seorang gadis yang sangat menaruh harapan besar terhadap apa yang sedang di jalani,namun setelah dia mendapatkan kenapa dunia ini sangat jahat padanya membuat dia untuk melepaskan apa yang digenggam saat.
apakah setidak pantas itu dia untuk bahagia bersama nya?kenapa sangat tidak adil,jika memang akhirnya akan membuat dia sakit kenapa harus di pertemukan?kenapa harus dia?,apa salah dia sampai dunia tega padanya.
setelah menaruh harapan kenapa malah direbut dengan paksaan?
rindu semakin kuat disaat hujan turun dengan lebat.
kini hanya rindu yang melekat pada dirinya kesunyian yang menghantam nya dan sakit memukulnya.
namun kisah mereka sangat lucu dan so sweet saat-saat mereka bersama, ayo baca kisah nya sebelum mereka dipaksa untuk mengakhiri semuanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iren qirenava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
twenty three
Kini mereka sedang melakukan piket bersama, setelah kegiatan mereka tadi dan mereka harus bertanggung jawab untuk membersihkan kelas nya sebelum mereka pulang.
"tadi ada yang dua yang mewakili kelas nya?"tanya Putri dengan menyapu lantai bersama yang lain tidak semua menyapu tugas nya di bagi dan dia menyapu bersama bintang juga messa
"eh, iya ya" pikir Messa baru menyadari nya
"tau gitu, kita daftarin Nava juga biar duet bareng Dikta tadi" ucap penyesalan Bintang yang baru saja menyadari nya
"pasti bakal makin sweet deh" bayangan Messa jika, tadi Nava dan Dikta berduet bersama untuk lomba
"bener, pasti bakal se lucu itu" balas Putri
"tapi.....kalo emang iya emang Nava nya mau gitu?"tanya Bintang
"pasti gak mau"tebak Messa yang sudah bisa menebak jika Nava akan menolak nya
"Nava agak sedikit pemalu ya"ucap Bintang
"emang"saut Putri
"hayo loh, ngomongin siapa"tebak Karina yang baru saja masuk ke dalam kelas selesai membersihkan halaman depan, bersama Nava dan Adiana namun......Adiana dan Nava belum masuk dan mereka menoleh pada arah sumber suara
"Nava tadi kalo aja dia duet pasti lucu"jawab Bintang setelah melihat siapa yang bertanya itu
"oh iya, plis aku udah berpikir tadi pas di lapang saat liat yang dua mewakili satu kelas" heboh Karina
"iya kan "jawab Putri
"tapi lupa hhe, karna ngeliat si mahen kelas 10 A,3"jawab Karina
"dan udah itu kamu di marahin pacar kamu kan karna ketahuan "tebak Putri
"iya hhe, sumpah panik tadi dia hampir bete sama aku"ucap Karina menyentuh belakang kepala nya yang tidak gatal
"makanya.....kalo udah punya pacar tuh diem aja"sini Bintang
"bener, gausah puji cowok sana sini" Messa sambil membenarkan meja yang tidak sejajar dengan meja yang lain
"kalian juga sama ya, bukan aku aja"balas Karina yang sedikit kesal itu
"tapi, kita mah bisa jaga image ya "balas Putri
"jangan sampe ketahuan pacar" sambung Bintang
"tapi, kalo pacar kita juga kaya gitu gimana" Pikir messa
"iya juga ya"balas Bintang yang juga membayang kan bahwa pacar nya juga selalu begitu, apalagi mereka berbeda sekolah dan Bintang gatau dia di sana gimana
"jaga saling percaya aja sih" usul Putri yang masih menyapu bagian pojok sana
"bener, jangan ovt banget" sambung Karina
"nanti kalo curiga mulu, putus sudah hubungan kalian"lanjut Karina sambil menghapus papan tulis yang dia tulis disana namun dia hapus kembali
"yang penting, dia emang ga selingkuh aja sih"ucap Bintang setelah membayang kan pacar nya itu
"bener banget"ucap Messa
"udah, beresin dulu mau cepet cepet pulang nih" ucap Putri yang sudah tidak sabar untuk menyelesaikan piket mereka
sementara Nava dan Adiana yang diluar bersama Ireni dan Irani sedang mengobrol tentang percintaan Ireni, yang disukai cowok jurusan teknologi namun Ireni memang tidak menyukai nya itu tapi, cowok nya selalu saja mengirim dia pesan.Padahal dia selalu saja membalas dengan singkat dan tidak jarang kalo dia suka hanya membaca saja tanpa ada niat membalas nya.
"risih ga kamu?"tanya Nava pada Ireni yang duduk di hadapan nya itu
"risih dong"balas Ireni
"coba bilang aja, bahwa kamu ga nyaman biar dia juga berhenti mengirim pesan" usul Irani
"kenapa ga blok aja?"sambung Nava
"tadi nya udah ada niat mau di blok, cuman terlalu jahat ga si?"tanya Ireni yang bingung harus gimana karna dia tidak mau melukai orang lain yang mencintai nya
"bilang aja baik baik, biar dia juga nanti tau dan gak terlalu sakit hati baca nya" usul Adiana sambil meminum minuman yang dia beli tadi
"nah, iya coba tuh" usul Irani yang setuju dengan apa yang adiana bilang
"nanti deh, malam aja" ucap Ireni yang akan mencoba untuk bilang nanti malam
"eh, jadi ga kita main?"tanya seseorang yang tiba tiba muncul di belakang ireni dan irani
"jadi dong"balas Adiana
"yaudah Afkar lo sama siapa?"tanya Gio pada Afkar yang sedang bermain gitar di sebelah kursi Adiana, yang hanya berjarak dengan satu meja, Afkar menoleh dan mengangkat bahu nya tanpa tidak tahu
"bebas"ucap Afkar
memang mereka akan berniat untuk pergi main setelah pulang sekolah karna mereka pulang awal dan ingin merayakan hari ini.
Nava sudah meminta izin, walaupun sangat sulit harus meminta izin orang tua nya apalagi Zevan yang mengintrogasi nya terlebih dahulu.
dan akhirnya, setelah banyak drama yang sangat membuat nya capek harus debat terlebih dahulu dengan kakak nya yaitu Zevan kini dia sudah mendapatkan izin dan akan ikut bersama teman teman nya.
......................
mereka mengajak teman yang lain juga namun, tidak pada bisa untuk ikut karna mereka juga ingin bermain dengan teman nya dengan memanfaat kan pulang sekolah lebih awal itu.
"cewek yang bawa motor siapa?"tanya Gio pada mereka yang kini semua nya telah gabung di meja yang di tempati oleh Nava dan yang lain awalnya
"gue sama karina"ucap Adiana
"berdua?"tanya memastikan Azkeano
"iya" jawab Adiana
"siapa aja coba hitung" usul Afkar yang menyimpan gitar di sebelah nya
"gue, Karina, Putri, Messa, Bintang, Nava, Ireni, Irani" ucap Adiana
"berarti, cewek 8 cowok 4 dong?"tanya Azkeano
"iya bener"balas Ireni
"yaudah, bagi aja yang bawa motor kan Adiana sama Karina nah, lo mau bawa siapa Adiana?"tanya Azkeano
"gue siapa aja"ucap Adiana
"gue aja ikut sama lo Adiana"ucap Bintang mengajukan diri
"boleh, ayo"jawab Adiana
"nah, terus si Karina mau sama siapa?"tanya Gio
"sama Putri deh kayanya"tebak Ireni
"mereka mana masih di dalem?"tanya Dikta
"iya, eh tapi tuh mereka"jawab Bintang setelah melihat bahwa Karina dan yang lain sudah keluar yang artinya sudah selesai mengerjakan piket nya
"sini cepet kalian"suruh Bintang melambaikan tangan menyuruh mereka agar cepat
"apaan?"tanta Putri, setelah mereka sampai dan duduk di gabung bersama mereka membuat yang di saba bergeser
"sempit lo ah"kesal Adiana pada Messa yang duduk diantara Adiana dan Nava membuat mereka geser
"tau tuh"sambung Nava yang kini dia menggeser, dan tidak sadar dia bersebelahan dengan Dikta yang duduk di samping nya itu tidak ada jarak sama sekali yang membuat bahu nava juga dikta bersentuhan
"ya, maaf kawan kawan"ucap cengengesan Messa
mereka yang melihat itu pun menatap Messa malas ingin, sekali mereka mendorong Messa agar berpindah tempat, bayangin saja meja dan kursi yang hanya muat untuk 8 orang kini malah berisi 12 orang bagaimana tidak sempit.
"lo mau sama Putri naik motor nya?"tanya Gio pada Karina
"iya, emang kenapa?"tanya Karina
"okei berarti tinggal Ireni, Irani, Nava, Messa kan?"tanya memastikan Azkeano
"iya"jawab mereka
"mau sama siapa Nav?"tanya Adiana pada Nava
"terserah, gamau sama yang punya pacar takut nanti ada masalah lagi"jawab Nava
"bener juga ya, kalo pacar gue tau gimana"panik Gio
"gini aja, lo sama Azkeano biar motor lo dibawa Irani sama Ireni gimana? "usul Putri yang membuat agar tidak ada masalah
"nah, boleh"setuju Azkeano
"emang, lo bisa bawa motor Irani?"tanya Gio pada Irani
"bisa lah"sombong Irani
"okei kalo gitu"putus Putri yang sudah dapet solusi
"eh, gue juga punya pacar ya kalo dia tau gue di bonceng cowok gimana dong?"tanya Messa yang sekarang bingung
"lo bisa bawa motor?"tanya Afkar
"bisa"jawab Messa
"nah, Messa bawa motor Afkar aja biar Afkar bawa motor Adiana terus Messa kamu sama Bintang. Afkar sama Adiana gimana?"usul Nava yang membuat lain nya setuju dengan ucapanya
"nah, bener tuh"setuju Putri namun Adiana yang mendengar itu langsung bingung kenapa jadi dia yang harus sama Afkar
"terus aku?"tunjuk Nava pada dirinya sendiri
"gini aja, Adiana kamu sama aku aja ya biar Afkar sama Dikta gimana"usul Nava yang membuat Putri, Karina heboh
"udah kamu sama Dikta aja Nav"ucap Putri sambil menepuk nepuk tangan Karina memberinya kode untuk membantu agar Nava dan Dikta juga Afkar dan Adiana
"iya bener, udah gitu aja"balas Karina yang sudah paham dengan semua ini
"gamau ah"tolak Nava membuat Dikta menatap nya dari samping, dengan kepala nya sedikit miring tersenyum tipis dan diam saja memerhatikan Nava
"kenapa? udah gitu aja sih"saut Bintang
"iya udah, mending gitu"saut juga Ireni membuat yang lain mengangguk kecuali Nava dan adiana, yang awalnya Adiana juga ingin menyetujui ucapan Nava namun teman teman nya itu sudah tidak memberikan nya bicara.
"kunci motor lo mana Ana?"tanya Afkar pada Adiana setelah perdebatan selesai
"buat apa?"tanya Adiana
"sini"pinta Afkar menyodorkan telapak tangan pada Adiana
"nih"balas Adiana menyimpan kunci motor di telapak Afkar
"nih bawa Messa"ucap Afkar setelah menerima kunci motor dari Adiana, dan dia memberikan nya pada Messa agar Messa membawa motor Adiana saja
"okei, udah fiks ya "ucap Putri
"ayo, kita berangkat"Bintang dengan sangat semangat, sambil berdiri dari duduk mereka dan Nava masih terdiam di kursinya seolah masih ragu akan bersama Dikta bukanya ga suka atau gimana cuman, dia merasa sedikit ada yang aneh di dalam hati nya itu.
"kenapa?"tanya Dikta, yang ternyata belum pergi dia masih berdiri di belakang Nava menunggu nya sementara....... yang lain sudah menuju motor mereka karna bel pulang sudah berbunyi sontak Nava menoleh pada sumber suara
"oh, ga"balas Nava sambil dia berdiri
"ayo"ajak Dikta
mereka akhirnya berjalan bersama menuju motor mereka, setelah sampai di motor Dikta tidak lupa memberikan helm yang di dalam bagasi motor untuk berjaga jaga jika ada yang ikut bersama nya. Tenang aja helm nya bersih kok wangi juga karna Dikta suka membersihkan nya juga tidak ada yang memakai selain dia.
"makasih"ucap Nava saat akan memakainya rambut Nava tersapu oleh angin yang datang, dan membuat dia harus membenerkan dulu agar tidak mengganggu pada wajah nya dia sudah menutup matanya karna rambut nya ada yang menusuk pada mata nya itu pada saat akan melakukan, justru sebuah tangan telah membenarkan rambut nya saat membuka mata Nava terkejut karna itu adalah ulah Dikta yang membenarkan rambut nya itu.
dia langsung saja mengalihkan pandangan nya karna Dikta menatap nya sangat lekat dan hangat itu membuat dia sedikit merasa kan sesuatu aneh yang ada di dalam hatinya.