NovelToon NovelToon
Shan Tand Dan Tahu Ajaib

Shan Tand Dan Tahu Ajaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:337
Nilai: 5
Nama Author: Fauzy Husain Bsb

Apa yang terjadi jika Seorang Pendekar Nomer satu ber-Reinkarnasi dalam bentuk Tahu Putih?

padahal rekan Pendekar lainnya ber-Reinkarnasi dalam berbagai bentuk hewan yang Sakti.

Apakah posisi sebagai Pendekar Nomer Satu masih bisa dipertahankan dalam bentuk Tahu Putih?

ikuti petualangan serunya dengan berbagai Aksi menarik dan konyol dari Shantand dan Tahu Ajaib nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fauzy Husain Bsb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perebutan Sobekan Kitab Pusaka

Suasana yang tadinya mulai mereda kembali gempar saat Warok Jangkrik menghampiri meja jualan Bu Pinah. Dengan langkah berat dan sorot mata tajam, ia menatap langsung ke arah wanita penjual nasi bungkus itu.

"Bu Pinah! Buatkan aku sepuluh nasi bungkus dengan kertas yang sama seperti anak itu!"

Dan tangannya langsung menunjuk ke arah Shan-tand!

Shan-tand menjadi pucat, keadaan berbalik begitu cepat!

Suasana mendadak senyap sejenak. Namun, dalam hitungan detik, keributan pecah!

"Apa?! Bukannya tadi cuma boleh beli satu bungkus per orang?!" seorang pembeli yang ikut antre berseru protes.

"Ini tidak adil! Kalau dia boleh sepuluh, kenapa kita tidak?!" yang lain ikut berteriak marah.

Di tengah kegaduhan, Shan-Tand terdiam, tetapi jantungnya berdegup kencang.

Ia tidak menyangka Warok Jangkrik akan menargetnya dengan terang-terangan!

Seketika, banyak pasang mata yang beralih ke arahnya. Orang-orang yang sebelumnya tidak tahu apa-apa kini mulai menyadari sesuatu.

"Hei... Bukankah nasi bungkus anak itu yang tadi diburu orang-orang?"

"Jangan-jangan... itu kertas pembungkus yang katanya bernilai tinggi!"

"Jadi dia yang mendapat sobekan kitab itu?!"

Desas-desus cepat menyebar, menambah ketegangan di udara.

Bu Pinah sendiri tampak ragu. "Tapi, Warok... aturan di sini hanya satu bungkus per orang. Kalau kau membeli sepuluh, bagaimana dengan yang lain?"

Warok Jangkrik menyeringai. "Huh! Apa peduliku dengan aturan konyol itu?! Aku punya uang, aku mau beli! Apa kau menolak pelanggan, hah?!"

Tatapan Warok Jangkrik yang menekan membuat Bu Pinah berkeringat dingin. Ia melirik suaminya, yang juga tampak bimbang.

Sementara itu, para penjaga keamanan mulai bergerak. Mereka berpura-pura bertindak sebagai penengah, tetapi sebenarnya, mereka pun terlihat semakin tertarik dengan kertas pembungkus tersebut.

Salah satu dari mereka berbisik kepada rekannya, "Ini kesempatan. Jika benar kertas itu bagian dari kitab pusaka, kita tidak bisa membiarkan mereka mendapatkannya duluan."

Di tengah ketegangan yang semakin meningkat, Shan-Tand tahu bahwa keadaan mulai berbahaya.

Warok Jangkrik mungkin hanya haus akan keuntungan, tetapi para penjaga keamanan yang seharusnya netral justru memiliki agenda tersembunyi.

Sementara itu, di sudut warung, seorang lelaki berbaju kelabu mewah yang dari tadi memperhatikan Shan-Tand tampak tersenyum tipis.

Shan-Tand harus bertindak sebelum semuanya lepas kendali...

---

Situasi semakin memanas di warung Bu Pinah. Tiga Macan Hitam, yang terkenal sebagai begundal kejam di wilayah ini, mulai mendekati Shan-Tand dengan niat buruk. Mereka bertiga dikenal sebagai orang-orang yang tak segan menggunakan kekerasan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

“Anak muda, serahkan sobekan kitab itu dengan baik-baik. Jangan membuat kesulitan untuk dirimu sendiri,” ujar salah satu dari mereka dengan suara berat.

Shan-Tand tetap tenang, mengikuti arahan Guru Tahunya. Ia mengambil napas dalam, lalu berbicara dengan lantang, cukup keras untuk didengar semua orang di sekitar.

“Baiklah! Aku memang memiliki kertas itu! Dan benar, di atasnya ada tulisan aneh!”

Seisi warung gempar!

Para pembeli yang tadinya hanya penasaran, kini benar-benar yakin bahwa Shan-Tand memegang sesuatu yang sangat berharga. Para penjaga keamanan yang semula berniat mengintimidasi juga mulai berpikir ulang. Bahkan Warok Jangkrik mengangkat alisnya dengan minat yang semakin besar.

"Kalau begitu, aku akan melelangnya di depan semua orang!" lanjut Shan-Tand dengan penuh percaya diri.

Tanpa ragu, ia mengambil kertas yang sebelumnya ia selipkan ke dalam labu tuak gurunya. Namun, yang membuatnya terkejut, kini kertas itu memiliki tulisan dalam aksara kuno yang sangat mirip dengan yang ia simpan di rumah!

Sejenak, Shan-Tand hampir kehilangan fokus. Bagaimana bisa? Sebelumnya, kertas itu hanyalah selembar kertas kosong, tetapi sekarang terukir aksara kuno yang tak dikenalnya.

Namun, ia segera sadar bahwa Gurunya pasti sudah memperhitungkan hal ini. Ia tetap tenang, menahan rasa herannya, lalu mengangkat kertas itu tinggi-tinggi.

"Harga pembukaan: 100 kopong!"

Kerumunan langsung berebut menawar!

“200 kopong!” seru seseorang.

“500 kopong!” teriak yang lain.

Tiga Macan Hitam, yang menyadari mereka bisa kehilangan kesempatan, langsung patungan dan menaikkan tawaran menjadi 900 kopong!

Kerumunan semakin riuh. Semua orang sadar bahwa sobekan ini bisa menjadi kunci harta karun atau rahasia besar yang berharga jauh lebih tinggi.

Dan tiba-tiba, Warok Jangkrik yang sejak tadi memperhatikan, berseru lantang,

"5000 KOPONG!"

Kerumunan mendadak hening. Semua orang menoleh ke arah Warok Jangkrik, yang kini menyeringai penuh percaya diri.

Ia yakin, dengan harga ini, tidak ada yang bisa menandingi.

Namun, tanpa diduga…

Shan-Tand langsung bertepuk tangan dan berkata lantang,

"SETUJU! TERJUAL!!"

Warok Jangkrik tertawa puas, merasa dirinya telah mendapatkan barang berharga itu.

Namun, sebelum ia sempat melangkah maju, Shan-Tand melanjutkan, “Terjual seharga 5000 kopong kepada… TIGA MACAN HITAM!”

Suasana langsung gempar!

Semua orang menoleh ke arah Tiga Macan Hitam, yang kini tampak pucat.

Mereka terperanjat, bahkan nyaris tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

“Tunggu! Kami hanya menawar 900 kopong! Kami tidak bilang 5000 kopong!” protes salah satu dari mereka.

Shan-Tand mengangkat bahunya, “Tapi bukankah kalian memang menginginkan kertas ini? Lagipula, aku hanya menyetujui harga tertinggi, dan Warok Jangkrik hanya menawar, bukan membeli.”

Kerumunan langsung tertawa terbahak-bahak!

Warok Jangkrik mengertakkan gigi. Ia menyadari bahwa Shan-Tand telah menjebaknya!

Tiga Macan Hitam kini dalam situasi sulit. Jika mereka mengakui bahwa mereka tidak mampu membayar, harga diri mereka akan hancur. Namun, jika mereka benar-benar membayar… dari mana mereka akan mendapatkan uang sebanyak itu?!

Situasi ini belum selesai… dan semua orang menunggu bagaimana Tiga Macan Hitam akan merespons.

Sorot mata seluruh orang yang hadir kini tertuju pada Tiga Macan Hitam. Suto Berok, sebagai pemimpin, berpikir cepat dalam tekanan.

Dengan ekspresi percaya diri, ia mengangkat dagunya dan berkata lantang,

"Baik! Kami terima harga 5000 kopong!"

Suasana sedikit mereda. Namun, sebelum siapa pun bisa bereaksi, ia melanjutkan,

"Tapi saat ini kami hanya membawa 900 kopong. Sisanya akan kami ambil di markas dulu!"

Sorak tawa dan ejekan langsung meledak dari kerumunan!

Beberapa orang menepuk paha mereka sambil tertawa terbahak-bahak.

"Hahaha! Jadi kalian tadi hanya sok-sokan saja?! Mau beli tapi nggak punya uang!" seru seorang pedagang tua sambil menggelengkan kepala.

Wajah dua rekannya langsung berubah tegang. Mereka menoleh ke Suto Berok dengan pandangan tajam penuh pertanyaan, mereka bertiga tahu kalo tidak ada uang segitu banyaknya di Markas!

"Suto, kita nggak punya uang sebanyak itu!" bisik salah satu dari mereka.

Suto Berok mendelik tajam.

"Diam! Aku punya rencana!"

Namun, Shan-Tand tidak terpengaruh sedikit pun. Dengan tenang, ia menjawab,

"Maaf, saya tidak menerima hutang."

Sorakan makin kencang!

Bahkan beberapa orang bertepuk tangan, menikmati bagaimana Tiga Macan Hitam dipermalukan di depan umum.

Wajah Suto Berok semakin merah.

Namun, otaknya terus bekerja. Ia menarik dua rekannya mendekati pasukan keamanan yang sejak tadi ikut menonton.

"Maaf berikan kami waktu sebentar.. "

"Kita bisa bekerja sama," bisiknya pada salah satu penjaga.

Pasukan keamanan itu mengangkat alis, tertarik.

Suto Berok tahu ada seseorang yang pasti mau membeli kertas itu dengan harga jauh lebih tinggi dari 5000 kopong! Jika ia bisa membuat orang itu tertarik, maka ia bisa menjual kembali dengan harga lebih tinggi, dan tetap untung!

Namun, sebelum rencana mereka berjalan…

Warok Jangkrik yang sudah kehilangan kesabaran tiba-tiba membentak keras!

"Hei kalian! Kalau nggak punya uang, jangan sok bergaya!"

Matanya menyala penuh amarah.

Ia menerjang ke depan, menghentak lantai dengan kakinya yang kokoh seperti batang pohon.

"Pulang saja kalian! Aku akan membeli kertas itu dengan harga 5500 kopong! Bagaimana, anak muda?!"

Kerumunan kembali riuh!

Semua mata kini beralih pada Shan-Tand.

Apakah ia akan menerima tawaran Warok Jangkrik? Atau ia punya rencana lain?

Shan-Tand menarik napas dalam. Matanya berkilat penuh kecerdikan.

"Baik!" serunya lantang, memastikan semua orang mendengar.

"Karena aku sudah berkomitmen menjual kepada Tiga Macan Hitam, bagaimana kalau Anda saja yang meminjami mereka sisanya? Dengan begitu, mereka tetap bisa membeli, dan Anda akan mendapat bagian dari keuntungan. Anda akan mendapat kertas itu, dan mereka masih bisa untung 500 kopong!"

Kerumunan langsung terdiam.

Semua orang menatap Warok Jangkrik, menunggu reaksinya.

Warok Jangkrik mengerjapkan mata, jelas tidak menduga usulan seperti ini.

Namun, dahi lebarnya segera berkerut, dan wajahnya menggelap.

"Jangkrik!!" teriaknya.

Ia mendelik tajam ke arah Shan-Tand.

"Aku? Meminjami mereka uang?! Memberi mereka untung?! Lebih baik aku menghajar mereka!!"

Tiga Macan Hitam langsung pucat pasi.

Mereka memang sombong dan banyak akal licik, tapi mereka bukan tandingan Warok Jangkrik!

Suto Berok berusaha tetap tenang, tapi keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.

"Warok, kita bisa bicarakan ini baik-baik..." katanya berusaha meredakan situasi.

Namun, Warok Jangkrik sudah bergerak.

Ia menghentakkan kakinya ke tanah, menciptakan debu yang berhamburan!

Tangannya mendadak terkepal keras, siap menghajar siapa saja yang berani menghalanginya!

Tiga Macan Hitam mundur perlahan.

"Sial!" geram Suto Berok dalam hati.

Shan-Tand menyaksikan semua ini dengan hati-hati.

Dan tiba-tiba terdengar suara bak bik buk dan mengaduh ketika dengan gerakan cepat Warok Jangkrik menghajar Tiga macan hitam itu.

Tiga Macan Hitam terhuyung-huyung, wajah mereka penuh lebam, bengkak dan luka akibat dihajar Warok Jangkrik.

Mereka tak punya pilihan lain.

Dengan wajah penuh amarah dan gengsi yang terkoyak, mereka mengeluarkan sisa uang mereka—500 kopong—dan menyerahkannya kepada Warok.

Warok Jangkrik menerima uang itu tanpa basa-basi, lalu menyerahkan 5500 kopong kepada Shan-Tand.

"Nah, anak muda. Sesuai janjiku, aku akan membayar 5500 kopong!"

Tangannya yang besar dan kasar mengulurkan sobekan kertas itu, matanya menyipit saat membaca tulisan kecil di judulnya:

"Rahasia Jurus Delapan Mata Dewa!!"

Matanya membelalak penuh kegirangan.

Ia tertawa keras, suara tawanya menggema di seluruh lapangan.

Namun, sebelum ia terlalu larut dalam kegembiraan, Shan-Tand berbicara dengan tenang.

"Paman Warok, aku ingin mengembalikan 500 kopong ini."

Warok mengerutkan dahi, menatap Shan-Tand dengan bingung.

"Kenapa?" tanyanya curiga.

Shan-Tand tersenyum tipis.

"Sebagai gantinya, aku ingin jaminan bahwa mereka bertiga tidak akan mengejarku setelah ini."

Kerumunan yang tersisa langsung menahan napas.

Tiga Macan Hitam langsung mendongak, wajah mereka penuh amarah.

Warok Jangkrik terdiam sejenak, lalu tiba-tiba mendengus dan tertawa semakin keras.

"Hahaha!! Anak muda, kau benar-benar cerdik! Tapi bisnis tetaplah bisnis!"

Ia menolak uang itu mentah-mentah.

"Aku sudah menetapkan harga, dan aku tidak akan mengambil kembali 500 kopong itu. Tapi satu hal yang bisa kupastikan…"

Matanya menyipit tajam, penuh ancaman saat menatap tiga Macan Hitam yang sudah ompong.

"Mereka tidak akan berani menyentuhmu, kalau tidak ingin bernasib lebih buruk dari ini!"

Tiga Macan Hitam terkulai lemas, tidak berani melawan.

Warok Jangkrik melipat kertas sobekan itu dengan hati-hati dan menyimpannya.

Lalu, ia menatap tajam tiga Macan Hitam.

"Kalian tunggu apa lagi?! Lekas minggat dari sini!"

Tiga Macan Hitam bergegas pergi, menahan rasa malu dan sakit di sekujur tubuh mereka.

Kerumunan perlahan mulai bubar.

Sebagian masih tinggal, membeli makanan di warung Bu Pinah, sementara lainnya pergi dengan berbagai cerita menarik yang akan mereka bawa ke seluruh penjuru kota.

Shan-Tand menarik napas lega.

Namun, di balik semua ini… ia masih bertanya-tanya.

Bagaimana mungkin kertas yang tadi kosong… kini memiliki tulisan?

*****

1
Guchuko
Cerita yang menarik dan bikin geregetan. Semangat terus thor!
Fauzy Husain Bsb: ashiap.. thanks 😊
total 1 replies
L3xi♡
Jatuh cinta sama plot twistnya, bikin penasaran terus 🤯
Fauzy Husain Bsb: trima kasih kk/Grin//Smile/
total 1 replies
Fauzy Husain Bsb
ini adalah kisah konyol ttg reinkarnasi yg absurd, yok di coret 2 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!