Di atas bukit di tengah hutan, lebih kurang lima kilo meter jarak nya dari kampung.Terdengar sayup-sayup untaian suara yang berbunyi melantun kan seperti mantra jika di lihat dari dekat, ternyata dua orang pemuda berumur tujuh belas tahun paling tinggi, dihadapan orang itu tergeletak sebuah foto dan lengkap dengan nasi kuning serta lilin dan kemenyan.
Sesekali mengepul asap kemenyan yang dia bakar dari korek api, untuk mengasapi sebuah benda yang dia genggam di tangan kanan.
Jika di perhatikan dari dekat sebuah benda dari jeruk purut yang telah di keringkan, di lubang dua buah untuk memasukan benang tujuh warna.
Menurut perkataan cerita para orang-orang tua terdahulu, ini yang di namakan Gasing Jeruk Purut, keganasan nya hampir sama dengan gasing tengkorak tapi gasing jeruk purut hanya satu kegunaan nya saja, tidak sama dengan gasing tengkorak,
Gasing tengkorak bisa di gunakan menurut kehendak pemakai nya dan memiliki berbagai mantra pesuruh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MAHLEILI YUYI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Jaga Hati Ku Dari Luka
Lima orang dari Tim Kapten yang di pakai. Tidak berapa minggu lagi, akan ada juga pertandingan antar satu kecamatan yang akan di hadiri oleh dua puluh tiga sekolah, tapi ini hanya pertandingan persahabatan antar sekolah.
Saat ini para guru masih gelisah, sebab urusan Gura dengan Diara bisa di katakan telah selesai, tapi masalah guru-guru dengan Tim Kapten belum selesai, selama hampir dua tahun ini Tim Kapten, telah membawa nama sekolah mereka harum, hingga ke propinsi, jika masarakat mengetahui kecurangan para guru.
Jika masalah para Guru dan tim Gura belum selesai, di pastikan para Anggota Gura tidak akan mau mengikuti pertandingan ini.
Sekarang mereka gelisah. Sedangkan dalam negeri orang-orang hanya mengenal Tim Nakoda jika Tim Kapten menuntut hak mereka, hancur kepercayaan masarakat pada guru-guru yang mereka anggap baik selama ini.
Dalam data propinsi, para anak-anak yang mendapat kan hadiah bukan Tim Kapten, yang tertulis di sana para Tim Nakoda, hadiah nya segala peralatan sekolah, gratis selama mereka sekolah di SMP dan bonus nya, sekolah gratis selama satu tahun, tampa memikirkan biaya apa pun lagi bagi orang tua mereka.
"Gur!...tadi kamu menyinggung tentang masalah permainan bola voli kita, masalah ini bagaimana cara nya?". Tanya Paul pada Gura.
"Hak! kita harus kita tuntut". Ucap Gura.
"Aku suka Gur. kapan kita mendatangi kepala sekolah?". Tanya Asak.
"Hari ini, tapi sekarang aku minta kalian yang mendatangi kepala sekolah, aku nanti nyusul". Ucap Gura ringkas.
"Baik nanti kamu nyusul ya!". Ucap Oda, lalu Gura mengangguk.
"Ayo! kita bersama-sama kesana". Ucap Bim.
"Yun!... Kamu tidak ikut bersama mereka. Lalu Yuni menatap tajam Gura.
"Yun!, Yun!, Yun!, Yun!, dari tadi aku bilang kamu harus memanggil ku kakak". Teriak Yuni pada Gura.
"Nanti jika masih memaksa ku memanggil mu kakak lagi, aku akan memanggil mu Sayang atau Mama, atau Cinta ku, awas saja nanti". Jawab Gura, sambil mencubit lembut pipi Yuni yang gemoy itu, di luar Yuni marah tapi dalam hati nya suka.
"Ingat satu lagi, jaga hati ku dari luka". Ucap Gura, murid yang terkenal pendiam ini tidak banyak ngomong pada teman yang lain, dia selalu bercanda dan terbuka hanya pada Yuni, mungkin karena mereka juga sering berteman dari kecil.
"Aku serius, kamu itu adik ku". Jawab Yuni.
"Nggak mau, kamu itu calon istri ku". Jawab Gura, sambil melangkah keluar lokal.
"Kamu jangan egois". Ucap Yuni.
"Biar, yang penting kamu calon istri ku". Ucap Gura, sambil mengikuti teman-teman yang telah jauh berjalan di depan.
"Bagaimana cara menyadarkan lagi ini anak". Gumam Yuni, sambil menatap punggung Gura yang telah jauh.
Lalu Pail dan empat teman lain nya, mereka berangkat menuju ke kantor lagi, mumpung anak-anak belum kembali belajar, dan juga para guru masih istirahat dalam kantor.
*****
Sejak kejadian beberapa minggu yang lalu Diara tidak pernah bersenang hati lagi, dendam nya makin bertambah dahulu cuma Gura seorang dan kini bertambah Yuni.
Apa lagi dendam nya makin bertambah, karena dia kena marah oleh om nya yang militer itu, jika Diara mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap keluarga Gura dan Yuni, om nya akan angkat tangan dan tidak akan membantu lagi, karena banyak nya masalah yang Diara perbuat sejak kelas empat SD hingga sekarang.
Lalu Diara dan beberapa teman laki-laki nya menemui beberapa preman yang sering nongkrong di tempat karoke Om Jen, preman yang selalu suka mabuk-mabukan, dan maling ayam.
Diara sering minta pada pemuda-pemuda ini, untuk membantu tugas nya, atau melakukan segala kehendak nya, dengan uang yang sering Diara kasih.
"Oke baik nona cantik, tugas apa yang harus kami lakukan?". Tanya seorang pemuda yang bernama Olen.
"Balaskan dendam ku pada cewek ini". Lalu Diara menunjukan gambar nya, di hp Diara.
Lalu semua preman itu terperanjat dan takut serta ngeri.
"Nona muda, biasa nya apa pun tugas yang nona berikan kami tidak menolak, tapi jangan orang nya yang ini, Nona tahu kan, siapa dia?". Tanya Olen ketakutan.
"Kalian kan tidak turun tangan langsung, cari dukun yang paling sakti saja, segala biaya aku yang nanggung". Ucap Diara.
Kelima pemuda itu saling bertatapan, seakan bingung melakukan pekerjaan yang di tugas kan Diara.
"Nona muda, dukun mana di daerah sini yang tidak mengenal orang yang di dalam gambar ini?". Tanya Olen.
"Maka dari itu kalian ku tugas kan, jika aku bisa, Aku mungkin tidak minta bantuan". Ucap Diara.
"Ya sudah, kalau kalian tidak mau, aku cari bantuan pada pemuda lain, ayo teman-teman kita cari yang lain saja". Ucap Diara pada teman-teman nya, mereka langsung membalikan badan.
"Eh. Nona muda kok marah, begini saja, aku kenal seorang dukun sakti, tapi dia akan selalu bertanya setiap aku kesana, apa orang yang akan dia kerjakan tidak ada hubungan nya dengan Datuk Klewang Pandore Ulu, jika dia bertanya latar belakang orang di gambar ini, apa kita harus berbohong?". Tanya Erim.
Erim salah satu pemuda yang terbilang sering menjadi kaki tangan pemuda atau wanita yang sering sakit hati atau masalah cinta tak terbalas.
"Berbohong tidak sulit". Jawab Olen tersenyum.
"Kirim gambar nya ke hp ku, seluruh tugas kami jalan kan seperti yang biasa, asal seluruh uang, Nona Muda yang tanggung jawab, ha...ha...ha...". Ucap Olen sambil tertawa.
"Kapan kalian akan menemui dukun itu?". Tanya Diara.
"Mumpung hari masih senja, perjalanan ke tempat itu memakan tiga jam, dua jam ke negeri yang di tuju, satu jam ke tempat dukun itu". Ucap Erim.
"Berapa hari kira-kira, efek obat nya berjalan?". Tanya Diara.
"Dari tiga hari menjelang tujuh hari". Jawab Erim.
"Ini dana kalian, berapa syarat yang di perlukan dukun itu telpon aku seperti biasa nya, dan uang untuk kalian sisa nya setelah kerja berhasil". Ucap Diara, sambil memberikan uang sebanyak lima belas juta itu pada Erim.
Dengan tangan bergetar sambil meneguk air liur, salah satu dari mereka meraih uang yang di tangan Diara itu.
"Tugas akan kami lakukan dengan senang hati Tuan Nona". Jawab Erim tersenyum sambil mengambil uang itu.
"Ingat! Jaga rahasia jangan sampai terbuka , jika terbuka kalian tahu akibat nya". Ucap Diara.
"Nona muda tidak perlu kawatir". Ucap Olen, mereka langsung menuju motor mereka.
"Nona muda begitu banyak uang nya ya, sedang kan dia masih SMP?". tanya Erim pada Olen.