NovelToon NovelToon
PEWARIS TERHEBAT 6

PEWARIS TERHEBAT 6

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Action / Crazy Rich/Konglomerat / Balas Dendam / Sci-Fi
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

“Gray dan yang lain dalam bahaya. Aku harus menolong mereka.”

Ketika Luc Besson menekan tombol dan serangan mematikan itu melesat cepat ke arah Gray dan rombongan, Gavin memaksakan dirinya berdiri. Napasnya terengah-engah, tubuhnya nyaris tak sanggup bergerak, tetapi kakinya tetap melangkah.

“Tidak!”

Ia berlari sekuat tenaga, meski sadar tindakannya mungkin tidak akan menghentikan serangan itu. Namun ia tidak bisa berdiam diri ketika kematian berada tepat di depan mata orang-orang yang ingin ia selamatkan.

Di saat itulah Gavin berteriak dalam keputusasaan yang paling dalam.

“Aku mohon hentikan waktu agar aku menolong mereka.”

Seketika, Gavin terperangah. Sebuah gelombang aneh menjalar dari dalam tubuhnya, sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

“Apa yang terjadi?”

Di hadapan kehancuran yang tak terelakkan, Gavin melihat sesuatu yang tidak pernah dirinya lihat selama ini—sebuah tanda bahwa kekuatan tersembunyi di dalam dirinya akhirnya terbangun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Waktu keberangkatan menuju markas UltraTech semakin dekat. Xander tampak semakin tegang meski ia berusaha bersikap setenang mungkin. Informasi-informasi yang ia dapatkan membuatkan tertekan dari berbagai sisi. Ia tidak pernah merasa setidak tenang ini sebelumnya.

Xander menonton latihan Alexis di tribun penonton bersama Lizzy, Samuel, Sebastian, dan yang lain. Anak kecil itu masih terlihat semangat. Si kucing dan merpati putih, Axo dan Axe, melihat di sisi lapangan. Keduanya menonton dengan cukup tenang.

Xander tidak ingin melewatkan momen berharga ini. Pria itu tumbuh tanpa kehadiran ayah dan ibu di sisinya nyaris selama tiga puluh tahun. Ia tentu tidak ingin Alexis merasakan hal yang sama, tetapi di saat yang sama ia ingin putranya itu menjadi sosok tangguh yang mampu melindungi keluarganya.

Xander terdorong dan terjatuh hingga berguling-guling. Xander, Lizzy, Samuel, Sebastian, dan yang lain sontak terkejut, berdiri dari kursi. Axo dan Axe bahkan segera mendekat.

"Apa yang kau lakukan, pria sialan? Kau mendorong terlalu keras!" protes Larson seraya mengacungkan tinju ke arah Lorien. "Aku pasti akan menghajarmu!"

"Tenanglah, sialan!" geram Larvin tertahan.

"Dia menyakiti Alexis, Tua Bangka!"

"Aku baik-baik saja." Alexis bergegas berdiri. "Aku akan kembali berlatih."

"Kau paman yang sangat perhatian, Larson." Xander tertawa.

"Alexis tidak apa-apa. Kau tidak perlu sekhawatir itu, Larson," ujar Lizzy seraya menahan tawa. "Lihatlah. Dia sudah berlatih kembali.”

Larson mengamati semua orang yang menertawakannya. Ia kembali duduk, mendengus kesal. "Dasar brengsek! Mereka menertawakanku. Aku akan memukulmu jika kau terjatuh kembali, Alexis," gumamnya.

Di saat yang sama, Gray, Baba, Bennet, Bruce, dan Osvaldo Tolliver tengah berkutat dengan serangkaian teknik pembuatan beberapa alat canggih. Mereka cukup lama, kemudian mulai membagi tugas penting. Asher dan beberapa anggota pasukan Xander ikut berkecimpung dalam membuat alat-alat canggih.

Luc Besson mengamati pekerjaan Gray, Baba, dan yang lain melalui sebuah ruangan. Ia juga beberapa kali melakukan pemeriksaan keadaan kediaman Xander.

"George tampaknya memilih mundur. Dia tahu konsekuensi apa yang akan dia dapatkan jika berhadapan denganku dan yang lain." Luc Besson tersenyum. "Akan tetapi, ketika melihat ekspresi wajahnya saat aku melihat dari pandangan burung merpati itu, dia tampaknya sangat tertekan. Graham atau anggota dewan kemungkinan menekannya dengan sangat kuat. Setiap anggota sudah dilatih untuk menjalankan berbagai misi dengan tingkatan kesulitan dari terendah hingga tertinggi, termasuk latihan penguatan mental. Jika George sampai sertekan itu, itu berarti dia mendapatkan ancaman."

Luc Besson menekan sebuah tombol. Robot-robot serangga yang bertengger di pohon seketika menyebar ke sekeliling.

Di saat yang sama, George tengah berada di sisi sungai yang cukup jauh dari hutan kediaman keluarga Xander. Pria itu memeriksa beberapa persiapan sekaligus kondisi di kediaman Xander melalui alat yang terbang di atas kediaman.

"Aku bisa memastikan jika Luc berada di kediaman Alexander saat ini. Dia kemungkinan melatih anak-anak istimewa itu sekaligus membantu Alexander untuk mengembangkan alat-alat canggih mereka. Apa yang sebenarnya dia rencanakan? Apakah dia akan melawan UltraTech dengan bantuan Alexander dan anak-anak itu?"

"Itu tentu tidak akan cukup untuk mengalahkan UltraTech. Secerdas-cerdasnya Luc, dia tidak akan bisa melawan UltraTech hanya dengan bantuan beberapa anak istimewa sekaligus bantuan Alexander."

George mengembus napas panjang. "Jika anggota dewan tahu Alexander sudah bekerja sama dengan UltraTech, mereka tidak akan tinggal diam. Mereka akan menghancurkan Alexander dan keluarganya tanpa ampun seperti yang sudah terjadi pada beberapa orang sebelumnya. Pertemuan anggota baru akan sebentar lagi dimulai. Apakah Alexander akan tetap pergi atau justru membatalkan keanggotannya begitu saja?"

George menggeleng beberapa kali, menoleh pada jam tangan nya sesaat. "Ketua sudah mempercayakan aku untuk melakukan tugas ini. Aku tidak boleh mengkhianati kepercayaannya. Aku harus membantu Luc dan yang lain dengan kemampuanku."

Di tempat yang berbeda, Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain tengah mengikuti pelatihan bersama anggota yang lain. Latihan semakin sulit dari waktu ke waktu.

"Sial!" Edward berdecak ketika ambruk di lantai setelah terkena serangan sebuah robot. Ia kembali bangkit, menyerang robot itu sekuat tenaga.

Edward menganggap latihan ini sebagai ajang untuk meningkatkan kekuatan dalam rangka membalas dendam pada Xander. Jika seandainya ia bertemu kembali dengan Xander, ia tidak akan segan menghancurkannya.

Satu jam kemudian, latihan selesai dan seluruh anggota bisa beristirahat. Edward dan yang lain segera pergi menuju kantin untuk makan siang.

Edward hanya diam ketika mendengarkan obrolan Leonel, Troy, dan Tyler seputar robot dan proses latihan. Ia menoleh pada seorang pria yang berjalan sendirian di belakangnya.

"Ah, lihatlah siapa orang-orang yang menyambut kita," ujar Greg yang datang bersama rekan-rekannya. Mereka seketika menghalangi jalan Edward dan yang lain.

Edward, Troy, Tyler, dan Leonel seketika berjalan.

Troy berdecak. "Menyingkirlah dari jalan kami sekarang, pria cacat!"

Greg mendengkus kesal. "Kalian benar-benar tidak tahu diuntung. Tuan Osvaldo sudah menyelamatkan kalian, tetapi kalian justru bertingkah malas-malasan. Kalian terus kalah melawan robot-robot itu."

Leonel menepuk bahu Troy. "Jangan dengarkan pria cacat itu. Kita sebaiknya segera makan siang untuk latihan berikutnya. Dia hanya ingin memprovokasi kita."

"Lihatlah para pengecut itu! Mereka tidak berani melawan kita." Greg tertawa terbahak-bahak, yang kemudian diikuti oleh teman-temannya.

"Menyingkir dari jalanku, brengsek!" Seorang pria tiba-tiba menghantam pukulan pada Greg hingga pria itu ambruk dan tidak sadarkan diri di lantai.

Edward dan semua orang yang melihat kejadian itu sontak terkejut. Teman-teman Greg sontak membuka jalan bagi pria itu.

Troy, Tyler, Leonel tersenyum, sedangkan Edward mengamati pria itu saksama.

"Pria pendiam itu hebat. Satu pukulannya mampu membuat si brengsek itu tidak sadarkan diri di lantai." Edward tersenyum. "Siapa dia?"

Edward, Troy, Tyler, dan Leonel berjalan melewati teman-teman Greg yang membawanya menuju ruangan kesehatan. Mereka memasuki kantin, mengantri bersama anggota yang lainnya.

"Siapa pria yang memukul si brengsek tadi?" tanya Edward, “aku sudah beberapa hari ini melihatnya, tetapi aku belum mengetahui namanya dan dari mana dia berasal?"

"Dia adalah Shane, putra dari pemimpin berandalan bernama Stryker. Aku mendengar jika Stryker terluka parah karena sebuah pertarungan. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa berakhir di tempat ini. Dia termasuk orang yang baru bergabung," jawab Leonel.

"Dia tampak sangat kesal dan penuh amarah. Aku menyukai sorot matanya yang tajam dan penuh dendam." Troy tersenyum. "Bukankah kita seharusnya membina hubungan baik dengan nya setelah kejadian tadi?"

"Aku pikir dia akan berguna bagi kita. Orang-orang di tempat ini tentulah memiliki tujuan masing-masing. Jika dia bermasalah dengan Alexander, kita harus menjadikannya sebagai sekutu kita," ucap Tyler.

"Apa kau lupa jika Osvaldo Tolliver menjadi sekutu Alexander sekarang?" Edward mendengus kesal.

"Pelankan suaramu, Edward. Para bawahan Osvaldo Tolliver dan robot-robot sialan itu mungkin saja bisa mendengarmu dan melaporkanmu." Leonel menyikut Edward. "Kita belum tahu alasan kenapa Osvaldo Tolliver bersekutu dengan Alexander maupun alasan kenapa Alexander mau bersekutu dengannya. Aku yakin pasti ada hal sangat penting sehingga mereka bekerja sama, terlebih, Osvaldo Tolliver sampai mendatangi kediaman Alexander."

Waktu berlalu dengan cepat. Di sebuah ruangan, sepuluh orang anggota pasukan sedang berbaris dengan rapi.

"Kalian bisa berangkat sekarang. Temukan dan seret Luc Besson ke hadapan kami secepatnya," ujar pemimpin dewan.

Pasukan itu membungkuk hormat. Satu per satu dari mereka terbang meninggalkan ruangan setelah jendela terbuka.

1
MELBOURNE
sabar sabar
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
Muantuaappp../Good/ Lanjut Thor..
Glastor Roy
update ya torrr ku
Suris
makin berkembang dan makin seru ceritanya. lanjut thor... /Good/semangat...
Glastor Roy
up
Glastor Roy
yg bayak la tor
MELBOURNE: sabar guyss
total 1 replies
Glastor Roy
update ya torrr ku yang baik hati
Glastor Roy
update ya torrr ku yang
MELBOURNE: udah diupload semua yaa
tunggu sebentar
total 2 replies
Glastor Roy
tor up ya
Glastor Roy
update
Glastor Roy
update ya torrr ku
MELBOURNE: sabar prosess
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!