Apa jadinya jika seorang Ustadzah harus menikah dengan seorang mafia yang terkenal kejam dan juga selalu bermain perempuan.
Apakah keduanya akan menerima pernikahan tersebut atau malah menolaknya ?
Antara Cinta dan ego
Antara dunia dan akhirat
Antara Hati dan Akal
dan
Antara Fara dan Althezza
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R²_Chair, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ustadzah 17
Malam menjelang,Fara baru saja tiba di rumah.Ia turun dari mobil Fadlan.
"Bang mau masuk dulu?"
"Gak usah Ka,abang langsung balik ya.Mami udah nanya in terus,kaka gak apa-apa aku tinggal?"
Pasalnya Fadlan tau jika Althez masih di luar negeri,walaupun di rumah banyak pelayan namun tetap saja Fadlan merasa khawatir.
"Gak apa-apa ko bang.Makasih ya bang,maaf aku selalu.merepotkan abang"
Walaupun Fadlan adalah sepupunya dan merasa tak keberatan untuk menemaninya namun tetap saja ia merasa tak enak.
"Kamu ngomong apa sih,berapa kali abang bilang.Selama abang bisa,abang pasti akan siap menemani kaka kalau ada acara di luar kota"
Fara mengangguk sedangkan Fadlan sudah mulai menghidupkan mobilnya."Salam sama tante ya bang"
"Sip!nanti abang sampaikan.Masuk gih,jangan lupa pintunya di kunci Ka."
"Iya"
"Kalau ada apa-apa segera hubungi abang."
"Iya,abang juga hati-hati di jalan ya"
Fadlan hanya mengangguk kemudian mulai memutar stir dan meninggalkan halaman rumah Fara.
Tanpa mereka tau,seseorang sedang mengamati keduanya dari sebuah layar macbook.
Bahkan obrolan keduanya bisa terdengar dengan jelas.Ada rasa tak biasa yang menghinggapi relung hati Altheza,namun ia segera menepisnya.Ia segera keluar ruangannya saat melihat Fara bersiap masuk kedalam rumah.
Pintu terbuka,Fara mengucapkan salam walaupun ia tau suasana rumahnya pasti sepi.Langkahnya mulai perlahan masuk menuju area tengah rumah.
Seperti biasa,walaupun banyak pelayan namun tetap saja suasana rumahnya seperti tak berpenghuni namun semenjak kehadiran Fara,rumah tersebut sedikit hangat karena Fara selalu mencoba memecahkan benteng tinggi antar pemilik dan pekerja rumah itu.
Langkah Fara terhenti saat melihat seseorang sedang duduk di depan TV yang nampak mati.Kepulan rokok terlihat melambung tinggi.
Jantung Fara semakin berdebar kala langkahnya semakin mengikis jarak antara dirinya dan Althez.
Fara begitu bahagia karena sang suami sudah pulang,Fara tak memperdulikan rasa kecewanya karena sang suami tidak pernah menghubunginya yang terpenting saat ini sang suami sudah pulang dalam keadaan sehat.
"Mas.." Panggil Fara kemudian bergegas mendekati Althez.Ia meraih tangan Althez dan menciumnya takzim.
"Mas kapan pulang?Maaf Fara baru pulang dan tidak sempat menyambut mas.Maaf juga karena Fara tidak menyiapkan kebutuhan mas."
Fara merasa bersalah karena saat suami nya pulang ia tidak bisa melayani sang suami dengan baik.
"Tidak masalah!" Jawab Althez dengab nada datar dan dingin "Lagian saya tidak tau jika kamu pergi".
Althez menyindir Fara dan entah sadar atau tidak Althez merasa tidak suka Fara pergi tanpa memberitahukannya.
"Maaf mas tapi kemarin saat Fara minta izin mas tidak membalasnya dan hanya membacanya saja."
Deg
Althez terkejut,namun ia kembali menetralkan aura wajahnya.Apakah benar istrinya meminta izin padanya?.Ah sial sejak kemari ia tidak mengecek pesan-pesan yang masuk ke hp nya.
Althez diam,ia tak menimpali ucapan Fara.Namun Fara tak mempermasalahkannya karean sudah terbiasa dengan sikap dingin sang suami.
"Mas sudah makan belum? Jika belum,Fara akan menyiapkan dulu makanan untuk mas"
"Belum"
Althez sampai di rumahnya sebelum magrib,tapi entah kenapa ia malah ingin menunggu sang istri untuk melayaninya makan.Althez mencoba terus menepisnya.
"Ya Allah mas maaf ya,gara-gara Fara mas jadi telat makan."
Fara merasa bersalah dan merasa gagal jadi seorang istri."Maafkan Fara karen belum bisa jadi istri yang baik untuk mas"
Ada rasa tak enak dan terharu saat mendengar sang istri yang merasa bersalah hanya karena perkara dirinya telat makan padahal dirinya sendiri lah yang menunda makan hanya demi dilayani sang istri.
Fara langsung menyimpan tasnya begitu saja di kursi dekat Altheza.Ia kemudian buru-buru ke dapur untuk menyiapkan makan.Fara menghangatkan beberapa makanan untuk Althez.
Sedangkan Althez langsung mengeluarkan hp nya.Ia mengecek aplikasi pesan,tangannya terus mengscroll nya kebawah dan ternyata benar ada pesan masuk dari sang istri dan sudah ia baca namun Althez sama sekali tak ingat.
Baru setelah beberapa menit Althez ingat,saat dirinya duduk di ruangannya,tiba-tiba hpnnya bergetar.Saat ia akan membaca pesan tersebut,tiba-tiba anak buahnya memanggilnya memberitahukan jika tawanannya kabur,tanpa fikir panjang Altheza memasukan hp dan bergegas menuju markas.
Altheza menghela nafasnya.Tenyata Fara tidak bersalah,fara sudah meminta izin,namun dirinya tak membalas bahkan dirinya sama sekali tidak membalasnya.
...🌸🌸🌸...
