Dikira MONTIR Ternyata SULTAN
"Sorry, Ren. Aku nggak bisa menerima cintamu," tolak Nancy tanpa basa-basi. Suaranya begitu dingin dan tatapan matanya sangat tajam, seakan menghujam hati Darren.
"Lalu selama ini... apa artinya?" Suara Darren bergetar menahan sakit. "Katakan padaku, Nan, apa alasannya?"
Darren baru saja mengungkapkan perasaan cintanya pada gadis yang dicintainya. Namun, penolakan yang diterimanya sungguh meremukkan hatinya menjadi serpihan tak berarti.
"Aku mencintai Darrel sejak lama," desis Nancy, tanpa sedikit pun rasa iba. "Selama ini, kamu hanya alat bagiku... agar aku bisa mendekatinya."
"Kenapa, Nan? Mengapa kamu tega melakukan ini padaku?" Darren terhuyung, seolah baru saja menerima pukulan telak.
"Kenapa?" Nancy mencibir, matanya menyiratkan penghinaan. "Lihat dirimu! Kamu hanya lah seorang montir, Ren! Sangat jauh di bawah level Darrel, sang pewaris perusahaan!"
"Dan seolah semesta merestui, malam ini aku dengan Darrel akan bertunangan, karena para orangtua telah sepakat untuk menjodohkan kami!"
Nancy menunjuk dada Darren, lalu pergi begitu saja tanpa peduli pada perasaannya.
Sakit... Lebih dari sekedar luka, meski tak berdarah tetapi sakitnya sungguh luar biasa. Darren merasa harga dirinya diinjak-injak. Bersaing dengan Dariel, kembarannya yang sempurna, adalah mimpi buruk yang selalu menghantuinya. Dan kini, mimpi itu menjadi kenyataan.
Buket bunga di tangan Darren seakan layu dalam sekejap, seiring hatinya yang hancur berkeping-keping. Dia hanya bisa menatapnya nanar, merasakan kepedihan yang begitu perih dan mendalam.
Drrrttt...drrttt...
Darren tersentak kecil lalu mengusap butiran bening yang menetes di pipinya. Sejenak dia berusaha menetralkan napasnya, kemudian melihat panggilan yang tertera layar ponselnya lalu mengangkatnya.
"Iya, Mi?"
"Abang... Abang di mana? Cepat datang ke mari, ya. Acara pertunangan Bang Rel, akan segera dimulai."
"Mami sudah kirimkan lokasinya lewat pesan. Cepat ya, Bang. Jangan sampai Abang ketinggalan momen bahagia mereka. Oke."
"Hmmm..." Lalu panggilan terputus, menyisakan Darren yang masih termangu di tempatnya berdiri.
Darren tidak langsung pergi, dia mendudukkan dirinya di bangku taman dengan kedua siku bertumpu pada pahanya. Kepalanya tertunduk dalam. Berulang kali dia menarik napas panjang, mencoba melepaskan rasa sesak yang seakan menghimpit dadanya.
"Kenapa harus kamu, Rel. Sampai kapan aku harus berdiri di balik bayang-bayangmu?" Darren meraup mukanya kasar. Tak sanggup rasanya jika harus bertemu dengan keluarganya dalam keadaan menyedihkan seperti ini.
*
Di sebuah hotel mewah Al Gha Group.
Lampu-lampu temaram menghiasi rooftop hotel mewah tersebut, menciptakan suasana romantis dan elegan. Pemandangan kota yang gemerlap menjadi latar belakang pesta pertunangan Darrel dan Nancy. Tamu-tamu berbusana elegan memenuhi area rooftop, bersenda gurau sambil menikmati minuman dan hidangan lezat.
Di tengah kemeriahan, Mami Mia, wanita anggun dengan senyum yang dipaksakan, berdiri gelisah di dekat pagar pembatas. Matanya sesekali melirik ke arah lift.
Seorang pelayan menghampirinya dengan nampan berisi minuman di tangan. Mami Mia mengambil segelas, tetapi tidak segera meminumnya. Kegelisahannya semakin kentara.
"Ada apa, Mi?" tanya Papi Baim yang sejak tadi memperhatikan tingkah istrinya
"Ke mana sebenarnya Bang Ren sih, Pi? Acara sepenting ini malah belum datang? Padahal sudah dikasih tahu jauh-jauh hari. Apa dia tidak bahagia saudaranya akan bertunangan?" tanya Mami Mia dengan raut wajah cemas.
"Sabarlah, Mi. Nanti Abang pasti juga datang, mungkin dia masih ada urusan yang lebih penting." Papi Baim mencoba menghibur.
"Memangnya tidak bisa ditunda, apa?"
Papi Baim mengangkat bahunya lalu merangkul pundak sang istri dan mengusapnya dengan lembut, berusaha memberi pengertian.
"Mami tahu kan, Bang Ren itu gila kerja? Atau mungkin terjebak macet di jalan. Jadi, Mami tenang saja ya, oke."
Mami Mia tampak menghela napas dalam dan panjang. Ia mencoba untuk tetap tenang dan tersenyum. Namun, di balik senyumnya, tersimpan kekhawatiran mendalam. Putra kedua mereka belum juga menampakkan diri. Padahal, malam ini adalah malam yang membahagiakan bagi Darrel, saudara kembarnya.
"Para hadirin yang terhormat, mari kita mulai acara ini dengan penuh sukacita dan harapan baik untuk pasangan yang berbahagia!" Dengan suaranya yang lantang, pembawa acara membuka acara tersebut.
"Dan sekarang, saatnya kita saksikan momen yang paling ditunggu-tunggu, yaitu penyematan cincin pertunangan!"
Darrel dan Nancy telah berdiri di depan meja kecil yang dihias bunga-bunga. Darrel lantas mengambil kotak cincin dari atas meja. Dengan gerakan lembut, ia membuka kotak tersebut, memperlihatkan dua cincin berlian yang berkilauan.
Darrel meraih tangan Nancy dan memasangkan cincin ke jari manisnya. Nancy tersenyum bahagia, lalu membalas memasangkan cincin ke jari Darrel.
Tamu-tamu bertepuk tangan meriah. Kilatan lampu kamera mengabadikan momen tersebut.
Setelah bertukar cincin, Darrel dan Nancy berdansa dengan diiringi musik yang mengalun lembut. Nancy tampak anggun dalam balutan gaun putih yang berkibar lembut tertiup angin malam, sementara Dariel gagah dengan setelan jasnya. Mereka terlihat serasi dan sangat bahagia di bawah gemerlapnya bintang-bintang yang menghiasi langit Jakarta menambah kesan romantis dan spesial pada malam ini.
Di antara kerumunan tamu, sosok Darren terlihat berdiri mematung di dekat pintu masuk rooftop. Tersembunyi dalam remang cahaya tanpa seorang pun yang menyadari kehadirannya.
Matanya terpaku pada Nancy yang baru saja bertukar cincin. Gadis yang beberapa waktu lalu menolaknya, kini telah bertunangan dengan Darrel saudara kembarnya. Kenyataan menyakitkan yang tersaji di depan mata, seakan menghantamnya lebih keras dari yang dia bayangkan.
Darren mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rasa sakit dan pengkhianatan bercampur aduk menjadi satu. Dia pun tidak sanggup lebih lama lagi berada di tempat itu, kemudian berbalik dan pergi dengan membawa luka yang mendalam di hatinya
Dia berjalan menyusuri trotoar jalanan. Setiap langkah yang diambilnya terasa berat, seperti memikul beban dipundaknya. Lampu-lampu kota yang berpendar di sisi jalan yang laluinya seolah mengejek kesedihannya. Darren membiarkan dirinya tenggelam dalam pikiran dan perasaan yang campur aduk.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti menghadang langkah Darren. Kemudian keluarlah seorang pria muda. Dia mendekati Darren dan menariknya dengan paksa masuk ke dalam mobil tersebut.
.
.
.
Sekilas info, BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA DENGAN CERITA INI, SAYA MOHON JANGAN MEMBACA, DAN JANGAN MENINGGALKAN JEJAK APAPUN ⚠️ SILAKAN PERGI DENGAN SENYAP.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
berarti si kembar ini apanya ahsana
2025-10-09
1
〈⎳ FT. Zira
untungnya aku gak jadi pake nama ini
2025-10-09
1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia
yuhuuuuuu
ayem kamingggg
kok gak ada notip seh sak Iki
biasanya NK Ono karya baru mesti Ono notip.
2025-10-09
1