NovelToon NovelToon
Cinta Di Raga Baru

Cinta Di Raga Baru

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Mengubah Takdir / Transmigrasi
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Erunisa

Nayla hidup dalam pernikahan penuh luka, suami tempramental, mertua galak, dan rumah yang tak pernah memberinya kehangatan. Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan merenggut tubuhnya… namun tidak jiwanya.
Ketika Nayla membuka mata, ia terbangun di tubuh wanita lain, Arlena Wijaya, istri seorang pengusaha muda kaya raya. Rumah megah, kamar mewah, perhatian yang tulus… dan seorang suami bernama Davin Wijaya, pria hangat yang memperlakukannya seolah ia adalah dunia.

Davin mengira istrinya mengalami gegar otak setelah jatuh dari tangga, hingga tidak sadar bahwa “Arlena” kini adalah jiwa lain yang ketakutan.

Namun kejutan terbesar datang ketika Nayla mengetahui bahwa Arlena sudah memiliki seorang putra berusia empat tahun, Zavier anak manis yang langsung memanggilnya Mama dan mencuri hatinya sejak pandangan pertama.
Nayla bingung, haruskah tetap menjadi Arlena yang hidup penuh cinta, atau mencari jalan untuk kembali menjadi Nayla..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erunisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Nayla duduk di jok belakang mobil hitam, menatap sederet rumah kontrakan yang Catnya sudah mengelupas, pagar besinya berderit tertiup angin, dan lampu terasnya berkedip lemah.

Tempat itu… terlalu Nayla kenal.

Rumah Edo. Lebih tepatnya rumah kontrakan.

Tempat di mana Nayla dulu menangis diam-diam.

Tempat teriakan menjadi hal biasa.

Tempat ia merasa tidak pernah cukup.

Kini, dari balik kaca mobil, Nayla tersenyum tipis. Senyum Ironis.

Dengan uang yang bahkan tidak pernah bisa Nayla bayangkan di kehidupan lamanya, rumah itu sekarang miliknya.

Bukan atas nama Arlena. Bukan atas nama Davin.

Atas nama perusahaan properti bayangan yang ia dirikan melalui pengacara Davin, tanpa melibatkan siapa pun secara langsung.

Bersih. Legal. Tidak terlacak kecurangan apapun.

Nayla menghela napas panjang.

“Tenang, Nayla… ini baru permulaan,” gumamnya.

Ia turun dari mobil dengan langkah mantap, mengenakan pakaian sederhana namun elegan. Tidak ada make up mencolok, hanya wajah natural yang kini justru memberi kesan berwibawa.

Ia mengetuk pintu salah satu rumah kontrakan.

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka.

Edo berdiri di sana, rambutnya berantakan, kaus kusam, wajahnya tampak lebih tua dan kusut dari ingatan Nayla.

“Siapa?” tanya Edo kasar. Namun sekian detik kemudian Edo ingat, kalau yang ada di hadapannya adalah wanita yang mengambil barang-barang yang katanya milik Nayla.

Nayla menatap Edo tenang.

“Pemilik rumah ini,” jawab Arlena datar.

Edo tertawa mengejek. “Becanda kamu? Ini kontrakan ku.”

Nayla mengeluarkan map tipis dari tasnya, lalu menyerahkannya.

“Silakan dibaca.”

Edo mengerutkan kening, lalu membuka map itu. Wajahnya berubah perlahan, dari kesal, menjadi bingung, lalu pucat.

“Apa ini…?” suaranya mulai bergetar.

“Akta jual beli. Sertifikat. Peralihan hak.”

Nada Nayla tenang, hampir dingin.

“Kontrak lamamu sudah habis minggu lalu. Dan aku tidak berniat memperpanjang.”

Edo mengangkat kepala, menatap Arlena dengan mata menyipit. “Kamu siapa sebenarnya?”

Nayla tersenyum kecil.

“Seseorang yang kamu anggap tidak penting.”

Kalimat itu membuat Edo membeku.

Ia merasa seperti pernah mendengarnya.

Dan itu membuatnya tidak nyaman.

“Aku kasih waktu tiga hari,” lanjut Nayla. “Setelah itu, kunci akan diganti.”

“Tiga hari?” Edo tertawa getir. “Kamu pikir aku punya tempat lain?”

Nayla menatapnya tanpa emosi. “Dulu, kamu juga tidak peduli aku punya tempat atau tidak.”

Edo terdiam. Dan tidak tahu apa maksud wanita di hadapannya karena terasa ambigu.

Ada sesuatu dalam tatapan wanita di depannya yang membuat tengkuknya dingin. Bukan marah meledak-ledak seperti Nayla dulu.

Ini… jauh lebih menakutkan.

“Kalau kamu macem-macem,” tambah Nayla pelan,

“pengacara kami akan mengurusnya. Lengkap. Tanpa ribut.”

Nayla berbalik, melangkah pergi.

Namun sebelum masuk ke mobil, Nayla berhenti dan menoleh sekali lagi.

“Oh iya,” katanya ringan.

“Terima kasih ya. Kalau bukan karena kamu… aku mungkin tidak pernah belajar caranya bangkit.”

Edo menatap punggungnya dengan napas memburu.

Ada satu rasa yang mengendap di dadanya, Takut.

Dan ketika mobil hitam itu melaju pergi, Nayla menyandarkan kepalanya ke kursi, menutup mata. Tangannya gemetar. Bukan karena ragu. Tapi karena akhirnya Ia menang satu langkah.

Masa lalu yang dulu menginjaknya, kini berdiri di bawah kakinya.

Dan ini semua baru permulaan.

Kanaya yang menghentikan mobilnya di seberang jalan, bersamaan dengan mobil yang membawa Arlena berhenti, Kanaya menurunkan sedikit kacamatanya. Dari balik kaca, Kanaya melihat Arlena berdiri tegak di depan rumah kontrakan yang Kanaya tidak tahu tempat siapa, tenang, berwibawa, dan dingin.

Kanaya mengernyit.

"Apa itu benar-benar Arlena?"

Kanaya menyaksikan semuanya.

Cara Arlena menyerahkan map. Cara ia bicara tanpa emosi. Cara ia tidak terprovokasi sedikit pun oleh sikap kasar pria itu.

Dan yang paling membuat Kanaya tertegun, cara Arlena pergi tanpa menoleh lagi.

Bukan Arlena yang Kanaya kenal.

Kanaya sangat tahu, kakak iparnya itu impulsif. Mudah tersentuh drama. Terlalu sering merasa kasihan pada pria-pria yang hidupnya berantakan, lalu memungut mereka, memberi uang, memberi perhatian, bahkan menjadikan mereka pacar.

Arlena yang lama selalu jatuh pada tipe yang salah.

Tapi perempuan yang baru saja Kanaya lihat? Berbeda, Jauh.

“Gila…” gumam Kanaya pelan.

Kanaya melihat pria di depan rumah kontrakan itu, berdiri terpaku dengan wajah pucat, seperti baru saja kehilangan pijakan hidupnya. Dan Arlena? Sudah duduk di mobil, pergi dengan kepala tegak.

Tanpa drama. Tanpa air mata. Tanpa belas kasihan.

"Keren." Itu satu-satunya kata yang terlintas di kepala Kanaya, dan ia tidak suka fakta itu.

Kanaya benar-benar merasa kakak iparnya berubah, tapi Kanaya masin takut kalau itu semua hanya tipuan belaka.

Kanaya hanya takut kalau apa yang dilakukan oleh Arlena hanya drama, dan ketika semuanya lengah, maka Arlena akan kembali dengan versi yang lebih berbahaya.

"Kalau dia mau selingkuh, kenapa repot-repot mengusir pria itu?"

"Kalau dia mau menyakiti Kak Davin, kenapa dia terlihat… begitu bersih?"

Kanaya mengepalkan setir.

“Jangan tertipu,” katanya pada dirinya sendiri.

“Kamu belum tahu niat aslinya.”

Namun, untuk pertama kalinya sejak Kanaya mulai mengawasi Arlena, ada sesuatu yang goyah di dalam keyakinannya.

 

Malamnya, Kanaya duduk di kamar apartemennya, membuka laptop. Ia menatap layar kosong cukup lama sebelum akhirnya sebuah pesan masuk.

Kanaya meminta tolong ke seseorang untuk menyelidiki siapa pria yang ditemui oleh Arlena tadi pagi.

Kanaya membaca pesan yang masuk dan

Beberapa menit kemudian, alis Kanaya terangkat.

Catatan hutang. Riwayat konflik rumah tangga. Laporan tetangga soal keributan.

Dan satu hal yang membuat Kanaya terdiam lama.

Nama Nayla. Mantan istri Edo. Meninggal karena kecelakaan.

Kanaya menatap layar ponsel dengan seksama,

Jantungnya berdetak tidak beraturan.

"Kenapa Arlena berurusan dengan pria ini? Dan kenapa… semuanya terasa terlalu rapi?" pikir Kanaya

Ia teringat wajah Arlena sore tadi, tenang, dingin, namun tidak kejam. Seperti seseorang yang sudah terlalu lama terluka dan akhirnya memilih berdiri tegak.

Kanaya menyandarkan punggung, menatap langit-langit.

“Kalau ini sandiwara,” gumamnya pelan,

“maka ini sandiwara paling meyakinkan yang pernah kulihat.”

Namun sebagai adik Davin, Kanaya tahu satu hal pasti, Ia belum akan berhenti mengawasi.

Bukan karena benci. Melainkan karena bingung.

"Jadi pria itu mantan suaminya Nayla? Tapi Arlena kenal Nayla dimana? Kenapa dia harus ikut campur urusan Nayla sampai sejauh ini?"

"Apa omongan yang selama ini aku anggap ngaco itu adalah hal yang nyata? Terus kalau yang ada di tubuh Arlena itu Nayla, terua Arlena kemana?"

Nayla merinding dengan pemikirannya sendiri.

"Dan jika itu benar, Lalu bagaimana dengan kak Davin?"

Kanaya masih berusaha berpikir jernih. Tapi secara tidak langsung, Kanaya suka dengan kaka iparnya yang sekarang, karena sekarang juga Davin hidupnya lebih bahagia, Davin bisa kembali tersenyum, apalagi Xavier, sekarang terlihat lebih bahagia.

"Mungkin sekarang sudah waktunya aku percaya, kalau Arlena sudah berubah." gumam Kanaya .

1
Yuni Anto
🥰KKA author 🥰 tersayang mkasih update nya 🥳🥳🥳🥰bulan ini di kasih update terbaru 2x🤩🤩🥳🥳🥰🥰🥰💪 semangat terus ya Thor 💪😍 sehat selalu Bwt kka/Determined//Angry//Determined//Angry/😍
Erunisa: terima kasih kaka, semoga kaka juga sehat
total 1 replies
Dewiendahsetiowati
mantab Nayla
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Putra Satria
🥰wah my 🩷 Thor 🩷 cinta banyak 2 bwt kka🥰 mkasih update terbaru hari ini 💪💪💪 terus y
Yuni Anto
🥰 makasih 🥰 update terbaru nya 💪💪💪 terus y Thor 🥳🥳🥳🥳🥰
Yuni Anto
next Thor 🥰
kawaiko
Gemes deh!
Rizitos Bonitos
Plot yang rumit tapi berhasil diungkap dengan cerdas.
Re Creators
Wah seru banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!