Apa hal yang paling menyeramkan di dunia ini?
Mungkin jika Zahra ditanya hal itu maka ia akan menjawab bahwa pernikahan beda agama adalah yang paling berat sekligus menyeramkan. Jangankan untuk menjalani, bahkan untuk membayangkannya 'pun Zahra tidak mampu. Namun garis takdir berkata jika jalan ini memang harus Zahra lalui, yaitu menjadi pengantin pengganti untuk atasannya yang memiliki keyakinan berbeda dengannya.
Lalu akan seperti apakah kehidupan rumah tangga mereka berlayar? Apakah dalam pelayaran dalam biduk rumah tangga ini mereka akan menemui pelangi, atau justru rintangan badai yang akan mereka jalani? Ikuti kisah selengkapnya eksklusif hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratu jagad 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Perasaan Zahra terlampau senang hari ini lantaran sikap manis Mommy Alice yang menyuapinya tadi. Kini, saat menyuci piring dan perabotan dapur yang tadi ia gunakan 'pun ia masih senyum-senyum sendiri. Entahlah, ada rasa bahagia tersendiri di hatinya karena mendapat perlakuan manis dari Nyonya besar keluarga Fox itu, karena selama Zahra menjadi Sekretaris Jonathan, ia sering bertemu Nyonya Alice, tetapi wajah Nyonya Alice memang tampak angkuh dan sombong seperti orang kaya pada umumnya. Tetapi setelah hari ini, tampaknya Zahra akan mengubah sudut pandangnya tentang Nyonya Alice.
"Sikap seseorang itu tergantung personalnya, bukan kedudukannya." ucap Zahra akhirnya. Ya, ia berani menyimpulkan ini sekarang.
Selesai membereskan kekacauan yang ia perbuat, Zahra menuju kulkas dan mengambil minuman dingin, lalu meneguknya hingga hanya tersisa sedikit. Tanpa Zahra sadari, ternyata ada Jo di belakangnya.
"Ehem! Sudah selesai min—"
"Aaaa!" Zahra terkejut dan berbalik saat tiba-tiba mendengar suara Jo, hingga membuat minuman di tangannya tumpah mengenai baju Jo. "T-tuan muda?" Zahra langsung meletakkan gelas ke meja, lalu membantu mengusap permukaan baju Jo yang basah akibat ulahnya. "Tuan Muda, aku tidak sengaja."
"Sudahlah, tidak apa-apa." Jo masih merasa haus, ia membuka kulkas, lalu meneguk minuman dingin dari sana, setelah itu ia berlalu menuju kamarnya.
Sementara Zahra, karena merasa tidak enak, ia menyusul Jo menuju kamar, tetapi saat melewati ruang keluarga, Jo menghentikan langkahnya, ternyata ada Paulus di sana.
"Tuan Muda, Nyonya Muda," sapa Paulus.
Zahra membulatkan matanya tak percaya mendengar panggilan Paulus padanya, ia bahkan sampai menunjuk dirinya sendiri demi memastikan bahwa memang dirinya yang Paulus maksud dan Paulus hanya menjawab dengan anggukan singkat.
"Ada apa, Paulus?" tanya Jo.
"Saya ingin memberikan berkas-berkas yang membutuhkan tanda tangan anda, Tuan Muda." Paulus memberikan berkas yang ia maksud.
"Hm, aku akn memanggilmu setelah aku mempelajari semuanya."
"Baik, Tuan Muda."
Jonathan kembali melanjutkan langkah menuju kamarnya, sedangkan Zahra terlihat bingung antara mengikuti Jo atau justru menemani Paulus yang sendirian di ruang keluarga. Sebab, biasanya ia akan selalu bersama Paulus saat Jo memeriksa berkas penting seperti ini.
"Ada yang anda butuhkan, Nyonya Muda?" tanya Paulus.
"Ha? Mmm... Itu... Aku..." Zahra bagi orang bodoh di hadapan Paulus. Padahal, biasanya Zahra adalah karyawan teladan yang selalu mampu mengimbangi kecerdasan Paulus maupun Jo, tetapi saat ini untuk sekedar berbicara 'pun ia sampai terbata-bata. "Ehem..." Mungkin dengan berdehem pelan akan membuat Zahra sedikit lebih tenang, pikirnya. "Saya tidak membutuhkan apa-apa, Tuan." Khodam Sekretaris Zahra yang pintar tampaknya sudah kembali. Setelah mengatakan itu, Zahra akhirnya memilih duduk di sofa lain yang berseberangan dengan Paulus.
Paulus sedikit bingung karena Zahra memilih duduk bersamanya daripada menyusul suaminya. "Nyonya Muda, tidak baik bagi seorang wanita bersuami duduk bersama laki-laki lain yang bukan suaminya."
"Tuan, jangan panggil saya Nyonya Muda, karena status saya tidak benar-benar sah sebagai istri Tuan Muda Jo." sangkal Zahra.
Paulus tidak lagi menimpali. Bagi Paulus yang memang memahami keagamaan yang lebih dalam daripada Jo, pernikahan bukanlah suatu permainan, dan Jonathan dan Zahra sudah mengikrarkan janji suci di hadapan Tuhan, itu artinya suka tidak suka keduanya adalah sepasang suami istri dan sudah kewajiban Paulus untuk menghormati istri dari Tuan Mudanya.
...****************...
Satu kata buat Paulus, silahkan tulis di komen!
double up