Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
4. Kau Mau Menikah Denganku?
Viola Daisyra, dia hanyalah gadis biasa yang bisa ditemukan di mana pun. Bekerja di sebuah kafe yang ada di dekat pusat perkantoran.
Biasanya setiap shift ada dua karyawan yang bekerja beserta manager kafe. Viola menjaga kasir, satu temannya membuat minuman. Tapi ada beberapa jenis minuman yang khusus dibuat Viola.
Mereka menyediakan aneka minuman, dari kopi dan jus buah. Camilan cake manis dan asin gurih pun tersedia sebagai pelengkap.
Kafe mereka akan ramai oleh para pekerja kantoran di hari kerja, dan muda mudi berpasangan di akhir pekan. Viola dan karyawan lainnya, sibuk berjibaku dengan pekerjaan masing-masing.
"Silahkan pesanan Anda, Tuan." Suara ramah dan senyum bisnis terkembang.
Itulah, hari pertama Viola bertemu dengan Bastian.
Laki-laki yang berpenampilan seperti pekerja kantor pada umumnya. Dia memakai setelan kemeja, dasi dan jas yang terlihat sangat serasi membalut tubuhnya. Menyisir rambutnya ke belakang, memperlihatkan keningnya yang lebar dan bersinar.
Dia tampan sekali, gumam Viola sambil tersenyum canggung menunggu, karena pelanggannya belum bicara apa pun. Malah menatapnya, membuatnya salah tingkah dan malu sendiri. Viola menyentuh lehernya sambil mencari apa pun yang bisa dia lihat.
"Viola..."
Deg.. karena terkejut, Viola refleks menutup papan nama yang tersemat di dadanya. Dia memundurkan tubuh. Mulai merasa sedikit aneh dengan laki-laki yang ada di depannya.
"Maaf Tuan, silahkan pesan, ada banyak yang sedang mengantri di belakang Anda."
Memang, saat ini ada empat orang yang sedang mengantri beserta laki-laki yang sepertinya tidak asing.
Ah, dia orang yang setiap hari datang membeli pineapple tropica squas dan segelas americano. Viola hafal dengan wajah laki-laki itu, karena sepertinya kafenya menyediakan buah nanas hanya untuk dia seorang.
Tapi, laki-laki di depannya yang memanggil namanya, sepertinya ini pertama kali dia datang ke kafe.
"Kalau Anda belum mau memesan.."
"Pineapple tropical seperti biasa dan juga segelas americano." Laki-laki yang sudah biasa Viola lihat yang akhirnya menjawab.
"Baik Tuan, semuanya..."
Viola terperanjat kaget, saat tiba-tiba laki-laki yang memanggil namanya mencengkram kerah baju laki-laki yang biasanya datang, sambil berdecak gusar.
"Kau sudah sering kesini?"
"Maafkan saya Tuan." Entah buat apa dia minta maaf, Viola tidak tahu.
Laki-laki yang biasa datang menyodorkan kartu, Viola segera menyelesaikan pembayaran. Setelah itu, rekan kerjanya membuat kopi, dan dia membuat pineapple tropica squas, kedua orang itu tidak bergerak dari meja pemesanan.
"Maafkan saya Tuan, apa Anda bisa menunggu di tempat duduk, pelanggan di belakang Anda mau memesan."
Kata-kata teman Viola sudah sangat sopan, tapi sepertinya membuat pria aneh di depan Viola tersinggung. Dia memukul meja, lalu menunjuk Viola.
"Tuan minuman Anda," ujar Viola berusaha tersenyum. "Alat yang dipegang teman Anda akan berbunyi, kalau pesanan Anda..."
"Viola, apa kau bisa bicara denganku, ada yang mau aku bicarakan." Laki-laki itu benar-benar aneh, dia tidak menggubris kata-kata Viola.
Manager kafe yang melihat situasi aneh itu, akhirnya menyuruh Viola bicara dengannya, jadi sambil membawakan minuman, Viola duduk di depan laki-laki aneh itu.
Deg.. deg..
Situasi apa ini? sebenarnya dia siapa? aku juga tidak kenal dengannya kan? Rentetan pertanyaan muncul di kepala Viola.
Sambil meneguk jus nanasnya, laki-laki itu mendongak, dan tiba-tiba laki-laki yang biasa datang mengeluarkan kartu nama.
Bola mata Viola membelalak saat membaca apa yang tertulis di kartu nama. Hexana Group, dia dari Hexana Group. Hexana Group yang perusahaannya ada dimana-mana itu kan? bahkan produk kopi mereka yang dipakai kafenya.
Kenapa? apa aku sudah menyinggung beliau?
"Ke.. kenapa? apa saya membuat kesalahan? tapi pineapple tropica yang saya buat sudah sesuai resep. Saya tidak menambah atau mengurangi apapun."
Eh, dia meminumnya hampir separuh, berarti ini bukan tentang jus? lantas kenapa!
"Kau sudah menikah?"
Hah? apa si? Aaaaa! ini kenapa?
"Kenapa Anda bertanya?"
"Kau sudah menikah?"
Dia tidak perduli dengan pertanyaan ku. Lalu, kenapa laki-laki di belakang Anda mendelik begitu!
"Saya belum menikah."
Akhirnya Viola memilih menjawab, supaya suasana membingungkan ini segera berakhir.
"Kalau begitu, ayo menikah denganku."
Gubrak! rasanya bola mata Viola seperti mau melompat saking kagetnya.
Me menikah? kenapa aku diajak menikah oleh orang yang baru aku temui! kenapa ini!
"Maaf Tuan, saya tidak tahu ada apa ini, tapi sepertinya terlalu aneh mengajak seseorang menikah di hari pertemuan pertama."
Kita tidak saling kenal, Anda memang minum jus nanas yang saya buat setiap hari, tapi sepertinya Anda tidak jatuh cinta karena jus nanas itu.
"Kenapa? Katanya kau belum menikah kan? Ayo menikah denganku Viola."
Memang kita sudah saling kenal! kenapa memanggilku dengan sok akrab begitu.
Tidak tahu harus menjawab apa, Viola memilih bangun dari duduk. Viola mendorong kursinya. Dan bangun dari duduk.
"Maaf Tuan, sepertinya saya harus kembali bekerja, pelanggan banyak dan manager saya pasti kewalahan, Jadi saya harus kembali ke tempat saya. Permisi." Viola menundukkan kepala sebelum berlalu. Sesaat dia masih berdiri, tidak ada reaksi apapun. Akhirnya dia kembali ke meja kasir.
Hah? menikah? menikah! Dengan orang yang baru aku temui.
Saat berdiri di belakang kasir, beberapa kali Viola melirik, dan laki-laki itu masih menatapnya dengan tajam. Membuat gadis itu takut.
Dia bangun, kenapa dia mendekat!
Gelagapan Viola mencoba memperbaiki ekspresi takutnya.
"Aku akan datang lagi, kita bicara lagi nanti."
Tidak usah datang! aku takut! kata-kata itu nyangkut di ujung tenggorokannya. Takut.
"Maaf Tuan, saya sedang sibuk."
"Kalau kau tidak sibuk, kau bisa bicara denganku kan?"
"Ya, mungkin."
"Kalau begitu, pikirkan tawaranku. Aku akan datang lagi, dan saat itu kita bicara. Aku harap tidak mendengar sesuatu yang mengecewakan saat itu."
Hah? apa itu artinya kau mengancamku! tidak mau! memang kau siapa? kenapa mengajak orang menikah tiba-tiba begitu.
Viola tidak menjawab, lalu kedua laki-laki itu berlalu dari kafe, tanpa meninggalkan jejak apapun.
Manager dan teman Viola langsung menghujani Viola dengan rentetan pertanyaan.
"Aku tidak tahu dia siapa! sumpah! aku cuma tahu yang setiap hari memesan pineapple tropical itu. Tapi dia juga tidak pernah mengajakku bicara selain memesan minuman."
Siapa mereka? ya Tuhan aku mohon, aku tidak mau terlibat dengan orang aneh seperti itu. Walaupun dia tampan! Aaaaa! kenapa orang tampan harus orang aneh si. Viola merasakan tengkuknya merinding, teringat ajakan menikah yang tiba-tiba itu.
Dan keesokan harinya, laki-laki aneh itu tidak muncul. Hanya laki-laki yang biasanya datang memesan minuman yang sama. Tanpa bicara sepatah kata pun. Berlalu pergi setelah minumannya dibuat.
Viola pikir penolakannya dengan tegas itu pasti diterima oleh orang aneh itu.
Ternyata gadis itu salah.
Tiba-tiba, ada kafe saingan di sebrang jalan yang baru dibuka. Dari situlah, Viola menyadari, orang aneh yang mengajaknya menikah, ternyata bukan orang aneh biasa.
Bersambung