Claudia Permata Sari seorang yatim piatu baru berumur 17 tahun ketika waktu perjalan pulang dari sekolahnya menuju kerumahnya. dia menolong seorang nenek yang kelaparan dan kehausan, jadi sang nenek sangat berterimakasih kepada caludia dan memberikan sebuah kalung kepada caludia....
°
°
°
°
°
°
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jasmine Oke, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Sampai di sekolah Bonbon dan Denzzel, mereka berdua turun dari mobil Claudia juga turun untuk memberikan kotak bekal Bonbon juga kotak salad buah-buahan yang telah di siapkan Claudia, tidak lupa Denzzel dan Andi juga dapat.
"Bonbon tunggu dulu kamu ini kebiasaan ya,,, sebelum pergi ke kelas bawa kotak bekal mu sekalian" kata Claudia kepada Bonbon
"Eh, iya kak aku lupa lagi, hehehe..." Kata Bonbon sambil cengengesan
" Ini kotak satunya lagi isinya salad buah yang sudah kakak siapkan untuk mu" kata Claudia lagi sambil menyerahkan dua kotak pada Bonbon lalu mengambilnya
"Terimakasih kak, kalau tidak ada kakak aku pasti kelaparan saat belajar" kata Bonbon sambil tersenyum menampakkan gigi putih nya
"Buat aku mana kak, aku juga ingin salad buah" kata Denzzel polos entah kenapa ia merasa begitu cepat dekat dengan kak Claudia, sehingga dia tidak meminta sesuatu kepada seperti kakak nya sendiri
"Iya kakak tidak melupakan kamu kok, ini buat kamu dan ini buat Andi kakak titip sama kamu ya" kata Claudia lembut
"Yeye...aku juga dapat" kata Denzzel sambil melompat lompat dia senang sejak berteman dengan Bonbon dia selalu kenyang
"Kalau gitu kami masuk dulu kak" kata Bonbon dan Denzzel bersamaan
"Iya nanti kakak jemput lagi saat pulang sekolah" kata Claudia lalu dia berjalan lagi ke arah mobil Devan yang sedari tadi hanya di dalam mobil sambil menunggu Claudia, ia senang melihat kedekatan adiknya dengan Claudia.
"Kak aku berjalan saja ke sekolah, soalnya sudah dekat kok" kata Claudia kepada Devan
"Kenapa, masih jauh kalau berjalan, kaki kamu juga belum sembuh, masuk aja kita barengan kesekolah" kata Devan tersenyum
"Tapi kak, ada yang lihat saat aku keluar dari mobil mu bagaimana" kata Claudia bingung
"Tidak papa bilang saja aku yang antar kamu sekolah" kata Devan santai
"Kak Devan kamu santai sekali, tetapi aku takut..." Belum selesai Claudia berbicara sudah di dahului oleh Devan
"Jangan taku ada aku" kata depan sambil menenangkan Claudia.
Claudia hanya mengangguk lalu ia masuk ke dalam mobil Devan setelah itu mereka berangkat saat sampai di gerbang sekolahnya Claudia menyuruh Devan menghentikan mobilnya..
"Kak berhenti disini, aku turun disini saja" kata Claudia tetapi Devan hanya terus melajukan mobilnya masuk kedalam sekolah setelah itu sampai ke parkiran, sedangkan Claudia tambah risau dan gelisah.
"Yuk turun" kata Devan melihat Claudia tidak turun sedari tadi
"Kak dev turun saja duluan" kata Claudia lalu Devan turun dari mobilnya lalu berjalan ke sisi kiri mobilnya dan membukakan pintu buat Claudia.
"Kak dev apa yang kamu lakukan, ada yang lihat bagaimana" cemas Claudia sambil tengok samping kiri kanan apakah ada yang melihatnya, Devan hanya terkekeh melihat Claudia
"Bilang saja aku hanya membuka pintu mobil untuk mu" kata Devan santai
"Yuk turun, apa perlu aku gendong" kata Devan sambil menggoda. Takut Devan melakukan apa yang di katakan Devan, dia segera turun dari mobil Devan, saat sampai diluar Claudia menghela napas lega.
Sebelum masuk kelas ia memberanikan diri untuk berbicara dengan Devan.
"Kak Dev apa kamu suka salad buah" kata Claudia pelan
"Suka...apapun yang kamu buat aku suka" kata Devan sambil tersenyum kepada Claudia.
"Kak Dev hati-hati kalau ngomong, bagaimana buatkan kakak apakah kakak juga makan" kata Claudia lagi
"Asalkan kamu yang buat, racun sekalipun aku makan," kata Devan kembali
"Tapi apakah kamu berani memberikan aku racun" kata Devan lagi
"Tidak berani" kata Claudia pelan sambil menunduk lalu ia mengambil kotak salad buah dan di berikannya kepada Devan lalu Devan mengambilnya.
"Terimakasih ya" kata Devan lembut
"Sama-sama kak, aku masuk kelas dulu" kata Claudia lagi lalu Devan menganggukkan kepalanya kemudian Claudia langsung masuk kelas.
Setelah itu Devan juga masuk ke kelas nya, ternyata para sahabat nya sudah datang semua kecuali Gio ia sibuk mengurus anggota OSIS karena batas jabatannya sebagai ketua osis tinggal dua minggu lagi dalam bulan ini,jadi ia sibuk untuk menyerahkan semua tugasnya ke junior yang akan menjadi ketua selanjutnya.
Sampai di kelas Devan langsung duduk di bangkunya dan mengeluarkan kan kotak bekal yang telah di siapkan Claudia sebelum nya yang berisi Sandwich juga kotak salad buah.
Teman temannya yang melihatnya meresa heran, kenapa Devan membawa kotak bekal ke sekolah biasa ya dia anti terhadap membawa kotak kotak ke sekolah, apalagi pemberian dari fans nya langsung di buang atau di kasih ke teman-temannya yang lain.
"Cie..cie... Tumben tumbenan bawa kotak bekal ke sekolah, dua kotak lagi" kata thomas sambil senyum mengejeknya dia sudah bisa menebak dari siapa kotak itu, kalau tidak mana mau Devan membawanya
"Buat gue ya." Kata Alvaro sambil mengambil kotak dua kotak di hadapan Devan, sebelum tangan Alvaro sampai sudah ada orang yang menamparnya
"Jangan harap makanan ini sangat enak, khusus buat gue." Kata Devan mengambil kembali kotak bekalnya yang satu di simpan yang satu lagi di bukanya untuk dia makan sekarang.
"Iss... Jangan kuat juga kali tamparnya, kan sakit tangan gue" kata Alvaro kesal
"Siapa nyuruh lu ambil makanan gue" kata Devan lagi dengan tegasnya
"Kan biasanya gue yang makan dan teman teman kelas" kata Alvaro
"Yang ini spesial buat gue, jadi tidak sama dengan yang lain" kata Devan sambil tersenyum sedikit tidak ada yang melihatnya
"Apa nya yang spesial sama saja pemberian dari fans lu" kata Alvaro
Thomas tidak tahan lagi melihat Alvaro dia langsung tertawa, "hahahaha"
"Kenapa lu, gila" kata Alvaro
" Lu gak sadar itu pemberian dari Claudia, kalau dari yang lain mana mau dia bawa kelas ini pasti sudah di buang, ck.." kata Thomas lagi
"Benar kah, udah kasih bekal segala, gercep juga lu ya" kata Alvaro
"Kalau gue gak gercep ngejar dia, gue takut keduluan orang lain gue gak mau itu terjadi." kata Devan lagi sudah men claim Claudia milik nya sendiri.
"Kalau gitu cepat buka donk kontak nya, gue minta dikit pasti enak" kata Alvaro lagi kalau dalam kelompok Devan dia lah yang suka makan
"Baik lah " lalu Devan membuka kotak yang berisi salad buah-buahan
"Woah salad buah gue suka" kata Alvaro langsung mengambil sendok dekat kotak, sebelum itu terjadi lagi lagi lengannya di tampar Devan
"Gue duluan" kata Devan sambil mengambil kembali sendok di tangan Alvaro dan langsung memakannya dia tersenyum, ini memang enak apapun yang di buat oleh Claudia dia suka.
"Pantas saja Denzzel sering cerita salad buah Bonbon sangat lah enak" gumamnya dalam ternyata dia keduluan oleh adiknya sendiri memakan masakan Claudia.
"Jangan di habisin kata nya lu mau bagi dengan gue, kenapa lu habisin sich" kata Alvaro kesal salad buahnya langsung di habis saat Devan makan, ia memang sengaja menghabiskan semua ia tidak mau berbagi..
" Gue akan minta sendiri dengan Claudia" kata Alvaro lagi.
"jangan merepotkan nya" kata Devan lagi dengan tegas
Alvaro tidak menghiraukan nya dia mengerjakan tugas lain, waktu istirahat dia menemui Claudia minta buatin salad buah padanya.
.
.
.
.
Bersambung....
~🙏maaf kalau ada salah dalam penulisan dan penyampaian, ini hanya karangan semata dan masih banyak typo, dan mohon sarannya untuk perbaikan tulisan aku ke depannya dan jangan lupa tekan tombol like kalau suka, TERIMAKASIH telah membaca tulisan aku ~