[Kinara, kamu sudah tahu rumor Aldo dengan Asisten barunya? Apa kamu diam saja tak berbuat apa-apa?]
Pesan Sofie, seniornya di Light Tech Kuala membuat Kinara melamun. Ia tak tahu apa-apa soal Asisten baru karena Aldo tak pernah mengungkit soal perusahaan saat pulang bekerja.
Kinara tak menyangka di usia pernikahan yang hendak menginjak 6 tahun, harus mendapat rumor seperti ini. Padahal ia sudah merasakan kehidupan umah tangganya berjalan stabil selama di Kuala.
Akhirnya ia mulai merasakan kehampaan hubungan sejak Aldo di angkat sebagai kepala cabang di PT Glow Star Tech Jayra.
Aldo yang selalu sibuk dengan pekerjaan membuat Kinara merasa sendiri dalam kehidupan rumah tangga itu. Namun, demi anak kembarnya Armand dan Arnold Kinara berusaha bertahan.
Akan kah Aldo dan Kinara mampu mempertahankan pernikahan mereka ditengah kesibukan Aldo dan krisis kehilangan jati diri yang di alami Kinara?
Temukan kelanjutan cerita mereka di Sesi 2 dari "Terjerat cinta teman serumah" disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan
BRUUK!!
Kinara menutup kamar. Aldo menghela nafas, ia pasrah karena situasi saat itu memang memperburuk situasinya.
Aldo menggeser layar ke tombol hijau. "Halo," jawabnya sambil mengambil tas kerja di sofa lalu berlalu ke pintu.
"Pagi Aldo, apa aku mengganggumu?" tanya Sonya di balik telpon.
"Ada apa?" tanya Aldo sedikit kesal.
"Maaf sepertinya aku menelpon diwaktu yang tidak tepat. Aku hanya ingin menyampaikan terima kasih karena sudah mengantar ku semalam. Aku benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam," ujar Sonya ramah.
"Ya, sudah seharusnya ku bantu. Tapi sebaiknya kalau ada masalah jangan minum di pub terlalu berbahaya apalagi kalau sendiri," sahut Aldo.
"Eh, memang nya semalam aku kenapa? Apa aku melakukan sesuatu yang tidak sopan?" tanya Aldo.
Aldo tertawa menangis, Sonya sama sekali tak ingat perbuatannya. Padahal hal itu sudah membuatnya harus mendapat masalah besar.
"Tidak ada apa-apa. Aku hanya mengingatkan. Aku tutup dulu aku mau berangkat ke kantor." Aldo mematikan telponnya dan menyalakan mesin mobil.
Sonya tertegun dengan perkataan Aldo. "Sebenarnya apa yang terjadi semalam?" gumamnya.
Ia mencoba mengingat hal yang ia lakukan. Setelah adu debat yang panjang dengan Jamie di telpon, Dia pergi ke pub setelah membaca pesan berisi undangan dari Hendra. Lalu ia duduk mengobrol dengan rekan alumni dan juga Aldo.
Sonya menggelengkan kepala seolah ingin membuka file memori dikepalanya. Handphone nya bergetar, sebuah notif pesan masuk.
^^^W :[Sonya, gila!! apa kamu ada hubungan rahasia dengan Aldo? Kenapa kalian bisa melakukannya semalam?]^^^
Sonya membuka rekaman video, dan terpekik.
"ASTAGA?!"
S: [Hapus rekaman itu, semua hanya salah paham. Jangan sebarkan. kalau tidak, kamu kehilangan pekerjaan]
^^^W: [Oke-oke aku hapus sekarang, jangan bawa-bawa pekerjaan ku dong. Kamu ini sama teman masa begitu?]^^^
Sonya mengirim pesan pada Aldo.
S: [Aldo, maafkan yang ku perbuat semalam, itu itu kesalahan. Aku tidak bermaksud apa-apa, Maafkan aku.]
^^^A: [Oke]^^^
S: [Semoga tidak ada masalah karena itu.]
Aldo tak menjawab lagi. Sonya menghela nafas tersandar di kursi kerjanya.
***
Kinara duduk di sofa ruang tengah menikmati secangkir kopi sambil membuka laptopnya. Hatinya masih kesal dengan Aldo tapi ia alihkan dengan menyelesaikan pekerjaan rumah dan membuat tulisan untuk berita online seperti biasa.
Handphone Kinara berdering, "Halo Sheila," jawabnya
"Kamu dimana? jadi ketemu Kak Valena kan? Kamu bisa?" tanya Sheila di balik telpon.
Kinara menghela nafas, "Entahlah Sheila, aku sedang tidak ingin bertemu siapa-siapa hari ini. Oh ya, apa kamu punya kenalan pengacara?"
"Pengacara? Untuk apa?" tanya Sheila terkejut.
"Aku..aku ingin mengajukan surat permohonan cerai," ujar Kinara terbata.
"KINARA, ide gila apa itu? kenapa kamu mau melakukannya? tunggu sebentar aku ke sana." Sheila menutup telponnya.
Kinara meletakkan kembali handphone diatas meja, kembali melanjutkan pekerjaannya di depan laptop.
15 menit kemudian..
"Tingtong."
Kinara bangkit membukakan pintu. Sheila masuk dengan wajah bingung, terkejut campur kesal.
"Ceritakan, apa yang sebenarnya terjadi?" minta nya sambil duduk di sofa.
Kinara menarik nafas panjang mulai bercerita sejak pertemuannya dengan Sonya di acara malam saat mereka menitipkan kembar dirumah Sheila.
"Tingtong."
Suara bel pintu kembali berbunyi, Kinara bingung.
"Mungkin itu Kak Valena, aku menyuruhnya bertemu disini," ujar Sheila.
Kinara bangkit membuka kan pintu.
"Halo Kinara," sapa Valena ramah. Dia masih belum tahu alasan Sheila meminta memindah pertemuannya di apartemen Kinara.
"Silahkan masuk kak," jawab Kinara.
"Kinara matamu sembab, apa terjadi sesuatu?" tanya Valena yang ternyata memperhatikan Kinara sejak tadi. Sheila dan Kinara saling tatap.
"Aku malu menceritakan nya pada Kak Valena." Kinara tertunduk. Ia menghela nafas lagi.
"Ceritakan saja siapa tahu kak Valena bisa membantu," ujar Sheila disambut tatapan bingung Valena.
"Kinara mau mengajukan cerai kak," ujar Sheila yang tak sabar melihat Kinara melamun.
"Cerai? Kenapa?" tanya Valena.
Kinara melanjutkan ceritanya yang sempat terhenti. Sheila dan Valena terkejut tak menyangka. Bahkan Sheila tak hentinya mengumpat Aldo.
"Kinara, sebaiknya kamu pertimbangkan lagi. Setidaknya pikirkan lah anak-anakmu," bujuk Valena.
"Tapi Aldo memang perlu diberi pelajaran Kak, aku juga kesal kalau ingat bagaimana mereka dulu," sahut Sheila.
"Sheila, tak perlu ungkit yang lalu. Aku sudah merelakan semuanya," ujar Kinara.
"Pernikahan dan perceraian bukan permainan. Itu keputusan seumur hidup. Kamu memang masih muda, kamu bisa menikah lagi atau bekerja mencari nafkah sendiri. Tapi bagaimana dengan mental anakmu?" tanya Valena.
"Iya kak, aku juga memikirkan mereka terutama Arnold. Akhir-akhir ini dia selalu merengek mencari Aldo. Aku tidak bisa membayangkan kalau mereka terpisah dari papanya." Kinara menghela nafas.
"Bagaimana kalau kita buat rencana perceraian palsu? Ini hanya untuk membuat Aldo lebih tegas dan hati-hati dalam setiap bertindak." Kinara tertegun mendengar ide Sheila.
" Maksudnya bagaimana?" tanya Valena bingung.
Sheila menceritakan rencananya lebih detail pada Kinara dan Valena.
***
Aldo baru saja keluar dari ruangannya. Siang ini ia akan bertemu Kenny dan Robert untuk makan siang bersama.
"Mana Tiara?" tanya Aldo heran melihat Anindya sendiri di meja sekretaris dan asisten.
"Tiara ijin sakit Pak. Tadi pagi mengabari saya," jawab Anindya. Aldo mengangguk mengerti.
Aldo benar-benar lupa soal Tiara semalam. Ia hanya berharap Hendra benar-benar mengantarnya dengan selamat ke apartemen.
Handphone Aldo berdering, "Baik Pak Robert saya menuju ke sana," jawab Aldo lalu melajukan mobilnya meninggalkan kantor.
Aldo sangat berharap, Robert bisa membantu keyakinan Kenny untuk menjadi bagian dari investor baru di PT Glow Star Tech tempat ia memimpin. Ini akan jadi prestasi besar untuk karir nya.
***
Di apartemen, Tiara berbaring malas di ranjangnya. Tubuhnya sakit semua, bahkan bagian intimnya terasa masih sakit, karena ini pengalaman pertama nya.
Meski kecewa rencananya gagal menjebak Aldo, tapi Tiara punya rencana cadangan untuk memisahkan Aldo dan Kinara. Ia mengambil handphone dan mengirim pesan pada Mike.
T :[ Aku sudah mengirim bahan beritanya, kamu sebarkan hari ini juga]
^^^M: [Oke]^^^
Tiara tersenyum puas, "Kali ini pasti berhasil. Aku akan jadi obat penghibur untuk Aldo," gumamnya lirih.
***
"Bagaimana menurut mu?" tanya Sheila.
Kinara diam sejenak, lalu mengangguk setuju.
"Baiklah aku ikut rencana mu," jawab Kinara.
"Sebaiknya kamu menjelaskan situasi nya lebih dulu pada kedua orang tua mu dan orang tua Aldo kalau ini perceraiannya palsu supaya mereka bisa ikut berperan dan tidak perlu khawatir. Kesehatan mereka yang terutama," saran Valena
Kinara mengangguk, "Iya kak harus. Hal itu yang paling aku takutkan. Kesehatan bapak dan ibu mertuaku.
Handphone Sheila berdering, "Ya sayang," sapanya.
"Kamu dimana?" tanya Bastian.
"Aku di apartemen Kinara, dia ada masalah. Ada apa?" tanya Sheila.
"Aku kirim link berita, beritahu Kinara. Dia harus mengatasinya. Semoga saja berita ini bisa cepat meredam," jawab Bastian.
"Berita apa lagi?" tanya Sheila. Kinara dan Valena terkejut mendengar Sheila yang hampir berteriak kesal.
Sheila membuka link berita yang dikirim Bastian. "Kinara, gawat!!"
Kamu berhak bilang kalo ada yang bikin kamu ngerasa gak nyaman 🫠