NovelToon NovelToon
From Duks Till Dawn

From Duks Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Popularitas:158
Nilai: 5
Nama Author: Cherry_15

Seorang perempuan cantik dan manis bernama Airi Miru, memiliki ide gila demi menyelamatkan hidupnya sendiri, ditengah tajamnya pisau dunia yang terus menghunusnya. Ide gila itu, bisa membawanya pada jalur kehancuran, namun juga bisa membawakan cahaya penerang impian. Kisah hidupnya yang gelap, berubah ketika ia menemui pria bernama Kuyan Yakuma. Pria yang membawanya pada hidup yang jauh lebih diluar dugaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherry_15, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Topeng Pelindung Jiwa

“Rakuyan!” panggil Tsukiyama dengan yakin.

Yang mendengar panggilan, jelas hanya bisa terdiam panik namun tanpa ekspresi. Bertanya-tanya dalam hati, siapa yang mengenali nama aslinya di sini selain Airi?

Ryuka melirik sekilas tanpa menoleh ke sumber suara, dan semakin panik dibuatnya.

“Sial!” gerutunya dalam hati.

“Mengapa harus bertemu dengannya lagi di sini!?” lanjutnya kian gelisah.

Tak mengerti harus berbuat apa, ia terdiam berharap kediamannya membuat Tsukiyama pergi dengan sendirinya karena mengira salah orang.

Namun bukannya pergi, Tsukiyama justru semakin mendekatinya.

“Rakuyan!” panggilnya singkat setelah sudah berada tepat dihadapan Ryuka.

“Benar kau Rakuyan, kan?” lanjutnya memastikan kembali.

Ryuka menatap polos ke arah Tsukiyama, pura-pura tak mengerti apapun. Ia menunjuk pada dirinya sendiri, seolah menanyakan apa benar ia orang yang pria itu maksud.

“Iya, kamu! Kau Rakuyan Yakuma, kan?” tanya Tsukiyama lagi, masih mencoba memastikan.

Tanpa suara, Ryuka menggelengkan kepalanya dengan tatapan tak mengerti. Bahkan ia sedikit mengambil langkah mundur, sembari mengangkat tangan didekat dada juga melambaikannya.

“Apa benar kau bukan Rakuyan Yakuma vokalis dari band Silent Cold Fire itu?” lagi dan lagi, Tsukiyama mencoba memastikan. Ryuka menggelengkan kepalanya lagi.

“Tapi, kalian teramat mirip! Coba sini buka maskernya!” Tsukiyama dengan tidak sopannya hendak membuka paksa masker Ryuka.

Rakuyan pun menahan napas, tak tahu harus meresponnya seperti apa lagi. Pasrah, berharap ada keajaiban yang menyelamatkannya kali ini.

Sedangkan dari balik pintu ruang ganti wanita, seorang gadis memperhatikan kawannya yang sedang dalam masalah. Segera ia menyusun rencana penyelamatan.

“Ryuka, sayang!” teriak Airi dari kejauhan, sesaat sebelum Tsukiyama berhasil membuka masker Ryuka.

Gadis itu berlari menghampiri mereka berdua, lalu mendekap erat pergelangan tangan Ryuka, sedikit mengecup pipinya, membuat yang dikecup sedikit tersentak.

“Ryuka, sayang.. kamu sudah menunggu lama ya? Maaf, tadi bajuku jatuh. Jadi aku cukup lama mengeringkannya.” ucap Airi pada Rakuyan, berpura-pura menjadi kekasihnya.

Ryuka menghela napas lega ketika menyadari Airilah yang menyelamatkannya dari situasi ini. Ia tersenyum manis sembari membelai lembut rambut gadis yang sedang mendekapnya.

Tsukiyama jelas terkejut melihat adegan tersebut, tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ryuka? Bukankah dia adalah Rakuyan?

Tapi kekasihnya bukanlah yang dulu sering bersamanya, apa dia salah orang? Banyak hal yang Tsukiyama pikirkan, hingga tak mampu berkata apapun.

“Mau pulang sekarang?” tanya Airi dengan lembut pada Ryuka. Yang ditanya hanya mengangguk pelan.

Terkejut mendengar hal itu, Tsukiyama segera mengambil tindakan.

“Tunggu!” selanya menghalangi jalan mereka.

“Tsukiyama?” tanya Airi dengan polos. Yang ditanya hanya mengangguk pelan.

“Ih! Yaampun! Aku penggemarmu! Tak menyangka bisa bertemu disini!” lanjutnya dengan girang.

Ryuka hanya terdiam, tak mengerti dengan apa yang Airi rencanakan saat ini. Namun ia berharap perempuan itu tidak menghancurkan hidupnya.

“Begitu kah? Apa kau tahu Rakuyan Yakuma juga? Dia satu agensi denganku.” Tsukiyama mencoba mengulik informasi dari Airi.

“Tahu, ada apa?” jawab Airi polos.

“Apa kau tahu, dia menghilang ke mana?” tanyanya lagi, masih mencoba mengulik informasi.

“Kalau aku tahu, sudah sejak lama aku menculiknya ke rumahku.” jawab Airi jujur, jika memang ia punya rumah.

“Begitu ya? Kau juga tidak bisa menemukannya?” Tsukiyama sedikit kecewa.

“Maaf. Kami duluan ya, mari.” pamit Airi santun, lalu pergi begitu saja sembari menggandeng Ryuka mesra.

Tsukiyama hanya terdiam melihat mereka berlalu, tak mengerti dengan apa yang terjadi. Dalam ingatannya, ia tahu pasti bahwa pria itu adalah Rakuyan.

Namun jika sudah seperti ini, ia tak tahu lagi mana yang harus dipercayai. Mungkin saja mereka sedang bermain peran, namun terlalu natural untuk disebut sebagai peran.

Tsukiyama pun akhirnya kembali pada kamar hotelnya dengan pikiran yang berkecamuk, namun ia ingin mengistirahatkan dulu isi kepalanya sementara waktu.

Disisi lain, Ryuka merasa bersyukur memiliki Airi yang melindungi identitasnya pada saat yang tepat. Mungkin benar apa yang dikatakan Airi tentang psikologisnya terhadap makna tato perlindungan.

“Hmm.. Airi?” panggil Ryuka dengan ragu, saat mereka sudah sampai pada kamar hotel, hendak bergegas pulang.

“Ya?” tanya singkat Airi, polos.

“Kita sudah sampai kamar, kan?” tanya Ryuka memastikan.

“Betul.” jawab Airi masih dengan singkat dan polos.

“Tyukiyama juga sudah tak mungkin menemukan kita?”

“Iya.”

“Lalu, mengapa kau masih menggandeng ku seperti ini?” akhirnya Ryuka bisa mengeluarkan pertanyaan sesungguhnya.

“Eh?” tanya Airi setia dengan kepolosannya.

Ryuka menghela napas kasar sebelum menjawab.

“Kau menggandeng ku, hanya untuk mengelabui Tsukiyama, kan?”

“A-ah..! Tidak boleh ya, jika seperti ini terus?”

Airi sedikit manja bercampur kecewa, namun perlahan melepaskan dekapannya juga dari lengan Ryuka.

“Ka- kau nyaman dengan posisi seperti itu!?” Ryuka mulai menyadari kejanggalan dari reaksi Airi.

Airi mengangguk polos, menatap Ryuka dengan mata berbinar sembari menyentuh tangan pria dihadapannya dengan longgar.

“Jika kau tidak keberatan,” jawabnya ragu.

Degup jantung Ryuka seketika bekerja 96 kali lebih cepat dari biasanya, wajahnya memerah andai saja tidak terhalang oleh masker.

“Imutnya…” pikirnya mulai gemas dengan tingkah Airi.

Jika sudah seperti ini, Ryuka mana tega menolaknya? Airi begitu memahami bagaimana cara meluluhkan hatinya. Atau mungkin memang Ryuka yang lemah dan mudah terlena?

Ryuka menghela napas pasrah. “Yasudah, terserah padamu,” jawabnya.

“Tapi kita harus fokus bergegas pulang dulu. Bukankah kau juga ingin membuat tato?” lanjutnya mengingatkan.

Airi mengangguk riang sembari tersenyum manis, lalu melompat untuk mendekap erat Ryuka, hingga pria bermasker hitam itu nyaris terhuyung ke belakang.

“Yay! Ryuka memang yang terbaik! Terimakasih ya, sayang!” girang Airi sembari terus mendekap Ryuka.

Hal itu membuat telinga Ryuka berwarna merah.

“Ugnh! Mengapa dia terus memanggilku begitu?” pikirnya, dalam keadaan dada berdebar.

“Apa dia benar-benar sayang, dan menginginkanku?” lanjutnya.

Ryuka tak memahami apa yang sebenarnya terjadi saat ini, namun yang ia tahu pasti adalah perasaannya begitu hangat setiap kali Airi memanggilnya ‘sayang’.

Bahkan rasa ini belum pernah hadir pada wanita yang dulu singgah di hatinya. Wanita itu memang sering memanggil ‘sayang’ atau mengungkapkan rasa cintanya, namun tak begitu terasa bermakna bagi Ryuka.

Rasanya seperti… hanya sebuah formalitas atau ungkapan yang secara umum dilakukan oleh sepasang kekasih saja, tanpa ada rasa atau pembuktian yang lebih dalam akan ungkapn itu.

Tak mau larut dalam masa lalu, Ryuka pun mendekap Airi dengan hangat penuh ketulusan. Beberapa menit menikmati adegan romantis, sebelum akhirnya bergegas menuju tempat pembuatan tato.

“Omong-omong, Airi. Kau tadi kreatif sekali dalam menghadapi Tsukiyama! Aku masih teringat tentang kata-katamu, akan menculik ku ke rumahmu hmmm? Bukannya justru kau yang saat ini sedang ku culik?”

Ryuka bercanda sembari mengevaluasi Airi, ditengah perjalanan menuju tempat pembuatan tato. Mereka berjalan beriringan, dengan Airi yang setia mendekap mesra lengan Ryuka.

“Aku jujur, kan? Faktanya, aku memang tak punya rumah, jadi hal itu mustahil ku lakukan!” sahut Airi, membanggakan hal menyedihkan dalam hidupnya.

Mereka pun tertawa bersama dengan begitu akrabnya, menikmati kehangatan mentari yang kian meninggi. Hati keduanya mulai meleleh secara lembut, dibantu oleh sang mentari.

Namun sesaat suasana kembali hening, Ryuka dan Airi larut dalam lamunan masing-masing. Menikmati biru langit, juga hembusan angin yang bermain.

“Tapi, Airi. Yang kau lakukan itu, sungguh hebat. Terima kasih ya, sayang. Jika kau tak datang, mungkin aku sudah dalam bahaya besar,” Ryuka mulai menyadari betapa berartinya Airi bagi hidupnya.

Ia terfikir, andai saja tidak mengenal Airi, andai ia tetap memutuskan untuk menikmati hidup sendiri. Tak ada yang bisa ia lakukan, jika masalah seperti tadi terjadi.

Di sisi lain, Airi tak mampu bersuara untuk menjawab ungkapan Ryuka tadi. Jantungnya berdebar mendengar kalimat yang begitu manis dan lembut, bagai permen kapas itu.

Wajahnya memerah, perasaannya seketika menjadi gugup. Ia tak mampu berfikir jernih, akan apa yang harus ia lakukan saat ini.

Menyadari reaksi gadis di sebelahnya, Ryuka terpikirkan ide jahil. Perlahan ia melepaskan tangannya dari dekapan Airi, beralih merangkul area belakang leher gadis itu dengan lembut, lalu membuka sekilas maskernya berhubung tak ada yang melihat.

Secara perlahan pula, Ryuka mendekatkan wajahnya pada wajah Airi. Dapat ia pastikan bahwa gadis cantik itu saat ini sedang merasa amat gugup. Dalam kesempatan ini, ia mengecup lembut pipi Airi penuh dengan kehangatan.

“Ryu- Ryuka..” Airi kian gugup, tak mengerti harus berkata apa lagi.

“Sekarang impas, kan? Kau juga tadi mengecup pipiku tanpa peringatan.” ucap Ryuka santai, sembari mengenakan kembali maskernya.

“Ih, Ryuka menyebalkan!” teriak Airi kesal, hendak memukul pelan lengan atas Ryuka.

Namun, Ryuka yang sudah hafal dengan reaksi gadis manis saat marah itu, berlari begitu saja untuk menghindari pukulan, sembari tertawa lepas.

Mereka pun akhirnya bermain kejar-kejaran, dibawah langit cerah yang indah. Meski tak terucap, mereka mengakui dalam hati masing-masing. Akan harapan agar hari indah ini tak berakhir.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!