Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan
Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perlindungan
"Buk, buk, buk! Dasar tidak becus! Menangkap satu orang saja tidak bisa!" ujar seseorang, melayangkan tinjunya pada bawahannya.
"Maaf, tuan. Kami sudah berusaha, namun bantuan mereka datang dengan cepat," ujar seseorang lagi.
"Sayang, bagaimana bisa rencana kita bisa gagal? Aku tidak mau tahu, kamu harus berusaha agar bisa mendapatkannya," ujar seseorang lagi, tenang.
"Mila, sayang. Rencana kali ini aku tidak akan gagal lagi," ujar seseorang itu.
"Tapi, Vito, sepertinya gadis itu dilindungi oleh mereka. Aku tidak mau tahu, cari cara agar gadis itu jatuh ke tangan kita," ujar Mila, mengepalkan tangannya kuat.
"Ya, Mila. Aku punya cara," ujar Vito, tersenyum licik.
"Apa kamu yakin, sedang dia terus diawasi?" ujar Mila.
"Tenang saja, aku punya cara," ujar Vito, membisikan rencananya di telinga Mila. Seketika, mendengar itu, Mila jadi tersenyum miring.
"Tunggu, pembalasanku, gadis sial!"
.
.
.
"Bagaimana, apa kalian sudah menemukan pelakunya?" ujar King.
"Sudah, Pi. Sepertinya mereka sengaja menargetkan Bella karena dendam tersembunyi," ujar Max.
"Apa artinya? Bella memiliki musuh?" ujar Ana, khawatir pada menantunya.
"Iya, Mom. Kalian bisa membaca informasi yang saya dapatkan," ujar Felix, menunjukkan copyan file yang berisi data orang yang menyerang anak gadis mereka tadi.
"Sepertinya kita harus memperketat penjagaan Bella dan yang lain," ujar William, setelah membaca data para penjahat itu.
"Bagaimana bisa Bella memiliki musuh?" ujar Ara, bingung, karena tidak mungkin para mafia itu mengejar Bella jika tidak diganggu lebih dulu.
"Pasti ulah wanita tua itu," ujar Alex, marah.
"Maksud kamu, ibu tiri Bella, nak?" ujar Mom Ana.
"Iya, Mom. Seminggu yang lalu, wanita itu datang marah-marah di masion Alex. Ia menyalahkan Bella atas kematian putrinya. Mom, ingat kan, wanita yang mendorong Mom di mall itu? Dia adalah anak wanita itu, kakak tiri Bella dan Alex. Sudah, membunuhnya karena berani menyakiti Mom. Tapi, wanita tua itu justru menyalahkan semua yang terjadi pada istri Alex sekarang. Wanita tua itu menjadi simpanan tuan Vito, mafia kelas kakap itu. Ia melakukan berbagai cara agar bisa membalas kematian anaknya. Dan kejadian tadi itu pasti ulah mereka yang menyewa pembunuh bayaran untuk mencelakai istriku."
.
.
"Bagaimana, Arya, nak? Bella tidak apa-apa, kan?" ujar Ara, khawatir.
"Sepertinya kejadian tadi siang memicu trauma, hingga membuat suhu badannya naik," ujar Arya, prihatin.
"Itu wajar, karna tadi siang anak-anak kita mengalami penyerangan. Bagi sebagian orang, mungkin akan trauma. Berbeda dengan Keyla, Sandra, dan Gea yang sudah biasa menghadapi bahaya," ujar Arya, kembali.
"Apa yang perlu kita lakukan, Arya, nak? Bella adalah orang baru di lingkungan kita yang begitu kejam. Ia pasti akan terguncang setiap menghadapi bahaya," ujar Ara.
"Justru itu, Ra. Kita harus memberitahunya pelan-pelan tentang kita sebenarnya, agar Bella tidak syok mendengar siapa kita sebenarnya. Pada orang lain, kita tidak tahu musuh kita ada di mana-mana, kapan saja pasti mencari kesempatan untuk menjatuhkan kita," ujar Arya.
"Kamu benar, Arya. Itu sangat berbahaya bagi Bella yang tidak tahu apa-apa," ujar Leon.
"Lalu, apa yang harus kita lakukan?" ujar Alex.
"Kita beritahu dia pelan-pelan dan tetap perketat penjagaannya," ujar Arya.
"Jaga istrimu, son. Kami keluar dulu," ujar William, menepuk pundak putranya, menyusul yang lain keluar.
Setelah keluarganya keluar, Alex mendekati istrinya yang terbaring di ranjang dan mendudukkan dirinya di samping istrinya itu.
"Entah kenapa, melihatmu seperti ini rasanya di hati ini sangat tidak nyaman. Aku tidak bisa menyangkal kalau aku takut kamu terluka," ujar Alex dalam hati, menatap Bella.
...
Pagi harinya, Bella mulai mengerjapkan matanya, terbangun dalam tidurnya. Ketika terbangun, ia merasakan tangan besar memeluk pinggangnya. Ia menoleh ke samping, menemukan suaminya sedang tertidur pulas. Ia menatap wajah tampan suaminya itu lama, kemudian berusaha melepaskan, namun justru pelukan itu semakin erat, membuat ia kesusahan. Kemudian, menatap pelaku yang masih tertidur pulas.
"Sssstt, dasar tangan gajah! Kok susah amat, ya?" ujar Bella, berusaha mengangkat tangan Alex yang memeluknya erat.
"Kak, bangun! Berat, tau?" ujar Bella, membangunkan Alex.
"Masih pagi, sayang. Tidurlah dulu," ujar Alex, menarik Bella lebih dekat dengannya dan memeluknya erat.
"Ahkk!" teriak Alex, mengusap dadanya, menatap pelaku yang masuk ke dalam kamar mandi.
"Rasakan! Siapa suruh tidak bangun? Emang aku diguling dipeluk seerat itu?" ujar Bella, terkekeh di dalam kamar mandi, mengingat perlakuannya tadi.
15 menit kemudian, Bella baru selesai membersihkan diri. Ketika keluar dari kamar mandi, ia melihat suaminya sudah tidak ada di kamar. Kemudian, ia masuk ke ruang ganti.
Ketika Bella hendak mengambil bajunya di atas lemari, tanpa sengaja menyenggol sebuah kotak di samping pakaian suaminya. Seketika, isi kotak itu berhamburan di lantai.
"Astaga! Kenapa aku ceroboh sekali?" ujar Bella, membereskan isi kotak, namun tanpa sengaja ia menemukan sesuatu yang membuat ia terkejut.
Jangan lupa like, vote, subscribe, dan comen dibawah ini! 🤫
