Istri Gemoy Kesayangan Pak Kapolres

Zion menatap dalam wajah sang istri selesai ia membaca pesan yang masuk di ponselnya.

"Dek, ada pemberitahuan rapat di Markas besar nanti sore jam lima. Adek Mas antar sampai rumah dinas dan maaf Mas gak bisa temanin adek dirumah dihari pertama adek dilingkungan baru," ucap Zion memberitahu Fiona dengan wajah menyesal.

"Loh, berarti Mas gak istirahat dulu ya kalau rapatnya jam lima? Apa Mas gak capek soalnya kan kita dari perjalanan jauh?" tanya Fiona sedikit kasihan dengan suaminya.

"Ya capek sih, Dek. Tapi balik lagi ini sudah menjadi tanggungjawab Mas sebagai pemimpin yang bekerja tanpa mengenal waktu dan harus siap dalam keadaan apapun," jawab Zion dengan jujur.

"Iya sih, ya udah kalau gitu. Nanti Nana kirimin makan malam ke kantor Mas biar gak telat makan malam. Mas kirim aja alamat nya biar kurirnya gak kesasar jika alamatnya palsu," sahut Fiona sambil bercanda.

"Ish, mana ada alamat kantor Mas itu palsu! Emangnya adek mau masak apa? Kan kita belum belanja?" kekeh Zion dengan gemes sembari bertanya lagi.

"Lah, kan ada belanja online Mas. Meskipun Nana baru pertama kali ke sini, dengan ponsel pintar Nana bisa belanja di Mall tanpa harus ke Mall nya asalkan ada nomor whatsapp untuk layanan belanja online. Lagian barusan Nana udah cek di google tentang layanan belanja online di Mall terdekat dan udah dapat nomor whatsapp nya," sahut Fiona dengan sangat bangga.

"Duh, pintar banget istrinya Mas! Ya udah, tidur aja lagi gih, masih satu jam setengah lagi kita keluar dari tol ini dan sampai ke rumah dinas!" puji Zion sambil meraih kepala Fiona dan menaruhnya kebahu.

Tepat jam tiga sore lewat lima belas, Zion dan Fiona sudah tiba di rumah dinas Zion. Selama di Jogja kemarin, pria itu sengaja memerintahkan ajudannya Guntur Batubara untuk mencarikan pekerja lepas untuk membersihkan rumahnya agar saat ia pulang nanti rumahnya sudah bersih dan Fiona tidak perlu capek-capek membersihkannya.

"Wah, rumahnya luas ya Mas! Sudah bersih lagi, jadi bisa santai sambil belanja online," celetuk Fiona saat pertama memasuki rumah bercat krem dan coklat itu.

"Mas memang sengaja meminta ajudan Mas mencari orang untuk membersihkan rumah ini, Dek. Jadi, saat kita tiba, kita tinggal rebahan aja menghilangkan penat," sahut Zion sambil membawa masuk koper-koper dan kotak oleh-oleh kedalam.

Rumah dinas ini hanya mempunyai dua kamar tidur dengan satu kamar mandi dikamar utama, satu ruang tamu, satu ruang keluarga yang menyatu dengan ruang makan dan dapur tempat memasak dengan kamar mandi di sampingnya.

"Yang besar itu kamar kita, Dek! Kamar yang satunya sengaja Mas kosongkan dan dijadikan tempat salat jika tidak ada tamu atau keluarga yang datang menginap," tunjuk Zion pada kamar yang berdampingan dengan ruang keluarga pintunya.

Fiona mengangguk dan menyeret koper mereka memasuki kamar tersebut. Karena suaminya akan pergi lagi, Fiona bergegas menyiapkan perlengkapan mandi suaminya serta membuka lemari untuk mengambil satu set pakaian dinas resmi sang suami.

"Dek, Mas mau mandi dulu, baru salat Asar sebelum pergi ke Markas! Gas nya sudah Mas pasang," ucap Zion saat memasuki kamar mereka.

Bibirnya menyunggingkan senyum saat melihat pakaian dinasnya beserta onderdilnya sudah tertata rapi diatas tempat tidur yang baru saja Fiona ganti seprei nya.

"Iya, Mas! Nana mau belanja dulu lah biar cepat diantarnya! Oh ya, pakaian salat nya Nana bawa ke kamar sebelah ya?" sahut Fiona sambil berjalan keluar kamar.

Zion mengangguk pelan lalu mengambil handuk yang sudah ada diatas tempat tidur yang baru di keluar sang istri. Pria itu mandi tanpa lama-lama karena mau salat Asar juga sebelum pergi.

Fiona asyik berselancar berbelanja tanpa sadar jika suaminya sudah berpakaian lengkap dan rapi atributnya.

Begitu ia mencium wangi parfum yang sangat ia kenal, Fiona seketika menoleh dan terpaku melihat penampilan suaminya yang semakin tampan dan gagah dengan pakaian dinasnya.

"MasyaAllah, nikmat mana lagi yang kau dustakan, Fiona!" gumamnya dengan penuh decak kagum.

Zion terkekeh mendengar gumaman yang keluar dari mulut sang istri, ia lalu mendekat dan merengkuh pinggang berisi Fiona sehingga menempel pada tubuh kekarnya.

"Astaga, Mas! Kamu bikin kaget aja! Nanti baju kamu kusut lagi kalau peluk-peluk gini!" omel Fiona yang pura-pura kesal padahal senang.

"Mana ada kusut! Jika saja bukan rapat penting Mas mana mau jauh-jauh dari kamu, sayang! Baru juga semalam mulai kelonan, eh sekarang sudah pisah lagi karena tugas!" bantah Zion sedikit berat hati meninggalkan sang istri dirumah.

"Namanya juga resiko pekerjaan ya gini lah, Mas! Tanggungjawab Mas itu besar sebagai pimpinan dan aku mengerti itu kok! Udah, lebih baik Mas berangkat sekarang, nanti telat lagi!" sahut Fiona dengan lembut sambil menatap lekat wajah sang suami.

"Berikan Mas vitamin C dulu sayang biar tambah semangat!" bisik Zion ditelinga Fiona.

"Hah, vitamin C? Tapi kan Nana belum beli jeruk Mas untuk bikinin Mas jus jeruk? Lagian Mas bisa telat jika nungguin aku bikin jus jeruk dulu, " tanya Fiona dengan bingung dan kening berkerut.

Zion terkekeh geli melihat kebingungan sang istri dan tidak menyambung dengan kode vitamin yang ia bisikkan tadi.

"Vitamin C nya bukan dari jeruk itu, sayang! Tapi ini loh...," ucap Zion dengan menarik tengkuk belakang Fiona dan mendaratkan bibirnya ke bibir kenyal milik sang istri.

Fiona yang awalnya terkejut langsung paham dan mengerti vitamin C yang diminta sang suami. Ia yang sudah mulai mahir membalas ciuman Zion lebih dalam lagi sehingga keduanya bersilat lidah dengan napas yang teratur. Zion tersenyum bahagia disela-sela ciuman mereka karena Fiona sudah mulai lihai membalas ciumannya dan tidak lagi kaku seperti waktu itu.

"Hah, hah, hah!!!! Aku masih juga hampir kehabisan napas!" sungut Fiona begitu ciuman mereka terlepas.

"Hehehehe, tapi kamu sudah mulai mahir, sayang! Mas suka kamu yang seperti ini, tidak pasif dan sedikit agresif!" kekeh Zion sambil mengusap sisa-sisa saliva yang masih membasahi bibir bawah Fiona.

"Udah ah, kalau ngomong itu gak ada habis-habisnya! Mendingan Mas berangkat sekarang sebelum terlambat karena aku juga masih belum bisa di pakai!" ucap Fiona sambil memalingkan mukanya karena salah tingkah dipuji seperti itu oleh suaminya.

"Ya sudah, Mas berangkat dulu! Hati-hati dirumah, dan alamat kantor Mas sudah Mas kirim ke WA! Assalamualaikum!" sahut Zion pasrah dan mengecup lembut kening dengan bibir Fiona setelah mengucapkan salam.

"Waalaikumsalam, Hati-hati dijalan, Mas suami!" jawab Fiona dengan melambaikan tangan.

Bersambung...