Akibat ditikung saudara kembarnya, Darren memilih keluar dari rumah mewah orang tuanya, melepas semua fasilitas termasuk nama keluarganya.
Suatu hari salah seorang pelanggan bengkelnya datang, bermaksud menjodohkan Darren dengan salah satu putrinya, dan tanpa pikir panjang, Darren menerimanya.
Sayangnya Darren harus menelan kecewa karena sang istri kabur meninggalkannya.
Bagaimana nasib pernikahan Darren selanjutnya?
Apakah dia akan membatalkan pernikahannya dan mencari pengantin penganti?
Temukan jawabannya hanya di sini
"Dikira Montir Ternyata Sultan" di karya Moms TZ, bukan yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Dilamar
Mami Mia terisak, mencoba menjelaskan dengan suaranya yang bergetar, "Nancy... Nancy datang kemari menemui Darrel."
Papi Baim mengerutkan kening. "Nancy? Lalu?" tanyanya, kemudian mengambil tempat duduk di sisi sang istri.
Mami Mia menegakkan tubuhnya, ia mengusap airmata di pipinya. "Mami bertemu dengannya di depan lift..." Ia lantas menceritakan perbincangannya dengan Nancy.
Ucapan Mami Mia membuat Papi Baim dan Darrel tercengang. Keduanya saling beradu pandangan dengan ekspresi berbeda.
"Mami melakukannya karena tidak ingin Abang salah memilih, Pi. Mami hanya ingin yang terbaik untuk Abang," ucap Mami Mia seraya mengusap airmatanya yang kembali mengalir.
Papi Baim menghela napas panjang lalu menatap istrinya dengan intens. "Sayang, aku mengerti kekhawatiranmu. Tapi, memberikan ancaman seperti itu kepada mereka, bukanlah cara yang tepat. Darrel sudah dewasa, dia berhak menentukan pilihannya sendiri."
"Lagipula, bukankah gadis itu adalah pilihan Mami?" lanjutnya kemudian.
Lalu Papi Baim menoleh ke arah Darrel. "Apa Abang mencintai Nancy?"
Darrel menggeleng. "Abang tidak tahu, Pi," jawab Darrel singkat lalu memalingkan wajahnya.
"Maaf, mami yang salah di sini. Mami terlalu menuruti emosi, ketika teman-teman arisan mami selalu bertanya, 'kapan punya mantu?' Akhirnya mami menerima tawaran Jeng Rachel untuk menjodohkan abang dengan putrinya." Mami Mia terdiam sejenak sembari menarik napas panjang.
"Tapi siapa sangka jika gadis itu justru telah melukai hati putra mami yang lain." Mami Mia semakin tergugu.
Bayangan Darren-putranya yang selalu tampak ceria dan tidak pernah menuntut, membuatnya semakin didera rasa bersalah.
Papi Baim meraih bahu sang istri lalu membawa ke dalam pelukannya. "Sudah ya, Mi. Jangan terus dipikirkan dan merasa bersalah. Papi yakin di manapun Ren berada, dia akan selalu bersama orang-orang yang baik."
Papi Baim melepas pelukannya, lalu merangkum wajah Mami Mia dan mengusap pipinya yang basah oleh airmata.
Darrel yang melihat keuwuan orangtuanya segera menyingkir dan kembali ke kursi kerjanya, tidak ingin mengganggu mereka.
*
*
*
Setelah kasus Roni selesai, Darren kembali membuka bengkelnya seperti biasa seolah tidak pernah terjadi masalah. Namun, dia terkesan lebih berhati-hati dan memutuskan memasang kamera tersembunyi di bengkelnya. Dia tidak ingin kasus seperti Roni kemarin terulang lagi.
Kini, Darren lebih bersemangat dan giat dalam bekerja. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas layanan untuk memanjakan pelanggannya. Darren tidak pernah mematok harga tinggi atau mengganti suku cadang yang sebenarnya masih layak pakai. Ia selalu memberikan solusi terbaik dengan harga yang transparan, membuat pelanggan merasa nyaman dan percaya.
Banyak pelanggan yang puas dengan pekerjaannya, terutama anak-anak muda yang datang atas rekomendasi Ari, Dipa, dan Wildan. Mereka merasa nyaman dengan pelayanan Darren yang ramah dan profesional.
Seiring berjalannya waktu, hari demi hari reputasi bengkel Darren kian meningkat dan semakin ramai. Sehingga menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari layanan montir berkualitas. Dia dikenal sebagai montir jujur, handal, dan terpercaya.
"Mas Darren, kayaknya harus merekrut karyawan nih, buat bantu di sini," usul Dipa.
"Memang penginnya begitu sih, Mas. Tapi saya butuh orang yang serius ingin kerja dan belajar," jawab Darren.
"Wah, cocok nih, Mas! Kebetulan saya ada tetangga baru lulus SMK, dia bingung cari kerja. Boleh nggak, saya ajak dia sini?" tanya Dipa harap-harap.
"Ya sudah, besok bawa saja dia ke sini," jawab Darren.
"Terima kasih, Mas. Saya berani jamin, dia anaknya jujur dan nggak neko-neko. Makanya, saya berani rekomendasikan dia ke Mas Darren," kata Dipa yakin.
Darren tersenyum mendengar ucapan Dipa. Kedekatan mereka tumbuh seiring waktu, saling memahami karakter masing-masing karena Dipa sering menghabiskan waktu di bengkel Darren, bahkan membawa pekerjaannya. Kehadiran Dipa membuat Darren tak lagi merasa kesepian.
Keesokan harinya, Dipa benar-benar membawa pemuda yang dia maksud, lalu memperkenalkannya pada Darren. Dan Darren pun menyambutnya dengan ramah.
"Mas Darren, kenalkan... ini tetangga saya, Bayu namanya," ucap Dipa sambil menepuk pundak pemuda di sebelahnya.
"Bayu, ini Mas Darren, pemilik bengkel ini."
Darren mengulurkan tangannya sambil tersenyum lebar. "Saya, Darren."
Bayu menjabat tangan Darren dengan erat. "Senang bertemu dengan Mas Darren. Terima kasih sudah mau menerima saya bekerja di sini."
"Nah, kalian sudah kenalan, saya tinggal dulu ya, Mas Darren. Saya ada kerjaan, tolong bimbing Bayu dengan baik," kata Dipa lalu berbalik dan melangkah pergi.
Darren mengangguk menoleh ke arah Bayu. "Jadi, kamu baru lulus SMK? Jurusan apa?" tanyanya sambil mempersilakan Bayu duduk di kursi dekat meja kerjanya.
Bayu duduk dengan sedikit canggung. "Otomotif, Mas," jawabnya sopan.
"Bagus, berarti sudah punya dasar. Sementara ini kamu bantu pekerjaan yang ringan dulu sambil belajar. Apa kamu siap untuk belajar hal baru?" Darren menatap Bayu seolah memberi semangat.
Bayu mengangguk mantap. "Siap, Mas! Saya memang ingin sekali menambah pengalaman dan belajar lebih banyak tentang motor."
Darren tersenyum lalu menunjukkan beberapa peralatan dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar pada Bayu. Dengan telaten dan sabar dia mengajari pemuda itu hingga paham dan terampil.
*
Beberapa bulan telah berlalu. Bengkel Darren meskipun kecil tetapi berkembang dengan pesat. Sehari-hari sangat ramai tidak pernah sepi. Sore itu, ketika Darren selesai memperbaiki motor pelanggan, tiba-tiba Pak Haris datang dengan senyum lebar.
"Assalamualaikum, Mas Darren," sapanya dengan ramah seraya menepuk bahu Darren.
"Waalaikumsalam, Pak Haris. Mari, silakan." Darren kemudian menyalami Pak Haris dengan mencium tangannya takzim, lalu memberikan bangku untuknya duduk. Hal itulah yang membuat pria paruh baya itu terkesan pada kepribadian Darren yang santun dan juga pekerja keras.
Seakan sudah paham, Darren pun segera menghampiri motor Pak Haris untuk diservis. Tangan Darren begitu terampil dan cekatan tak luput dari pengamatan netra tua Pak Haris. Lalu dia duduk berjongkok di samping Darren dan membahas tentang motor, sampai akhirnya perbincangan Pak Haris mengarah ke hal pribadi.
"Mas Darren, berapa usianya?Apa sudah punya tambatan hati atau kekasih barangkali?" tanyanya dengan berbisik.
Darren justru tersenyum menanggapinya. "Dua puluh delapan, Pak. Tapi saya jomblo sejati, cewek mana yang mau sama saya yang cuma seorang montir amatiran, Pak."
"Jangan merendah begitu, Mas. Kalau saya melihat, Mas Darren ini orangnya sangat baik, sopan dan ramah, juga pekerja keras. Bukan tidak mungkin jika suatu hari nanti bisa sukses memiliki bengkel yang besar bahkan show room motor atau mobil." Pak Haris berkata dengan antusias.
"Aamiin doanya, Pak." Sekali lagi Darren tersenyum.
"Nah, kebetulan bapak punya anak gadis. Maukah Mas Darren menjadi menantu saya?" ucap Pak Haris.
Darren tertegun mendengar ucapan Pak Haris, dia bahkan langsung menghentikan pekerjaannya.
Melihat reaksi Darren Pak Haris cepat-cepat meralat ucapannya. "Maksud saya, kalian kenalan dulu saja, kalau cocok baru ke jenjang lebih lanjut. Saya serius, Mas."
Darren terdiam, dia tidak pernah berpikir tentang perjodohan. Setelah kejadian ditolak Nancy beberapa bulan lalu, belum pernah terbesit dalam pikirannya untuk mencari pengganti, hatinya masih terasa beku.
.
.
.
Bagaimana... kira-kira Darren akan menerima atau nggak ya?
Silakan komen.
Dan tolong yang masih menumpuk bab, segera merapat ya gaes...
Terima kasih 🤗🫶
itu menurutku doang lho yaaa, ...🏃♀️🏃♀️🏃♀️