Setelah menikah, Laura baru tau kalau suaminya yang bernama Brian sangat posesif, bahkan terkadang mengekang, semua harus dalam pengawasannya.
Apakah Laura bahagia dengan Brian yang begitu posesif? akankah rumah tangganya bisa bertahan? sejauh mana Laura tahan dengan sikapnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon israningsa 08., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
My posesif husband. 17. Main lagi
Laura yang tak tegaan akhirnya melayani Brian layaknya istri yang patuh kepada suaminya.
Setelah selesai, Brian mengeringkan rambut Laura dengan hairdryer, sesekali matanya tertuju pada pantulan cermin. Beberapa kali ia terkesima melihat penampilan Laura.
"Kamu diam aja tapi masih cantik loh sayang!"
Laura tidak tersipu, wajahnya tetap datar sejak tadi, ia bahkan tak pernah bicara sepatah kata pun.
Brian bingung kenapa istrinya itu selalu diam padanya, padahal ia sendiri merasa tak punya salah.
"Kamu nggak enak badan ya?" Tanyanya.
Ia menggeleng, "aku baik-baik aja!"
"Terus kenapa dari tadi diam aja? Apa marah karena tadi aku paksa main?"
Laura menggeleng lagi, "mas, aku mau bicara serius sama kamu!"
"Apa itu?"
"Aku nggak jadi mau KB!"
Brian sontak terdiam, seketika mematikan hairdryer itu lalu berjongkok di hadapan Laura.
"Kamu serius sayang?"
"Iya!" Jawab Laura singkat.
"Tapi... Kenapa? Bukannya dari awal kamu mau banget pake KB?"
"Jadi maksud kamu aku pasang KB aja?"
"Eh... Bukan begitu sayang, maksud aku kan dari dulu nih ya... Kamu bilangnya mau nunda dulu karena pekerjaan kita, terus mental kamu juga belum siap jadi ibu, jadi mas fikir ya nggakpapa kalau itu mau kamu! Kan kamu yang bakalan mengandung, dan menyusuinya sayang! Jadi aku mau tau aja alasan kamu berubah fikiran!"
"Nggak ada alasan sih mas, Tiba-tiba aja aku berubah fikiran!"
"Tapi kamu yakin?"
Laura mengangguk cepat, "lagian kalau aku misal udah punya bayi nggakpapa kan mas kalau aku di bantu babysitter biar nggak terlalu repot?!"
"Nggakpapa banget dong sayang, malah aku senang karena kamu nggak jadi KB!"
"Berarti sebelumnya mas nggak senang ya pas aku bilang mau KB?"
"Nggak jugalah... Aku menghargai apapun yang kamu mau!" katanya, lalu berdiri dan membelai wajah Laura, "Ahm... Gimana kalau kita lanjutin rondenya?"
Brian tersenyum menggoda, tapi Laura mengerutkan alisnya, "ini masih perih loh Mas!"
"Ehm.... Aku janji bakalan pelan-pelan!"
"Enggak ahh... Besok aja ya mas!"
"Ayolah sayang... 1 ronde aja dehh... Ini adek udah ngasih sinyal lagi lohh... Katanya aduhh nggak tahannnnn.... " Kata Brian terus mendesaknya.
Laura mengacak rambutnya sembari menghela nafas berat, "Tapi janji yah... 1 ronde aja, kalau udah keluar kita langsung tidur!!" Ujarnya.
Dengan cepat Brian mengangguk sambil tersenyum lebar.
Ia mengangkat tubuh Laura, saling memandang dan akhirnya berciuman. Berjalan menuju ranjang dan menjatuhkan keatas kasur.
Kembali bibir keduanya beradu dengan penuh gairah saling bertukar saliva.
Tangan Brian tak mau diam, sambil menggesek-gesekkan tubuhnya diatas tubuh Laura, ia mencoba membuka kimono yang istrinya pakai.
"Untuk malam ini biar aku yang mendominasi ya sayang! Karena aku tau kamu udah capek!" Ucapnya lembut.
Laura pasrah saja saat pakaiannya disingkirkan hingga tubuhnya tak tertutup sehelai benangpun.
Kini Brian tak mau kalah, ia juga dengan cepat melepaskan kimono yang ia kenakan.
Kembali mereka berc*uman, Tiba-tiba Laura memalingkan wajah lalu berkata, "Mas... langsung ke intinya aja!"
Brian langsung paham, Buru-buru ia mengarahkan miliknya dengan pelan tapi pasti agar istrinya tak merasa sakit.
"Maaf ya sayang!"
Laura memejamkan matanya sambil mendesis menahan perih hingga suara desahan lembut keluar dari mulutnya.
"Pelan-pelan mass!" Pintanya lirih.
Brian tak menjawab, ia ingin cepat mencapai puncaknya, tapi harus menuruti kemauan Laura juga.
Dert.... Dert.... Dert....
Ponsel Brian bergetar diatas meja nakas yang tengah tercharger. Laura memalingkan wajahnya kearah sumber suara.
"Masss.... ada yang nelpon kamu ahhk....!"
Sekali lagi Brian tak menjawab, ia hanya fokus pada tujuannya saja.
Dert... Dert.... Dert....
Sekali lagi ponselnya bergetar, Laura mulai risih mendengar hingga ia menatap Brian dengan tajam.
"Mas! Ada yang nelpon, lihat dulu... Siapa tau penting!!"
"Bentar dulu sayang.... Kita kelarin dulu ini ahhk... " Katanya sambil kembali melanjutkan.
Laura tak berkutik, ia kembali pasrah bercucuran keringat hingga Terdengar suara desahan Brian yang amat panjang. Itu tandanya ia sudah mencapai puncak.
Brian merebahkan dirinya disamping Laura, membelai wajahnya dan mengecup bibirnya sambil berkata, "Makasih yah! Mas mencintaimu sayang!"
Dert... Dert... Dert....
"Siapa sih yang nelpon jam segini! Ganggu aja..."
"Lihat dulu mas! Siapa tau penting!" Kata Laura
Panggilan ketiga kalinya, Brian rupanya juga ikut kesal, segera ia memakai kembali kimononya dan berjalan ke meja nakas mengambil ponsel.
Raut wajahnya langsung berubah saat melihat layar ponselnya.