NovelToon NovelToon
I FELLIN LOVE WITH A CRIMINAL

I FELLIN LOVE WITH A CRIMINAL

Status: tamat
Genre:Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Melza Apriliza

"AH KAU! Kau yang menciumku saat aku bekerja lusa kemarin"

Mengernyitkan dahi nya, buronan itu mengingat-ingat, meski tertutup topeng, namun kerutan nya terlihat tipis.

"kau.. Aku tidak ingat"

"Ughh.. Dasar bajingan". Glamora menginjak kaki buronan itu hingga ia meringis kesakitan.

"Berhenti, wanita gila" Umpat nya.

"Kembalikan ciuman pertamakuu!!" Seru nya histeris, habis nya Glamora tak rela ciuman pertama nya diambil buronan sialan ini.

"Baik, kalau itu mau mu". Buronan itu mendekat kan langkah nya perlahan ke wanita yang ada dihadapan nya, sehingga Glamora terpojok dan tidak bisa kabur lagi, buronan itu mendekat kan wajah nya pada Glamora. Apa ini haruskah Glamora merasa terancam karena takut dilecehkan.

Cupp

Glamora melebarkan mata nya kaget, apa yang berusan terjadi, buronan itu tersenyum geli. Ia mengambil dagu Glamora dan menahan nya, lalu melumat bibir Glamora yang sedikit tebal. Glamora mendorong tubuh kekar buronan itu.

"Sialan kau!"

PLAKK

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melza Apriliza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

Tokk, Tokk, Tokk

"Nek.. ini harcie". Agler mengetuk salah satu pintu rumah yang sudah terlihat sedikit tua, namun besar dan indah, sembari mengucapkan bahwa ini dirinya.

Ceklek

Perempuan paruh baya itu membuka pintunya, menatap seorang pria yang ada didepannya sekarang, matanya melebar. "Harcie.. apa kabar, setelah ayahmu menikah lagi, kau tidak pernah datang kesini". Perempuan itu memeluk Agler, lalu melepaskannya kembali.

Agler menyimpulkan senyumnya. "Baik nek, Ada yang Agler ingin tanyakan". Ucap nya pada perempuan itu. Nenek itu langsung membawa Agler agar duduk dan mengobrol dengan nyaman.

"Rumah ini tidak pernah berubah ya nek..". Lirih Agler yang teringat kembali akan kenangan bersama ibunya.

"Dulu disini, kau, Benetta, dan Arsyad, sering berkumpul dan bercanda bersama, nenek rindu sekali dengan ibumu..". Perempuan paruh baya itu mengusap kedua matanya karena ulah air mata yang turun, ia mengusap punggung Agler dengan kasih sayang. "Oh iya, tadi kau bilang ada yang ingin ditanyakan". Tanya nenek.

"Iya.. dimana alamat Liam nek?".

Nenek menatap Agler paham, lalu membawa nya ke rumah yang ada disebrang sana, mengetuk pintu dan senang saat melihat siapa yang membukakan pintu.

"Oh.. dayita.. akhirnya aku menemukanmu". Agler memeluk tubuh ramping Glamora, lalu melepaskannya kembali.

Dayita \= kekasih

"Kau? Tahu darimana? Kenapa bisa". Tanya Glamora beruntun, bagaimana Agler bisa cepat sekali menemukan dia.

"Kau meragukan ku ya?". Agler menyipitkan matanya, mencari sela untuk bisa menerima jawaban.

"Darimana kau tahu rumahku!". Seru Liam yang tiba-tiba saja datang.

Agler memunculkan senyum nya narsis, merasa keren karena belum 1 hari saja dia sudah menemukan Glamora. "Nenek yang kasih tahu..". Cetus Lenara.

"Nek?". Liam merasa tak percaya. "Kalian sudah besar, harusnya jangan kekanakan seperti ini". Lenara menatap kedua cucu nya itu bergantian.

"Jadi? Kalian terlibat cinta segitiga ya, haha". Lenara tertawa sambil memegangi perutnya. "Nenek sudah tidak kuat, huh..". Ia duduk dikursi yang memang sudah ada diteras rumah Liam.

"Nek, aku ingin membicarakan sesuatu". Ucap Agler, Lenara langsung menatap nya serius, tawanya terhenti seketika. "Kenapa?" Tanya nya.

"Nek.. yang membunuh ibu itu..".

Deg..

Deg..

Liam gugup seketika, raut wajah nya terlihat panik, jantung berdegup kencang. "Siapa? Kalau bicara jangan setengah-setengah Harcie.". Tubuh Lenara mulai menegang.

"Mantan mamah nya Liam, dan sekaligus ibu tiriku". Agler menatap sinis ke arah Liam, rahangnya mengetat, Liam pun terkejut, bagaimana ia bisa mengetahui nya.

Mata Liam tertuju pada Glamora yang sedang menatapnya juga. Tidak mungkin Glamora kan?. Liam bertanya pada dirinya sendiri. Glamora merasa tak enak hati juga, namun ia harus bagaimana jika situasi nya seperti ini.

Aghhh

Lenara mencengkram dada nya yang terasa sangat sakit tiba-tiba. "Liam! Apa benarr nak?". Tanya nya berusaha menahan sakit didadanya. Liam terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Brukk

"NEKK!!"

"NEK"

Mereka bertiga panik, dan langsung membawa Lenara ke rumah sakit, dan langsung ditangani oleh dokter.

Agler yang sedang duduk dikuris tunggu mengepalkan tangannya, kaki nya tak bisa diam bergerak, ia merasa cemas takut terjadi apa-apa dengan neneknya, namun ini juga salah nya karena tidak melihat sikon.

"Gler..". Lirih Liam. "So sorry, maafin papah saya". Liam tertunduk lemas, dia juga tidak ingin ada diposisi ini.

Ngitt brakk - suara pintu kamar rumah sakit

"Dok gimana keadaan nenek saya?". Tanya Liam kuatir. "Tidak apa-apa, nek Lenara hanya syok berat, butuh waktu istirahat yang banyak". Setelah mengucap kan itu dokter pun pergi.

"Syukurlah". Ujar Glamora legah.

"Kau bawa Glamora jika mau". Liam menyerahkan Glamora dengan gampang, itu karena ia juga merasa bersalah.

"Kita berempat, bareng nenek". Ujar Agler menatap Liam intens. Liam hanya mengangguk pasrah.

.

.

.

.

"Semua sudah dibawa?". Tanya Agler pada mereka bertiga yaitu, Glamora, Liam, dan Lenara. Mereka bertiga mengangguk dan masuk ke dalam mobil, lalu Agler menancapkan gas.

Didalam mobil, Glamora sesekali mengobrol dan bercanda dengan sang nenek. "Dulu Agler gimana sih nek?". Tanya nya penasaran.

Lalu nenek memberikan buku diary yang dimana, disana terdapat foto Agler saat masih kecil.

"Wah.. sudah tampan dari dulu ya nek". Glamora tersenyum manis, dan memotret foto yang ada ditangannya.

"Lalu ini.. foto nya bersama Arsyad ayah nya".

"Nenek rindu sekali dengannya". Lenara mengusap foto itu dengan jemari nya lalu tersenyum hangat.

"Tenang nek, kan sekarang akan ketemu". Glamora memperlihatkan gigi nya. Sang nenek pun hanya mengangguk kecil.

Liam yang melihat keakraban mereka, sedikit senang namun sedih, ia tak pernah mendapatkan kasih sayang yang hangat seperti ini, untuk mengobrol pun jarang.

.

.

.

.

Sekitar jam 11 siang mereka akhirnya sampai dikota Roma, Agler terus menancapkan gas untuk pergi ke rumah Ayah dan ibu nya Liam sekarang. Mereka sampai disana sekitar 45 menit perjalanan, Arsyad yang melihat kedatangan ibu nya langsing memeluk Lenara, air matanya jatuh, tak bisa bohong ia juga merindukan ibunya.

"Ibu.."

Mereka semua akhirnya berkumpul didalam satu ruangan, baru kali ini mereka kumpul dan ada tamu spesial yaitu Lenara. Mereka sangat senang, namun tidak tahu akan ada masalah yang akan menerpa mereka.

.

.

.

Gimana kepo sama kelanjutannya gak?

Terus baca, vote dan komen ya

Biar aku tetep semangat nulisnya

Makasih!!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!