NovelToon NovelToon
Batalyon Pulau Karang 2

Batalyon Pulau Karang 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Beda Usia
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Terkadang kenyataan tidak sejalan dengan keinginan, Letnan Dallas menginginkan kekasih yang usianya tidak jauh berbeda dengannya tapi harus bertemu dengan perempuan yang usianya terpaut jauh di bawahnya. Semua terjadi karena dirinya trauma memiliki kekasih yang kekanakan di masa lalu.

Tak jauh berbeda dengan Letnan Dallas, Letnan Herca pun akhirnya terpaksa berkenalan dengan seorang wanita pilihan orang tuanya terutama Opa sebab cemas jika Letnan Herca akan salah arah. Penyebabnya tak jauh karena beliau tidak pernah melihat Letnan Herca bersama seorang gadis.

Lantas jika jodoh di tangan Opa, lantas siapa berjodoh dengan siapa dan prahara apa yang akan terjadi terkait masa lalu Bang Herca dengan seorang gadis berinisial Y.

Harap skip jika tidak sanggup dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Seperti terjebak akal sendiri.

"Saya sudah berobat, tapi tidak ada hasil."

"Bukan tidak ada hasil, tapi belum berjodoh dengan tindakan tersebut." Bang Dallas menyemangati adiknya.

Mereka berbicara seolah segalanya begitu urgent.

Meskipun mereka berbeda ibu tapi sejak kecil mereka berusaha untuk saling menyayangi. Melihat orang tua mereka sangat akur tentu membuat mereka pun tumbuh menjadi pribadi yang penuh kasih.

Setidaknya itulah yang tertangkap layar kamera.

"Cut.. sudah, Danton..!!" Kata Prada Ghandi kemudian keluar dari tempat persembunyiannya.

"Aku tidak setuju cara seperti ini. Ini kelewatan, Her..!!" Kata Bang Dallas tapi tetap mengikuti ide konyol adiknya.

"Aku tau, tapi aku lebih khawatir Dindra tidak bisa tenang menjalani kehamilannya karena ide brilian nya terlalu banyak. Aku harap ide spontanku ini membuat Dindra hanya memikirkan aku saja dan diam di rumah tanpa menebar akal." Jawab Bang Herca.

"Istrimu ngidam. Hanya ngidam, bukannya sengaja."

"Kenapa hanya Dindra yang ngidam, Rigi tidak begitu?? Bukannya mengidam hanya tentang makanan???" Ujar Bang Herca yang memang sedikit kurang peka terhadap wanita.

Kejadian masa lalu membuat adik Letnan Dallas menjadi pribadi sekeras batu kali.

"Kauuuuu..!!!!!!" Bang Dallas mendesah kesal, pikirannya jadi ruwet sendiri menghadapi kelakuan adiknya di luar jalur. "Terserah kau saja, jangan sampai nanti kau bilang saya tidak mengingatkanmu. Dengar ya Her, hamil itu istimewa. Hari ini Dindra hanya tidur dengan Opa, beruntung Dindra masih bisa kau temukan tapi kesempatan tidak datang untuk kedua kalinya. Jangan sampai kejadian Mama Shila dulu terulang padamu..!! Kau lihat sendiri Papa hampir gila."

Bang Herca tersenyum sambil menatap ponselnya. "Natural sekali."

"Aaahh terserah, satu kali ini saja dosaku. Jangan hubungi aku lagi untuk kelakuan konyolmu..!!" Bang Dallas segera meninggalkan adiknya.

Prada Ghandi menelan ludah dengan kasar. Dalam hati kecilnya tidak setuju tapi yang ada di hadapannya kini adalah Dantonnya.

"Bagaimana, Danton? Di tunjukan sekarang videonya?"

"Jelas, donk." Sungguh sebenarnya Bang Herca tidak sampai hati melakukannya. Hanya saja dirinya ingin Dindra lebih bisa menurut padanya, semua demi keselamatan Dindra sendiri.

Melihat senyum Bang Herca, Prada Ghandi segera pergi untuk menunjukan video tersebut pada Dindra.

Setelah Prada Ghandi pergi, senyum tersebut memudar. "Bismillah, sehat ya sayang..!! Abang juga berjuang."

:

Di luar dugaan saat Bang Herca kembali, ia melihat Dindra duduk di tepi ranjang dengan wajah pias padahal tadi Prada Ghandi melapor bahwa Dindra tidak banyak bereaksi setelah melihat videonya.

Sesaat kemudian Dindra menarik nafas lalu menghapus air mata di wajahnya. Sejenak dirinya merasa sesak tapi kemudian segera mengambil inhaler asma dan menenangkan diri.

Bang Herca mundur teratur dan seolah tidak terjadi apapun disana. Ia membuka pintu perlahan kemudian menutupnya kembali.

"Assalamu'alaikum, sayang..!! Abang pulang..!!" Ujar Bang Herca.

Terdengar suara langkah menghampiri dengan paras wajah ceria.

"Ayo ganti pakaian, kita ke sungai. Malam nanti baru cari belut."

Dindra memasang wajah ceria sambil memeluk Bang Herca. "Tiba-tiba Dindra nggak pengen mandi di sungai, Dindra juga nggak mau tangkap belut lagi."

Kening Bang Herca berkerut mendengarnya. "Oya, lantas pengen apa?"

"Dindra sedang ingin gaya hidup sehat. Kita cari salad sayur mix dada ayam panggang..!!" Ajak Dindra.

Bang Herca tersenyum tipis kemudian mengecup kening Dindra. "Ayo..!!"

...

POV Bang Herca on..

Aku melihat Dindra seakan memaksa diri untuk makan tapi apapun yang aku lakukan kini hanya demi Dindra seorang.

Sebenarnya semua yang kulakukan ini adalah tindakan spontan dan tidak terencana tapi jika saat itu aku tidak menghubungi Om Gugus untuk kerjasama dari rasa mualku yang tidak kunjung usai, aku tidak akan pernah menemukan ide gila ini.

Flashback Bang Herca on..

"Bisakah Dindra sembuh, saya sangat takut kehamilan ini akan mempengaruhi sakitnya." Kataku was-was dengan kehamilan Dindra.

"Om sudah janji akan menangani sendiri istrimu. Hanya kamu harus dengar, asma tidak bisa di sembuhkan apalagi karena bawaan lahir tapi bisa di minimalkan dengan keadaan yang tepat. Hmm.. Om juga masih mencari cara terbaik karena om takutkan ada pre-eklampsia juga nantinya. Ibu hamil bisa meninggal mendadak."

Bang Herca terduduk kasar. Kakinya seakan sulit untuk di gerakan. Ia mengusap wajahnya yang gusar. Seketika dadanya terasa begitu nyeri.

"Herca, kamu baik-baik saja??"

Anggukan kecil mengisyaratkan bahwa dirinya dalam keadaan baik-baik saja meskipun sebenarnya tidak menutupi kenyataan apapun.

"Bagaimana agar semuanya bisa terjaga dengan baik?"

"Asalkan perasaan Dindra tenang, tidak makan sembarangan, segala obat sesuai arahan dokter dan istirahat yang cukup pasti semua akan baik-baik saja. Ingat, jangan membuatnya stress..!!"

Pembicaraan pun terhenti saat anggota keluarga datang menghampirinya.

Flashback Bang Herca off..

Dengan mempertimbangkan banyak hal, aku menyelidiki segala apapun tentang Dindra. Mengingat Dindra sebenarnya adalah wanita yang bijaksana, aku pun memberanikan diri mencari akal yang cepat agar dia masuk dulu pada setiap 'pengaturan' yang kubuat.

"Kamu suka salad sayur ini??" Aku bertanya dengan sengaja, memasang wajah yang pastinya bisa di tebak.

"Suka. Abang tidak suka?" Dindra balik bertanya padaku.

"Nggak, sama sekali nggak suka. Rasanya nggak enak."

"Jangan bilang begitu, makan saja dulu. Satu atau dua hari mungkin terasa asing tapi sayur juga baik untuk kesehatan. Dindra suapi ya..!!" Dindra mengambil garpu milik ku dan menyuapiku salad sayur tersebut.

Seharusnya aku yang memperlakukan Dindra layaknya seorang ratu tapi kini aku tau dirinya sengaja berkorban dan melawan rasa inginnya demi melihatku berada dalam zona aman.

"Kamu beneran nggak pengen panen belut?" Selidik ku juga masih memantapkan hati pada sikapnya yang mendadak berubah drastis.

Siapa sangka Dindra istriku melebarkan senyumnya. "Nggak, sekarang Dindra punya keinginan baru."

deg..

Hatiku lumayan gusar, takut istriku akan meminta macam-macam.

"Apa, sayang?" Tanyaku ragu.

"Dindra ingin khatam Al-Quran. Karena Dindra menginginkan satu hal besar dari Tuhan." Jawabnya.

"A_pa?"

"Ingin meninggal lebih dulu karena takut Abang tinggalkan."

Sungguh batinku terpukul berantakan. Sesak dadaku mendengarnya hingga seakan tidak sanggup berkata-kata. Ku usap pipinya dari wajah yang nampak ceria hari ini.

"Kamu ingin khatam Al-Quran demi Abang?"

Dindra mengangguk mantap. "Semua boleh hilang, asal jangan anak ini juga.. Abang. Kalau Dindra tiada, Abang boleh menikah lagi........."

"Cukup, Dindra.. ucapan macam apa itu?????" Tegurku yang sebenarnya tidak tahan mendengarnya, aku sangat ketakutan.

"Idiiiihh.. Abang bucin. Dindra bilang nanti, bukan sekarang." Oceh Dindra.

Jemariku mengepal kuat, aku pikir malam ini situasinya akan tenang dan kondusif tapi nyatanya aku malah stress, batinku tertekan tidak kuat lagi membayangkan yang tidak-tidak.

.

.

.

.

1
Mika Saja
gak aaraa plng ibu bang reno
Mika Saja
bang herca 11/12 bang danar🤭🤭
Murni Zain
Tahan emosi bag Herca.. 😎
Murni Zain
Perlu ketegasan untuk menghadapi kelakuan ibu Reno.. dn itu sulit bagi bang Reno.
dyah EkaPratiwi
harus sabar pak mil
dyah EkaPratiwi
kasian elca semoga bang Reno bisa bijak
dyah EkaPratiwi
semoga bisa segera sembuh ya bang
dyah EkaPratiwi
harus hati2 sama mama bang Reno harus ada penjaan khusus bang
dyah EkaPratiwi
tempur nya beda kalau di kamar pasti ini
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang herca sabar
dyah EkaPratiwi
bang herca sakit apa ini
dyah EkaPratiwi
hahaha bumil ini bikin jantungan opa opa
dyah EkaPratiwi
hahaha hamil ini
dyah EkaPratiwi
apa yg membuat dindra berat membuka hati ya
dyah EkaPratiwi
hahaha lama2 saling cinta
dyah EkaPratiwi
hahaha kocak dindra
dyah EkaPratiwi
sebenarnya obat apa yg dikasih rigi
dyah EkaPratiwi
wah wah mengejar jodoh ini bang herca
Murni Zain
kehidupan Keluarga Bang Herca, mirip kayak Bang Rama dn Dinda. 🤭
Ros Miati
luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!