NovelToon NovelToon
Aku Seorang Ibu Antagonis

Aku Seorang Ibu Antagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Keluarga / Romansa / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Barat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rere Lumiere

Vivienne terbangun, dan melihat tempat itu berbeda dari rumahnya. Dia mengingat bahwa merayakan festival tahun baru untuk pertama kalinya. Di tengah keramaian yang penuh sesak itu, dia mengalami serangan panik dan penyakit nya asma yang mungkin membuat nya meninggal.

Vivienne melihat sekeliling, "Dimana aku?"

"Tentu saja di kamar anda, ya mulia," ucap seseorang membuyarkan lamunannya.

"Ya mulia? siapa aku?"

"Anda Ya mulia permaisuri Vivienne Greyhaven."

Vivienne seketika teringat sebuah novel yang berjudul I'm a villain mom. Dimana tokoh sang ibu mati dengan mengenaskan di tangan ketiga pangeran, anak-anak nya. Lalu bagimana nasib Vivienne sekarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere Lumiere, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[17] Penolakan

"Hem… pria dingin ini hanya bisa menggeretakku saja, dan menyudutkan putra ku, tapi tidak melihat orang lain yang bersenang-senang di atas penderitaan putranya, kalau tidak punya hati, ya sudah. Malah merepotkan saja," sinis Vivienne berbicara dalam hati, sembari melihat Magnus dari atas ke bawah.

"Ya aku memang tidak perduli reputasi ku! semua orang disini juga tau aku kasar, sombong, tidak kompeten dan bukan ibu yang baik. Jadi, apa peduli ku sekarang tentang reputasi!" ungkapnya penuh dengan kemarahan.

"Tapi disini aku ingin meminta keadilan, sebagai orang yang berada di bawah kekuasaan mu, aku berhak meminta nya," jelas Vivienne dengan lantang sembari mengarahkan jari telunjuk kearah lantai dengan kasar.

"Kamu! apa yang kamu inginkan?!" geram Magnus murka.

"Sudah jelas putra ku telah melakukan penyerbuan, meskipun dia putra mahkota tapi umurnya masih belia, dia seharusnya masih sibuk bermain dan belajar tapi harus mengunuskan pedang di perbatasan, harus ada sedikit apresiasi," ujar Vivienne menatap kearah putra nya seolah membanggakan anaknya itu.

"Tapi, dia putra mahkota, dia harus menenangkan hati rakyat, sebab dia adalah penerus ku, dan akan menjadi kaisar berikutnya." jawab Magnus kini terlihat lebih tenang.

"Ya, sudah ku katakan tadi, tapi Ya Mulia harusnya memberikan sedikit saja apresiasi padanya," ucap Vivienne menangkup kan kedua jari dan menyipitkan matanya, seolah mengatakan 'Mengucapkan selamat telah kembali saja sudah cukup'

"Aku tidak ingin terus berdebat dengan mu," ketus Magnus sembari memalingkan wajah nya.

Mendengar itu Vivienne langsung naik pitam, wajah memerah padam seolah kala itu juga dia akan mengamuk di ruangan itu, karena ulah pria dingin di hadapan nya.

"Baiklah akan aku tunjukkan pada kau, agar kalau sadar," gumam Vivienne dalam hati.

"Ya Mulia lihat pria ini,"

Vivienne terlihat menujuk seorang pria sekitar empat puluhan memakai jubah beludru panjang dengan hiasan bulu, jari-jari tersemat cincin bertumpuk dan jam yang menyilaukan mata Vivienne. Vivienne kemudian mendekati nya.

"Lihat Ya Mulia, apakah itu jam emas yang sangat mahal itu," tunjuk Vivienne pada jam tangan pria itu.

"…Dan satu, dua, tiga, empat, lima, ya ampun cincin ada lima, seperti itu permata, permata kan sangat mahal, Ya Mulia. Anda lihat dia mungkin mengelapkan dana," lanjut Vivienne menghitung semua cincin yang bertumpuk di jari pria itu.

Vivienne kemudian berpindah seorang perempuan yang mengenakan gaun sutra dengan sulaman dari perak yang rumit serta manik yang terlihat sangat premium seperti di custom pada butik ternama.

"Ya ampun, kalung nya sangat besar pasti mahal ya nona, astaga ini juga kipas mu pasti dari bulu premium dan permata kan. Nona, Anda dapat uang dari mana?" tanya Vivienne memancing emosi Magnus dan sesekali melirik pria itu.

Vivienne menujuk semua bangsawan yang hadir disana yang memakai pakaian berlebihan hingga telinga Magnus saat ini berdenging mendengar semua keluhan permaisuri nya.

"Baiklah permaisuri, hentikan," ucap Magnus amat murka.

Edmund terlihat menghampiri Vivienne kemudian menarik tangannya agar putrinya berhenti mengkritik para bangsawan yang hadir.

"Sudah cukup, putri ku. Nanti kamu terkena masalah," nasihat Edmund.

"Aku tidak perduli papa, kaisar ini harus mengerti," tolak Vivienne mencoba melepaskan tangan Edmund dengan perlahan.

"Baiklah karena permaisuri terus membuat membuat perdebatan, aku akan mengapresiasi kinerja putra mahkota, namun kemampuan mu belum benar-benar ku akui," jawab Magnus.

Jawaban Magnus menurut Vivienne tidak memuaskan justru terasa lebih menyinggung, ketika Vivienne mulai ingin berbicara lagi. Edmund sudah menahan karena percuma saja untuk saat ini karena sejak awal Magnus sudah membuat keputusan.

"Jangan membuat ku tambah repot…" bisik Orion dengan bengis.

Orion kemudian maju kedepan dan membungkuk di hadapan Magnus, "Terima kasih atas, kerendahan hati Ya Mulia,"

Vivienne yang mendengar suara rendah Orion tadi langsung terdiam dan seolah waktu berhenti berputar, dia tidak bisa menyelamatkan putra nya.

"Baik sampai sini dulu pertemuan kita, silahkan bubar," titah Magnus pada semua orang yang hadir.

Setelah semua orang yang hadir mulai meninggalkan tempat itu, beberapa bangsawan yang tadi turut dia singgung terlihat menatap sinis kearah Vivienne.

"Dasar pria dingin, tidak punya hati, orang korupsi di biarkan," kutuk Vivienne dalam hati ketika Magnus meninggalkan singasana dan menghilang di balik trai yang ada belakang singasana itu.

"Vivi, tenang kan diri mu putriku, kamu memang tidak perlu memperdulikan reputasi mu, jika ada yang menyudutkan mu papa akan memusnahkan mereka, tapi kalau kamu di kucilkan ketika tidak ada papa bagaimana?" ucap Edmund memegang bahu putrinya.

"Aku tidak perduli papa, aku akan balas mereka jika mereka merendahkan ku,"

"Lain kali, tidak perlu membela ku karena itu akan merepotkan ku saja," ketus Orion memotong pembicaraan ayah dan anak itu.

"Orion, Ma…"

Belum sempat Vivienne menjelaskan Orion meninggalkan tempat itu dengan cepat. Vivienne terlihat sangat sedih, dan bingung harus seperti apa meluluhkan hati putranya.

"Putriku, jangan ambil hati perkataan Orion, dia anak yang baik hanya saja jika dia menyukai orang lain, dia takut merasa kecewa," jelas Edmund.

"Iya, papa mulai sekarang aku akan menjadi ibu yang baik," ujar Vivienne bersemangat.

"Benarkah?" tanya Edmund ingin mengetahui dengan pasti.

"Yap, karena tidak ada baiknya mengejar pria itu, aku jadi mengabaikan kehidupan ku yang memang harus ku jalani," ungkap Vivienne, mata menerawang di antara ruangan itu seolah kebebasan akan mendatangi dirinya ketika lepaskan hubungan nya dengan Baron Lucius.

"Baguslah kalau begitu, papa akan pergi dulu," ucap Edmund sekalian berpamitan.

"Yah, papa aku masih merindukan mu, apakah kita tidak bisa minum teh bersama di taman istana?" keluh Vivienne karena baru beberapa saat mereka bertemu, Vivienne ingin berbincang lebih lama dengan Edmund.

"Kita masih punya banyak waktu untuk itu,"

"Baik lah papa," jawab Vivienne terlihat menautkan bibirnya.

Kemudian Edmund mengelus surai putri nya dengan lembut selama beberapa detik, lalu berjalan meninggalkan ruangan itu dan kini tinggalah Vivienne sendirian.

"Ya Mulia, Anda tidak papa," tanya Anna menghampiri Vivienne yang nampak cemberut.

"Aku tidak papa Anna," jawab Vivienne lesu.

"Benarkah mama, tapi kenapa wajah mama terlihat sedih?" tanya Asher memeluk kaki Vivienne untuk melihat lebih jelas wajah mamanya.

"Ya tapi kakak mu… tunggu dulu, Anna bisa kamu tunjukkan kamar Orion dimana?" tanya Vivienne tiba-tiba menemukan ide cemerlang.

"Mama, kenapa mama mau kesana? tempat itu agak… menyeramkan, mama." bisik Asher memeluk tubuh mamanya dengan lebih erat.

"Ada benar juga kata pengeran ke-tiga, Ya Mulia, paviliun itu agak…"

"Paviliun, apakah putra mahkota tidak tinggal di istana nya," sela Vivienne mendengar penuturan Anna.

"Benar Ya Mulia, putra mahkota tidak suka keramaian dan lebih memilih tempat kecil itu untuk tinggal." ungkap Anna menunduk dalam.

"Mau paviliun, kostan, rumah, kastil, kita kesana sekarang," ajak Vivienne bersemangat.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Rere Lumiere: di tunggu ya 🙏
total 1 replies
swanaswana
lanjuttt thorrrrr, cumungud yaww🌷
Rere Lumiere: Makasih
total 1 replies
koko
author kok episode ngulang lagi
Rere Lumiere: oke siap
total 15 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!