NovelToon NovelToon
Mr. Billionare Obsession

Mr. Billionare Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yusi Fitria

Semua berawal dari rasa percayaku yang begitu besar terhadap temanku sendiri. Ia dengan teganya menjadikanku tumbal untuk naik jabatan, mendorongku keseorang pria yang merupakan bosnya. Yang jelas, saat bertemu pria itu, hidupku berubah drastis. Dia mengklaim diriku, hanya miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusi Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 17 - Elbarra's POV

Sudah 25 menit berlalu, namun Sisi belum juga kembali. Berulang kali kulirik arloji di pergelangan tanganku, rasa cemas seketika muncul di benakku. Tidak. Aku tidak bisa duduk diam disini. Aku harus segera menemui Sisi agar kecemasanku berakhir.

Baru saja memasuki koridor yang akan menuju kamar mandi, kulihat Addie yang berjalan menghampiriku sembari tersenyum lebar. Melihat wajahku sungguh membuatku jijik.

"Dimana Sisi?" tanyaku sambil menatapnya tajam.

"Bukankah dia sudah kembali lebih dulu?" Wajahnya terlihat bingung, namun aku tidak akan tertipu.

"Aku tidak suka mengulang kata-kataku, Ad! Selagi aku masih bersabar, lebih baik kau segera memberitahuku."

Tiba-tiba Addie tertawa keras, semakin membuatku berwaspada. "Apa yang menarik dari Sisi? Bukankah aku jauh lebih baik?"

Sudah kuduga. Sejak awal niatnya memang sudah buruk.

"Kau dan Sisi bagaikan berlian dan batu kerikil, sangat tidak pantas untuk disamakan," Aku tersenyum remeh.

"Apa yang kurang dariku, El? Aku menyukaimu lebih dulu darinya, tidak bisakah kau melirikku sekali saja?"

Bicara dengannya hanya akan membuang waktu, lebih baik aku melanjutkan langkahku. Baru beberapa langkah aku melewatinya, mendadak Addie memelukku dari belakang.

"Aku mencintaimu, El. Aku menginginkanmu. Tidak masalah bagiku jika aku menjadi yang kedua."

Aku segera melepaskan tangannya yang melingkar di perutku, kemudian berbalik untuk mencekiknya. Kudorong tubuh wanita itu hingga membentur ke dinding. "Bukankah kau menyukai Colt? Kenapa tiba-tiba beralih menyukaiku?"

"Aku baru sadar bahwa rasa cintaku kepadamu jauh lebih besar dari pada Colt. Aku akan melakukan apa saja, El. Agar kau mau menerimaku."

Cengkeramanku di lehernya semakin kuat, "Enyahlah!"

"El, sa.. kit!" Ia memukul tanganku, nafasnya bahkan nampak tercekat akibat cekikanku.

Aku pun melepaskannya, hingga tubuh itu luruh di lantai. "Jangan mencoba-coba menggodaku. Walaupun kau telanjang sekalipun di hadapanku, aku tetap tidak tertarik."

Bergegas aku meninggalkannya dan melanjutkan langkah. Ketika sudah berada di depan kamar mandi wanita, terdengar sebuah teriakkan yang kuyakini bahwa pemilik suara tersebut adalah Sisi.

Kucoba membuka pintu itu, namun tidak bisa karena terkunci.

"Sisi, kau di dalam?" teriakku.

"El, tolong aku! Hikss... Lepas!!"

Rasa panik menjalar ditubuhku, tanpa babibu lagi aku mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu tersebut.

Brakk!

Pintu terbuka. Pemandangan di depanku membuat darahku naik seketika. Aku melangkah lebar, lalu menarik kerah baju seorang pria yang berusaha menyentuh gadisku.

Bugh! Bugh! Bugh!

Aku menghadiahi sebuah bogeman berkali-kali. Di wajah, di perut hingga aku menendang tulang keringnya. Kupastikan bahwa kakinya itu patah akibat tendanganku.

"El, sudah cukup. Dia bisa mati karenamu!" Sisi berteriak histeris.

Aku menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya perlahan. Aku berbalik untuk menghampirinya lalu mengecek kondisinya. Lengan bajunya ternyata sobek dan menampakkan bahunya yang mulus.

"Kau membuatku takut setengah mati, Sayang." Aku memasangkan jasku ke tubuhnya. Kupeluk erat tubuh mungil itu, sesekali mengecek kondisi tubuhnya. Takut-takut jika ada yang terluka.

"Aku ingin pulang, El.. hikss.."

"Iya, Sayang. Kita pulang, oke?" Kugendong tubuh gadisku, lalu berjalan keluar.

Namun sebelum keluar dari kamar mandi, kutendang sekali lagi pria kurang ajar itu dibagian sensitifnya. Biarlah 'pusakanya' tersebut tidak usah berfungsi lagi.

Saat di tengah jalan, aku kembali berpapasan dengan Addie. Ekpresinya terlihat kaget dan panik, untung saja Sisi sedang memeluk leherku hingga tidak menyadari keberadaan dari wanita yang dianggapnya sebagai sahabat itu.

Kulirik tajam wanita tersebut, aku bersumpah tidak akan melepaskannya.

Sesampainya di dalam mobil, aku tidak melepaskan Sisi. Kubiarkan dia duduk di pangkuanku. Masih kurasakan gadisku ini yang sesegukan, aku terus mengusap punggungnya untuk coba menenangkannya.

"Selidiki pria yang berada di kamar mandi wanita, Lucas!"

"Baik, Tuan."

Mobil sudah setengah jalan, tapi Sisi masih sesegukan. Badannya bahkan terasa sedikit bergetar.

"Tenanglah, Sayangku. Kita sekarang sedang menuju kerumah," bisikku kepadanya.

Perlahan-lahan sesegukannya berhenti, kupandang wajah cantik itu yang tengah memejamkan mata. Sepertinya ia tertidur akibat kelelahan menangis. Aku mencium keningnya cukup lama, rasanya menyakitkan. Seolah rasa sakitnya itu terbagi denganku.

Walaupun aku sudah tahu siapa dalangnya, tapi tanpa bukti maka Sisi tidak akan percaya kepadaku.

Setibanya dirumah, kulihat gadisku masih tertidur lelap. Pelan-pelan aku mengangkat tubuhnya, lalu melangkah keluar dari mobil.

"Biarkan aku saja, Tuan."

Lucas menawarkan diri untuk menggendong Sisi, sontak saja aku melayang tatapan tajamku kearahnya, hingga membuatnya tertunduk. Mana mungkin aku membiarkan Sisi-ku disentuh oleh pria lain.

Mia datang memberi hormat, matanya tak lepas dari Sisi yang berada di gendonganku. "Nyonya baik-baik saja, Tuan?"

"Entahlah, aku rasa tidak." Aku melewatinya, lalu berjalan menuju lift. Mia yang peka akan kesulitanku, segera mengikutiku sebelum pintu lift tertutup.

"Tuan, apa yang terjadi terhadap Nyonya?"

Aku bergeming sejenak, "Jangan membahasnya lagi, Mia. Itu akan menyakiti Sisi dan menumbuhkan trauma baginya."

"Baik, Tuan."

Ting!

Pintu lift terbuka. Aku keluar lebih dulu dan diikuti oleh Mia. Wanita paruh baya tersebut membantuku membuka pintu kamar.

Kurebahkan gadis mungilku itu diatas kasur secara perlahan. Mia dengan cepat melepaskan alas kaki milik Sisi, wajahnya nampak terkejut saat melihat lengan baju Sisi yang sudah robek.

"Keluarlah!" titahku, ia mengangguk singkat kemudian pergi keluar dari kamarku.

Sekarang menyisakan aku dan istriku. Kenapa kubilang istriku? Karena aku sudah menikahinya, walaupun secara paksa. Aku bahkan sampai mengancam pendeta yang menolak menikahkan kami, mengingat kejadian itu membuatku jadi tersenyum.

Aku ikut membaringkan tubuhku disampingnya, kuperhatikan setiap inci wajahnya, sungguh ciptaan Tuhan yang luar biasa. Entah kebetulan atau tidak, kita memang sudah ditakdirkan bersama Cecillia.

Mengenang pertemuan pertama kami, aku jadi senyum-senyum sendiri. Kalian percaya pada cinta pandangan pertama? Nah, itu yang kurasakan saat pertama kali melihatnya. Gadis polos dan lucu berhasil menarik perhatianku.

Banyak hal sudah terjadi sejak aku bersamamu. Aku yang tidak sabaran, sekarang berubah menjadi pria yang selalu mengalah setiap kali kita berdebat.

"Ugh!" Aku mengerang saat tangannya tak sengaja memukul wajahku.

Sisi jika sudah tertidur pulas seperti ini, entah itu gempa atau kebakaran, aku rasa dia tidak akan terbangun. Aku pernah mengujinya, memberikan kissmark dibagian dada hingga perutnya namun ia tidak kunjung bangun, hanya menggeliat.

Entah polos atau bodoh, Sisi malah mengira bahwa bercak merah di tubuhnya disebabkan oleh gigitan serangga. Pasti serangganya cukup besar sampai membuat kissmark sebanyak itu.

Aku menelan ludah kasar, bagian dada Sisi terlihat. Jiwa kejantanku dalam mode on. Tanganku terulur untuk memegangnya, lembut dan kenyal.

Tidak, El. Kau tidak boleh melakukannya lagi tanpa seizin Sisi. Tapi kan dia sudah menjadi istriku, bukankah sah-sah saja?

Ah, sial. Pikiranku sudah travelling jauh. Aku tidak bisa berlama-lama di dekatnya. Bisa-bisa aku lepas kendali.

Cup!

Kucium sekilas bibirnya, "Kau memang paling pintar dalam menggodaku, Sayang."

Segera aku turun dari kasur, kemudian masuk kedalam kamar mandi. Aku mengguyur tubuhku dengan air hangat sambil membayangkan wajah istriku.

Oh, shit! Aku sungguh menginginkanmu, Cecillia.

1
Ika Yeni
baguss kak ceritaa nyaa ,, semangat up yaa 😍
Yushi_Fitria: Terima kacih😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!