NovelToon NovelToon
Berlapang Dada

Berlapang Dada

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: ibu ditca

Menjalin asmara bertahun-tahun tak menjanjikan sebuah hubungan akan berakhir di pelaminan.

Begitulah yang di alami oleh gadis bernama Ajeng. Dia menjalin kasih bertahun-tahun lamanya namun akhirnya di tinggal menikah oleh kekasihnya.

Namun takdir pun terus bergulir hingga akhirnya seorang Ajeng menikahi seorang duda atas pilihannya sendiri. Hingga akhirnya banyak rahasia yang tidak ia ketahui tentang suaminya?

Bagaimanakah Ajeng melanjutkan kisahnya??

Mari kita ikuti kisah Ajeng ya teman2 🙏🙏🙏
Selamat datang di tulisan receh Mak othor 🙏. Mohon jangan di bully, soale Mak othor juga masih terus belajar 😩
Kalo ngga suka ,skip aja jangan kasih rate buruk ya please 🙏🙏🙏🙏
Haturnuhun 🙏🙏🙏🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17

"Khalis udah mam belom?" tanya Ajeng sambil meletakkan makanan yang ia beli di atas piring.

Gadis itu menganggukkan kepalanya pelan. Mata lentiknya menatap Ajeng seolah sangat mengagumi perempuan cantik itu.

"Yah...padahal Tante udah beli lontong opor banyak nih! Masa tante mam sendiri!" bahu Ajeng merosot. Jika biasanya ia beli satu porsi untuk dirinya sendiri, kali ini satu setengah porsi yang niatnya akan di makan bersama Khalis.

Melihat wajah sedih Ajeng, Khalis merasa kasihan. Ia menggoyang-goyangkan tangan Ajeng bermaksud memanggilnya.

"Bu...Aak....!" Khalis memanggil Ajeng dan meminta di suapi.

Ajeng merasa girang dan dengan cepat ia menyuapi gadis kecil yang cantik dan menggemaskan itu.

"Uuuh....pinternya!" puji Ajeng. Ternyata Khalis cukup banyak menghabiskan makanan itu. Ajeng membereskan piringnya dan memasukkan ke dalam ember kecil yang nanti akan ia bawa ke belakang karena wastafel cuci piring hanya ada di sana dan di pakai bersama para penghuni kost.

"Hah...main apa kita ya Lis?" tanya Ajeng. Khalis memeluk boneka milik Ajeng.

Apa di rumahnya, Khalis jarang di ajak berkomunikasi ya? Kenapa di usianya sekarang banyak kosakata yang belum jelas ,bahkan Khalis cenderung jarang bicara?

"Mau menggambar ngga? Atau mewarnai?" tanya Ajeng. Khalis yang di rumah tak pernah memegang pensil apalagi pewarna hanya memandangi Ajeng.

Ajeng menghela nafas panjang. Ia mengambil kertas di laci mejanya juga pensil warna. Ajeng tak sengaja menemukan set pensil warna itu saat ada lomba mewarnai di tempat ia bekerja. Karena tak ada yang mengaku kehilangan juga sesama karyawan tak ada yang mau membawanya dengan alasan tidak ada anak kecil di rumah.

"Nih....Khalis coret-coret gini ya kaya tante!"

Ajeng memberi contoh pada Khalis. Gadis kecil itu pun mengikuti instruksi dari Ajeng.

"Kalau ini gambar cabai jadi warnanya merah!"

Khalis ikut menggosok-gosokan pensi warnanya seperti Ajeng. Awalnya Khalis agak susah memegang pensil, tapi lama-lama ia pun bisa memegangnya dengan baik.

Ajeng tersenyum senang. Ternyata di balik kekurangan Khalis, gadis kecil itu punya kelebihan yaitu pandai mengikuti apa yang di ajarkan padanya.

Dddrrrttt...

Ponsel Ajeng bergetar. Nama bapaknya tertera di sana.

"Eh ...bapak telepon? Bentar ya Khalis. Tante angkat telpon dulu dari bapaknya Tante!"

Khalis masih sibuk dengan kertas dan pewarnanya.

[Hallo assalamualaikum pak, Bu ]

[Walaikumsalam, libur kamu nduk?]

[Iya pak]

Ponsel Ajeng tak sengaja menyorot pada Khalis yang asik bermain.

[Anake siapa itu Jeng!??

[Oh...namanya Khalis, anaknya teman Ajeng Bu]

[Sejak kapan Ega punya anak?]

[Emang temen Ajeng cuma Ega, Bu? Kan banyak yang lain]

Bu Jaenah tampak berpikir lebih. Anak gadisnya agak sulit akrab dengan orang baru. Temannya saja yang dia kenal hanya Ega. Itu pun karena satu pekerjaan dengan Ajeng.

[Terus teman yang mana? Bapak ibunya lagi kerja gitu, jadi nitip ke kamu? Apa tetangga kostan?]

[Ya Allah Bu, detil amat nanyanya. Anak cantik ini namanya Khalis Bu. Ayahnya kerja, neneknya lagi sibuk jadi main sama aku mumpung lagi libur. Ya...biar ngga kesepian. Gitu kan Lis?] Tanya Khalis yang sekarang pindah ke pangkuan Ajeng.

Gadis kecil itu mengusap-usap rambut panjang Ajeng yang tergerai indah.

Bu Jaenah menatap Khalis dan Ajeng bergantian.

[Ibunya ke mana?]

Khalis menatap ponsel Ajeng dan menatap Bu Jaenah yang mungkin penasaran dengan dirinya.

[Ibunya Khalis udah di surga ya sayang ya....]

Khalis menganggukkan kepalanya.

[Ya Allah, kasihan sekali kamu Lis]

Ibu dan anak itu pun mengobrol banyak hal termasuk sosok Bhumi yang menitipkan anaknya pada Ajeng.

Meski Ajeng menganggap Bhumi hanya sebatas teman, entah mengapa feeling Bu Jaenah sebagi sosok seorang ibu cukup berbeda.

Mana mungkin seorang ayah menitipkan anaknya pada gadis yang baru di kenalnya. Ini manusia, seorang anak! Dan umumnya pasti akan khawatir kalau anaknya di apa-apakan, terlebih Ajeng hanya orang asing. Sebegitu percayakah seorang Bhumi pada Ajeng?

Panggilan video itu pun selesai. Bu Jaenah menatap sawah yang di hiasi padi yang sudah menguning.

Angin yang bertiup di siang hari cukup menyejukkan di tengah teriknya matahari siang.

"Udah telpon Ajengnya?" tanya pak Amri.

"Sudah'' jawab Bu Jaenah singkat. Pak Amri yang baru selesai sholat mengusap wajah sang istri dengan telapak tangannya.

"Bapak ih....!" protes Bu Jaenah.

"Lagian ibu, ngapain bengong-bengong begitu. Ajeng ngga ada masalah kan?"

Bu Jaenah menoleh ke suaminya. Ia lantas menceritakan tentang Khalid dan Bhumi seperti yang Ajeng katakan.

"Terus, masalahnya apa? Bukannya bagus, biar Ajeng bisa bergaul lebih baik lagi?" tanya Pak Amri.

"Bukan itu yang jadi masalah Yah."

Bu Jaenah pun menceritakan apa yang menjadi beban pikrannya pada sang suami. Ya, mereka memang sering terlibat diskusi. Urusan pekerjaan saja berbagi, apalagi hanya obrolan seperti ini.

"Ya...kalau bapak ngga masalahin status! Yang penting nanti siapa pun calon Ajeng itu lajang dalam artian dia tidak berstatus suami orang. Dia bertanggung jawab dan menyayangi Ajeng. Dan terutama muslim! Bapak rasa, menjadi duda di tinggal meninggal dan bertahan sampai bertahun-tahun itu sebuah prestasi lho Bu!"

Pak Amri mengemukakan pendapatnya saja. Selama itu kemauan sang anak juga kebaikannya, apa pun akan dia dukung.

"Jadi, bapak ngga masalah kalau Ajeng menikah sama duda? Ini misal, pak!"

Pak Amri terkekeh kecil.

"Sepertinya ibu yang harus di tanya seperti itu."

Bu Jaenah menghela nafas panjang. Suaminya benar, semua kriteria yang suaminya sebutkan pun sempat berada di pikiran Bu Jaenah.

"Bapak nanti sore mau bantu bikin tratag di rumah Ranu. Besok lusa mau bikin jenang/dodol katanya."

"Bapak ngapain sih bantuin segala. Lagian ya, Ranu kan pihak cowok. Ngapain juga pake hajatan segala. Mana pasti di undang sama Pak Anshor lagi. Jadi dobel kan kondangannya. Pemerintah aja menetapkan efisiensi anggaran. Masa yang rakyat jelata kaya kita malah menghambur-hamburkan uang begitu. Mending ya pak, uangnya Ranu kasih aja ke tempat si cewek. Biar di bikin mewah sekalian!"

Bu Jaenah mengeluarkan semua unek-uneknya. Setelah itu ia pun bangkit dari bangkunya.

Ia memilih meninggalkan suamianya karena ia sendiri akan sholat.

Bagaimana kalau ibu yang dengar ucapan pak Anshor kemarin saat menggadaikan sawanya justru berkata bohong pada anaknya sendiri? Dengan santainya bilang kalau dirinya menawarkan tenda untuk hajatan?

Pak Amri pun memutuskan langsung menuju ke rumah Ranu. Di sana sudah ada beberapa warga yang memulai pasang untung dapur kotor di belakang.

💐💐💐💐💐💐

Terimakasih 🙏

1
🌷💚SITI.R💚🌷
ujian ajeng sn kekuargay sama² di rendahin,,sabar ya jeng roda trs berputar biarkn mreka yg merasa hebat menang dulu..tunjukn sm mereka klu kamu tdk sepeeri yg mereka kira..lanjuut
muthia
semangat dan sehat selalu bucan🙏
hidagede1
gitu dong bhum yg tegas jd cowok, hehehehe... udah nungguin up nya thor 😁
indy
doanya bu Jaenah akan dikabulkan othor ya. pesta lebih mewah untuk ajeng. biarpun dianggap rendah, tapi uang ada terus. semangat ajeng
sutiasih kasih
si resti ngatain ajeng udik.... tpi g ngaca.... jgn ngremehin ajeng yg dri kampung.... dia lbh kya dri km resti.... km buat kontrak rumah aja g mmpu... mkanya tebal muka jdi benalu dan beban org tuamu dan bumi...
km tuh cm gede mulut doank resti... tpi kenyataan nol besar... krja gaji cm cukup buat beli make up... tpi songongmu g ktulungan...
Eka Pengestu
kurang....
sutiasih kasih
lanjut thorrr
🌷💚SITI.R💚🌷
kasih tau kebenarany jeng sm bhumi biar dia mikir anamy ga di urusin malah di diemin..
hidagede1
di tunggu up nya thor 🤭🙏
hidagede1
bagus jeng... keluarga toxic harus di lawan.. mantap ajeng... 👍
sutiasih kasih
banyakin upnya dunk thorrr😘😘
sutiasih kasih
lanjuttt dunk...
sutiasih kasih
haduehhhj bumi.... cpetan pindah kamunya....
biar tau rasa tuh ibumu yg pilih kasih...
indy
Bhumi percaya siapa?
Dhina Dindin
next yuk
sutiasih kasih
nungguin upnya...🤗🤗
hidagede1
jangan kalah sebelum ber0erang bhum...
muthia
semangat Bhumi
🌷💚SITI.R💚🌷
blm gagal bhumi krn ajeng di tinggal nikah sm ranu..kamu trs deketin aja dan cari tau ya
indy
wah bang bumi langsung insecure. tanya dulu ke ajeng bang, punya pacar atau gak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!