NovelToon NovelToon
Cermin Yang Retak : Pembalasan Dendam

Cermin Yang Retak : Pembalasan Dendam

Status: tamat
Genre:Identitas Tersembunyi / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.

ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Pantai, Janji, dan Waktu yang Terlewatkan

Tahun 2005 — dua puluh tahun sebelum semua kerusuhan di BNF, sebelum kematian yang diduga bunuh diri, sebelum Natasya muncul dari bayangan masa lalu. Pada hari itu, langit di pantai Ancol terlihat biru cerah, tanpa secercah awan. Ombak memukul pantai dengan lembut, membuat suara yang menenangkan, dan pasir putih terasa hangat di bawah kaki. Keluarga Anita — Pak Andra, ibunya Ryujin, dan dirinya yang baru berusia 10 tahun — sedang berjalan-jalan bersama dengan keluarga teman mereka, keluarga Sejin (yang nanti akan berganti nama menjadi Ryujin) yang berusia 15 tahun. Itu adalah hari tamasya yang diantisipasi semua orang, hari di mana mereka ingin membuat kenangan yang abadi.

"Kak Sejin , lihat itu!" teriak Anita dengan suara ceria, menunjuk ke arah laut yang luas. Dia mengenakan baju renang warna biru muda dengan motif bunga mawar, rambutnya kering dan bergelombang karena udara pantai. Sejin mendekatinya, tersenyum melihat wajahnya yang ceria. "Apa itu, Anita?" tanya dia dengan lembut.

"Itu ombak yang besar! Mari kita bermain di sana!" Anita menarik tangan Sejin, mengajaknya untuk berlari ke pantai. Mereka bermain air bersama — membuang pasir, mengejar ombak, dan tertawa terbahak-bahak seperti anak-anak yang tidak punya kekhawatiran. Saat matahari mulai terbenam, membirukan langit dengan warna jingga dan ungu, Pak Rizky mengajak mereka untuk berfoto. "Mari kita ambil foto bersama, biar ada kenangan!" katanya, memegang kamera analog yang besar.

Mereka berdiri berdampingan di tepi pantai — Sejin berdiri di sisi Anita, tangan mereka secara tidak sengaja saling bersentuhan. Pak Andra menekan tombol kamera, dan "klik!" — momen indah itu terjepret selamanya. Foto itu menunjukkan mereka yang tersenyum lebar, mata penuh kebahagiaan, dengan latar belakang matahari terbenam yang indah. Anita menyimpan foto itu dengan hati-hati di dompetnya, bersumpah akan selalu menjaganya sebagai kenangan terbaik.

Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Setelah foto diambil, Sejin menarik Anita ke sudut yang tenang, wajahnya tiba-tiba menjadi serius. "Anita, ada sesuatu yang aku ingin katakan padamu," katanya dengan suara yang lemah. Anita melihatnya dengan mata yang penuh rasa penasaran. "Apa itu, kak Sejin ?"

"Aku akan pergi dari kota ini, besok pagi," katanya, mata tidak berani melihat Anita. "Ayahku mendapatkan pekerjaan di luar negeri, dan kita semua harus pindah ke sana."

Anita terkejut, mata langsung berkaca-kaca. Dia tidak menyangka bahwa Sejin akan pergi begitu cepat — dia adalah orang yang selalu melindunginya, teman yang selalu ada di saat dia butuh, orang yang membuatnya merasa tidak sendirian. "Jangan pergi, Sejin oppa! Jangan tinggalkan aku!" teriaknya dengan menangis, memeluk Sejin dengan erat.

Sejin memeluknya kembali, hatinya sakit melihatnya menangis. "Aku tidak mau pergi juga, Anita. Tapi aku tidak punya pilihan." dia berkata dengan suara yang tersengal-sengal. "Tapi percaya padaku — suatu hari nanti, aku akan kembali. Aku akan menemui mu lagi."

Anita mengangkat wajahnya, mata penuh harapan. Dia membuka lengan kiri, memetik gelang yang dipakaiinya — gelang yang diberikan ayahnya pada hari ulang tahunnya yang ke-10. "Ini untukmu, kak Sejin ," katanya, memberikannya gelang itu. "Simpan ini dengan baik, dan selalu memakainya. Jika suatu hari nanti kita tidak sengaja bertemu, kamu bisa langsung tahu itu aku lewat gelang ini."

Sejin mengambil gelang itu dengan hati-hati, menyentuhnya dengan lembut. "Aku akan selalu memakainya, Anita. Aku berjanji." dia kemudian mengangkat tangannya, membuat jari-jempol. "Kita janji — kita akan bertemu lagi di pantai ini, saat usia mu 20 tahun, pada hari Valentine. Aku akan datang, dan kita akan berbicara tentang segalanya."

Anita menyentuh jari-jempolnya dengan jari-jempol Sejin, tersenyum meskipun mata masih penuh air mata. "Janji ya, kak Sejin ? Jangan lupa!"

"Janji."

KEJADIAN YANG TIDAK TERDUGA — SAAT TAKDIR MEMISAHKAN MEREKA

Tahun 2015 — sepuluh tahun setelah janji di pantai. Anita sudah berusia 20 tahun, dan hari Valentine sudah tiba. Dia bangun pagi, mengenakan baju cantik warna merah muda, dan pergi ke pantai Ancol sendirian. Dia membawa foto mereka yang diambil sepuluh tahun lalu, dan menunggu Sejin di tempat yang sama di mana mereka berjanji.

Matahari mulai terbit, menyinari pantai dengan cahaya yang hangat. Anita duduk di pasir, memandang laut yang luas, berharap melihat mobil Sejin datang. Jam terus berjalan — pukul 7 pagi, pukul 9 pagi, pukul 12 siang — tapi Sejin tidak muncul. Dia tetap menunggu, memegang foto itu dengan erat, berharap bahwa dia hanya terlambat.

Di sisi lain, Sejin sedang dalam perjalanan ke pantai. Dia sudah berusia 25 tahun, dan telah kembali dari luar negeri hanya untuk memenuhi janji mereka. Dia mengenakan baju jas biru muda, membawa buket bunga mawar merah yang cantik, dan hatinya penuh kebahagiaan. "Aku akan melihatmu lagi, Anita. Aku akan menyatakan perasaanku padamu," bisiknya sambil mengemudi dengan cepat.

Namun, saat dia melewati jalan raya yang sepi, sesuatu yang buruk terjadi. Sebuah truk yang melaju kencang dari belakang menabrak mobilnya dengan kekuatan penuh. "Bruumm!!!" Suara benturan yang keras terdengar, dan mobil Sejin terlempar ke sisi jalan, hancur berkeping-keping. Darah mengalir dari kepala dan tubuhnya, dan dia segera pingsan.

Di malam hari, Anita masih menunggu di pantai. Langit sudah gelap, dan udara menjadi dingin. Dia telah menunggu selama lebih dari 12 jam, tapi Sejin tidak muncul. Rasa sedih dan kekecewaan membanjiri hatinya. "Dia lupa janji kita," bisiknya dengan menangis, memeluk lututnya. "Dia tidak mau melihatku lagi." Akhirnya, dia bangkit dan pergi dari pantai, berharap tidak pernah bertemu lagi dengan Sejin.

Sementara itu, Sejin ditemukan oleh sopir truk yang bersalah, yang langsung memanggil ambulans. Dia dibawa ke rumah sakit terdekat, dan tidak sadarkan diri selama 13 hari. Ketika dia akhirnya terbangun, dia melihat Doni — teman sekaligus sepupunya — yang sedang menunggu di sisi tempat tidur. "Sejin! Kamu akhirnya sadar!" teriak Doni dengan senang, menangis dengan lega.

"Sudah berapa hari aku terbaring di sini?" tanya Sejin dengan suara yang lemah.

"13 hari, bro. Kamu hampir tidak selamat." jawab Doni.

Sejin segera mencoba berdiri, tapi tubuhnya masih kesakitan parah. "Aku harus pergi!" teriaknya, mata penuh kecemasan. "Aku harus menemui dia!"

"Apa yang kamu lakukan? Sebenarnya kamu ingin menemui siapa?" tanya Doni dengan khawatir.

Tapi sebelum Sejin bisa menjawab, dia kembali pingsan. Setiap upaya dia untuk bangun selalu diikuti oleh pingsan, dan dokter memutuskan untuk membawanya ke luar negeri untuk pengobatan yang lebih baik. Dia dirawat di sebuah rumah sakit terkenal di Amerika Serikat selama setahun, dan hanya bisa berbicara dengan Doni melalui telepon. Selama itu, dia selalu memikirkan Anita — apakah dia masih menunggu, apakah dia marah, apakah dia masih ingat janji mereka.

KEMBALI KETEMU — TAPI TERLAMBAT

Tahun 2016 — Sejin akhirnya sembuh sepenuhnya. Dia kembali ke Indonesia dengan hati yang penuh harapan, ingin menemukan Anita dan memenuhi janji mereka. Dia telah mengubah namanya menjadi Ryujin — sebagai tanda bahwa dia adalah orang baru, orang yang telah melalui banyak hal dan siap menghadapi masa depan. Dia mencari informasi keberadaan Anita dengan giat, dan akhirnya menemukan bahwa dia sedang berkuliah di sebuah universitas di Jakarta Selatan.

Pada hari Valentine tahun itu, Ryujin pergi ke kampus Anita dengan buket bunga mawar merah yang sama — bunga yang dia beli untuknya setahun yang lalu. Dia berdiri di depan gerbang kampus, menunggu Anita keluar. Hatinya berdebar kencang, dan dia membayangkan bagaimana Anita akan bereaksi saat melihatnya. "Aku akan memberitahunya bahwa aku mencintainya," bisiknya.

Setelah beberapa menit, dia melihat Anita keluar dari kampus bersama seorang pria muda yang gagah dan berpakaian rapi. Pria itu memegang tangan Anita dengan erat, dan mereka tersenyum lebar sambil berbicara. Ryujin mendekati mereka dengan hati yang berdebar, tapi kemudian dia mendengar percakapannya.

"Anita, apakah kamu mau menikah denganku?" tanya pria itu — yang ternyata adalah Hendric — dengan suara yang lembut, membuka kotak yang berisi cincin emas.

Anita terkejut, kemudian tersenyum dengan penuh kebahagiaan. "Ya, Hendric! Aku mau!" katanya, dan Hendric memasang cincin di jari tangannya. Mereka saling mencium, dan Ryujin merasa hatinya hancur sepenuhnya.

Dia tidak berani muncul, rasa bersalah dan kesedihan membanjiri hatinya. "Aku terlambat," bisiknya dengan menangis, memegang buket bunga yang mulai layu. Dia segera pergi dari sana, tanpa menyampaikan apa-apa. Sehari kemudian, dia kembali ke luar negeri, menyerahkan perusahaan yang diwarisi ayahnya kepada Doni. Dia tidak ingin tinggal di Indonesia lagi — setiap sudut kota itu mengingatkannya pada Anita dan janji yang tidak terpenuhi.

Selama lima tahun, Ryujin tinggal di luar negeri, bekerja sebagai konsultan bisnis dan mencoba melupakan Anita. Tapi dia tidak pernah bisa — setiap hari Valentine, dia selalu memakai gelang yang diberikan Anita, dan melihat foto mereka yang diambil di pantai. Hingga suatu hari, Doni menelponnya dengan kabar yang membuatnya terkejut. "Ryujin, maaf — Anita sudah meninggal. Dia bunuh diri karena penyakitnya."

Ryujin merasa darahnya beku. Semua kekuatan tubuhnya hilang, dan dia menangis terbahak-bahak. "Aku terlalu lambat," bisiknya. "Aku tidak pernah menyatakan perasaanku padanya. Aku tidak pernah memenuhi janji kita." Dia segera memesan tiket pulang ke Indonesia, menyesal sepenuhnya atas semua yang telah terjadi. Dia ingin menemukan kebenaran tentang kematian Anita, ingin memastikan bahwa dia tidak meninggal dengan kesedihan.

Dan itu adalah alasan dia kembali — untuk mencari kebenaran, untuk memaafkan dirinya sendiri, dan untuk menemukan rasa damai.

Di malam hari, setelah menemukan foto di dompet Natasya, Ryujin memakai gelang yang diberikan Anita dan pergi ke pantai Ancol. Dia berdiri di tempat yang sama di mana mereka berjanji sepuluh tahun lalu, memandang matahari terbenam yang indah — sama seperti pada hari itu. Dia membayangkan Anita yang sedang menunggu di sana.

1
✦͙͙͙*͙*❥⃝∗⁎.ʚAuzoraɞ.⁎∗❥⃝**͙✦͙
Btw paragrafnya bisa di bagi ini kak. jadi 2. biar gk terlalu panjang gini. ntar masing - masing 5 -6 baris aja. itu udah mentok. 🙏
✦͙͙͙*͙*❥⃝∗⁎.ʚAuzoraɞ.⁎∗❥⃝**͙✦͙: Gak apa - apa kak. semangat. aku juga masih pemula.
total 2 replies
✦͙͙͙*͙*❥⃝∗⁎.ʚAuzoraɞ.⁎∗❥⃝**͙✦͙
Aduh... baru buka vibe nya udah kyk gini. 🤭.
Julia wati333
sangattt luarrr biasaaaa
Han Sejin
thanks, 🙏🙏🙏 pe
Julia wati333
wowww seru sekali membaca nya👍👍
Greta Ela🦋🌺
Iya deh Natasya kan Anita🫣
Han Sejin: masih ada yang lebih gong lagi di bab selanjutnya kak,
total 1 replies
Greta Ela🦋🌺
Ups🫣
Greta Ela🦋🌺
Good girl
Greta Ela🦋🌺
Pede banget ngomongnya
Greta Ela🦋🌺
Pede banget ya
Greta Ela🦋🌺
Wtf
Masih eps 1😭😭
Greta Ela🦋🌺
Agak stres
Greta Ela🦋🌺
Wihhh parah
Adelia Hira
idih, ni orang gak punya muka apa gimana orang dia yang jahat🤬🤬🤬🤬🤬
Adelia Hira
ceritanya menarik apalagi bagian awal pas Reina meminta maaf
Almahira
ceritanya seru
Zee👻 sᥙᥒsһіᥒᥱ☀
lebih egois siapa yang merangkak naik ke ranjang suami sahabatnya sendiri? 😭
woe.park kim_L
udah kak👍
Han Sejin: makasih 🙏
total 1 replies
Han Sejin
🙏🙏🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!