NovelToon NovelToon
My Secret Victoria

My Secret Victoria

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Putu Widia Sari

Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.

Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Vicky duduk dengan santai sendirian di taman sekolah, matanya menatap jauh ke depan menikmati suasana, dan pemandangan taman sekolah yang indah dan asri. Tiba tiba langkah kaki ringan terdengar mendekat. Seorang pria muncul dari belakang, membawa sebuah roti dan air mineral ditangan nya.

"Roti dan air mineral," Jelas El memberikannya.

Vicky cukup terkejut, ia menoleh ke arah nya. Tak ingin menunggu lama, ia segera mengambil pemberian El. El kemudian duduk bersebelahan dengan Vicky di taman.

"Punya Lo?,"

"Gue udah kenyang, buat Lo aja." Vicky mengangguk mengerti.

"Jadi, kita udah bisa jadi teman ?, " Ucap El memulai pembicaraan.

"Hemmmm, mungkin ," Sahut Vicky agak ragu. Ia masih terlihat canggung dengan keberadaan El di dekat nya.

"Oke, gue rasa Lo masih ragu. Gue tunggu sampe Lo bener bener yakin," Ucap nya.

"Kenapa Lo pengen banget?,"

"Pengen? Apanya?," Sahut El tak mengerti.

"Jadi teman?,"

Waduh pertanyaan macam apa ini, jelas El tak akan bisa menjawab nya dengan mudah. Ia memalingkan pandangannya, berdiam diri sambil berpikir sejenak. Tetapi gadis itu terus menatap nya dengan tajam, ia sampai tak bisa mengontrol dirinya.

"Kenapa? Kok diem? Ada yang salah sama pertanyaan gue?," Jelas Vicky menunggu jawaban.

"Ituuu,, engga. Engga ada yang salah,"

"Ya, apa salah nya kan kita berteman, lagipula kita sudah cukup saling mengenal,"

Vicky menatap ke arah depan dengan tatapan tajam, " Belum, kita belum cukup saling mengenal. Ada hal yang belum Lo tau, dan gak pernah Lo tau," Ucap Vicky spontan dengan penekanan nada.

Kata kata itu tak jelas terdengar sampai di telinga El, " Gimana? Lo ngomong apa?," Ucap nya memperjelas.

"Engga. Gue tadi bilang ya, kita sudah cukup saling mengenal,"

"Jadi? Gimana?," El mulai serius dengan pergerakan nya.

Vicky menatap nya, melihat pria yang nampak menggebu gebu ingin berteman dengan dirinya. Wajahnya terlihat cukup lucu, dengan tatapan tak sabar. " Gue harus balik ke kelas, bentar lagi jam pelajaran dimulai. " Vicky tiba tiba beranjak bangun, berbicara beberapa kata dan langsung bergegas pergi meninggalkan El disana.

"Ehhh,, tapi," Gumam nya bingung dengan sikap Vicky. Ia tak bisa mencegah kepergian nya, tetapi ia juga belum mendapat jawaban yang pasti.

El tersenyum tipis, menatap ke arah Vicky sejenak, kemudian menggeleng perlahan, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.

**********

Siang itu saat jam pelajaran sudah usai suasana lingkungan sekolah hampir sepi. Vicky berdiri sendirian di depan gerbang sekolah. Wajah nya terlihat cemas, ia terus menerus melihat ke arah jam tangannya.

"Udah hampir beberapa menit , gak ada taksi atau angkutan umum yang lewat,"

"Ini udah terlambat," Gumam nya terlihat sedikit cemas.

Vicky menoleh ke kanan dan kiri , matanya penuh harapan ada kendaraan yang bisa ia tumpangi. Tiba tiba , dari arah kanan datang seorang pria dengan mengendarai motor sport. Vicky tidak memiliki kecurigaan apapun, tetapi pria itu tiba tiba berhenti tepat dihadapannya.

Ini aneh, ia seperti tidak asing dengan motor dan perawakannya. Otak nya mulai menganalisa, dan Ya. Vicky ingat. Pria ini adalah El. Pemilik motor sport dengan gaya modern, elegan dan klasik .

El membuka helm nya, "Ayo naik, gue anter Lo pulang," Jelas nya tanpa ragu .

"Engga usah, gue bisa naik taksi. Mungkin bentar lagi ada yang lewat,"

El tersenyum tipis, " Kenapa?," Tanya Vicky sedikit penasaran.

"Ternyata, selain tenang , dan pintar, keahlian Lo juga keras kepala," Goda El tertawa kecil.

Wajah Vicky mulai memerah dan alis nya berkerut tajam. Matanya menatap tajam ke arah orang yang baru saja menyebutnya keras kepala. Bibir nya mengatup rapat, menunjukkan ketegangan yang sulit disembunyikan. Ia menghela nafas panjang, lalu dengan suara sedikit bergetar berkata, " Engga. Gue gak keras kepala," katanya mengelak.

"OHH ya, kalo yang gue bilang salah. Seharusnya Lo nerima tawaran gue, lo gak liat awan mendung mulai datang,"

Sontak gadis itu melihat ke arah langit langit, ya memang benar. Ada beberapa awan hitam yang menyelimuti diatas. " Jadi gimana?, mau naik atau masih mau nunggu,"

Vicky terdiam, ia berpikir sejenak mempertimbangkan segalanya. " Gue gak ada waktu buat nunggu, kalo gak mau yaudah. So silahkan lanjutkan menunggu nya," Ucap El , kembali mengenakan helm, menyalakan mesin motor nya dan siap untuk berangkat.

"Nih orang, tiba tiba banget ngeselin.Kalo gue disini , yang ada bisa sampe besok." Gumam hati Vicky.

"Eh...tunggu," Cegah Vicky.

El melirik sedikit dari balik helm nya, jebakan nya kali ini berhasil. Ia tersenyum puas, meskipun tidak terlihat jelas. " Apa lagi?,"

"Gue ikut Lo," Terka nya dengan penuh penekanan.

"Lo, tadi katanya mau nunggu taksi. Ntar ngambek taksi nya kalo lo tinggalin," Goda El semakin memojokkan posisi Vicky.

"Biarin, jadi boleh gak nih gue naik,"

"Tentu , aman kok. Ayo naik," Sahut El , seperti biasa ia selalu membentangkan tangan nya dengan lebar. Sebagai tumpuan ,agar Vicky tidak kesulitan untuk menaiki motornya.

"Gimana , udah siap?,"

"Iyaa,"

"Okey," El menancapkan gas motornya, kemudian melaju dengan kecepatan cukup kencang tetapi masih dengan batas aman.

Butuh waktu sekitar 15 menit untuk sampai dirumah Vicky, sepanjang perjalanan El hanya fokus memperhatikan gadis itu lewat spion motor nya. Ia bisa tersenyum sepanjang perjalanan, tanpa berbicara sepatah kata pun.

Dalam deru angin yang kencang, tak terasa akhirnya mereka tiba didepan gerbang rumah Vicky. Ini kedua kalinya El mengantar Vicky pulang. Gadis itu menuruni motor dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Welcome," Ucap El tiba tiba. Vicky menoleh sinis, apa yang sebenarnya terjadi pada pria ini, bisa bisa nya ia mengatakan hal itu.

"Kenapa?," Tanya Vicky aneh.

"Gue tau Lo pasti mau bilang makasih atau engga, thanks. Makanya gue jawab duluan,"

Idih tingkat kepedasan seorang El Ganendra setinggi itu. Engga salah sih, cuma kata katanya sedikit menggelitik isi kepala orang yang mendengar nya.

Ekspresi gadis di hadapannya sangat membingungkan, ia tersenyum tipis mengerti tetapi tertahan oleh rahang nya yang tidak bisa diajak kerja sama. " Ouhh,, ya thanks,"

"Gue masuk dulu, Lo hati hati," Vicky memberikan sedikit himbauan, kemudian bergegas membuka gerbang dan memasuki halaman rumah nya.

"Iyaa, Victoria," Sahut El berbisik perlahan.

Vicky memasuki rumahnya, melangkah ke arah meja makan. Suasana terlihat sepi tanpa suara berisik yang terdengar dari dapur, bahkan belum ada makanan yang siap di meja makan. Ini tidak seperti biasanya.

"Bi, Vicky pulang," Teriak nya, seharusnya cukup terdengar di seluruh rumah.

Tetapi tak ada balasan yang terdengar , masih sama sunyi, sepi dan kosong. Seperti memang benar benar tak ada orang dirumahnya. " Bibi kemana? Tumben banget ga keliatan, apa lagi keluar ?,"

"Tapi biasanya juga bilang, " Duga Vicky.

"Bibi, " Jelas nya , ketika sorot matanya tertuju pada seseorang yang datang dari arah taman belakang.

"Eh, non Vicky udah pulang, maaf ya non bibi dari taman belakang,"

"Iya Bi, pantesan aja dari tadi Vicky panggil. Kirain lagi keluar ,"

"Engga non," Sahut bibi.

Gerak gerik bibi terlihat agak berbeda, ia agak canggung penuh dengan ketegangan. Matanya sering melirik ke arah sekeliling. Wajahnya nampak tegang dan sesekali bibir nya bergetar menahan sesuatu yang ingin diungkapkan. Vicky menangkap perubahan ekspresi yang terjadi pada bibi.

Dari yang ceria , dan tenang seketika berubah gugup, waspada, cemas seolah menyimpan sesuatu . Ia bahkan terus menghindari kontak mata dengan Vicky, sejak awal tadi hanya sekali ia menatap Vicky. " Bi, bibi kenapa? Seperti ada sesuatu yang bibi sembunyikan,"

Kecemasan nya semakin menjadi, bibi menggigit bibir bawah nya dengan perlahan. Meneguk air liur nya , dan menatap ragu pada Vicky. " Bi? Ada apa?. " Tanya Vicky mendekati bibi.

"Bibi mau ngomong sesuatu non," Ucap nya gugup

"Soal apa bi? Ngomong aja,"

Bibi menyapu bersih pandang nya disekitarnya, memastikan disekitarnya tidak ada satu pun orang lain. " Bi? Kenapa? gak ada siapa siapa disini,"

"Jadi non, tadi ada yang nelpon bibi," Ucap nya perlahan.

"Siapa?,"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!