan walaupun sedang makan. "
ucap Al yang teringat dengan pelayan nya yang ingin berbicara.
"Tiga hari lalu ada wanita mencari Tuan. "
ucap pelayan dan Al langsung menatap ke arah pelayan nya itu.
"Tapi sesuai dengan perintah Tuan, kalau ada yang datang mencari nama Tuan bilang saja rumah ini bukan rumah yang di cari, jadinya satpam depan gak mengijinkan masuk dan wanita itu bilang kalau dia istrinya Tuan. "
ucap kembali pelayan saat meliat reaksi dari Al yang meminta melanjutkan kembali ceritanya.
"Minta rekaman CCTV saat kejadian itu, biar saya lihat dulu karena saya belum pernah terikat pernikahan dengan siapapun. "
perintah Al setelah mendengarkan penjelasan dan pelayan nya bergegas menuju ruangan keamanan untuk membawa rekamannya.
"Apa wanita itu sudah kembali?? "
gumam Al dalam hatinya dan langsung menyimpan sendoknya karena selera makannya langsung gak enak.
Beberapa saat kemudian pelayan datang dengan seorang keamanan membawa leptop berisi rekaman CCTV nya.
Al langsung menerima dan membuka rekamannya karena satpam yang membawanya sudah menyiapkan sebelum memberikannya pada Al.
Al langsung terdiam karena benar wanita itu yang datang, yang Al tidak mengerti dari mana wanita itu mengetahui alamat tempat tinggalnya.
"Kalau ada wanita ini datang lagi, bilang saja ini bukan rumah saya dan bilang kalau rumah ini pemilik nya bernama Safira. "
titah Al dan Satpam langsung mengiyakannya lalu pamit setelah Al memberikan kembali leptop nya.
Handphone Al berdering dan Al langsung tersenyum karena Safira lah yang menghubunginya, Al langsung mengangkat panggilan telephone nya sambil beranjak menuju kamarnya.
Dalam panggilan saat ini......
"Baru menghubungi setelah ada ancaman?? "
"Maaf tadi aku sibuk bantu Maya sama mengurus laporan ke pak RT juga. "
"Alasan nya sangat klise. "
"Terserah mau percaya atau enggak, lagian ngapain nyuruh aku pulang, kamu nya saja gak ada disini kan lebih baik aku sama Maya. "
"Ada atau gak ada Saya di rumah, kamu tetap harus pulang Safira dan gak ada bantahan. "
"Terserah ......."
"Buat masakan enak dan pedas, tiga puluh menit lagi saya sampai ke rumah. "
Panggilan berakhir......
"Ishhh..... kebiasaan wanita ini selalu saja menutup panggilan sebelum selesai saya bicara. "
gerutu Al saat Safira menutup panggilannya sepihak tanpa pamit.
Tak kalah kesalnya dengan Al, Safira pun langsung menggerutu setelah menutup panggilannya dan Safira langsung ke dapur untuk memasak makanan permintaan Al.
Safira yang terbiasa dengan memasak pun langsung fokus memasak, sesuai pesanan yang di inginkan Al semua Safira siapkan dan kurang dari satu jam masakan sudah selesai di hidangkan pas dengan pintu terbuka pertanda Al sampai di rumah.
"Mau kemana kamu?? "
tanya Al saat Safira malah meninggalkan meja makan.
"Mau mandi dulu. "
jawab singkat Safira dan Al mengiyakannya lalu meminta Safira kembali ke meja makan untuk menemaninya makan.
.
.
.
Bersambung.......