NovelToon NovelToon
Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Office Girl Cantik Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.8k
Nilai: 5
Nama Author: ijah hodijah

Fatharani Hasya Athalia, atau biasa disapa Hasya oleh teman-temannya itu harus terjebak dengan seorang pria di sebuah lift Mall yang tiba-tiba mati.
Hasya yang terlalu panik, mencari perlindungan dan dengan beraninya dia memeluk pria tersebut.

Namun, tanpa diketahuinya, ternyata pria tersebut adalah seorang CEO di perusahaan tempatnya bekerja. Hasya sendiri bekerja subagai Office Girl di perusahaan tersebut.

Pada suatu hari, Hasya tidak sengaja melihat nenek tua yang dijambret oleh pemotor saat dirinya akan pergi bekerja. Karena dari perangai dan sifatnya itu, nenek tua tersebut menyukai Hasya sampai meminta Hasya untuk selalu datang ke rumahnya saat weekend tiba.

Dari sanalah, nenek tua tersebut ingin menjodohkan cucu laki-lakinya dengan Hasya.

Akankah Hasya menerima pinangan itu? Sedangkan, cucu dari nenek tua tersebut sedang menjalin kasih bahkan sebentar lagi mereka akan bertunangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijah hodijah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Bagas, Bara dan Arsen ke depan untuk melihat keluarga Hasya. Sedangkan Hasya berada dipelukan Helena, dia kembali ketakutan dan gemetar.

Bara mengerutkan dahinya, dia seperti mengenali gadis yang berada di depannya.

"Mohon maaf sebelumnya, Tuan. Kami ke sini untuk mencari Hasya. Kami merasa khawatir dengan Hasya karena dia kembali tidak masuk kerja." bu Dewi berbicara setelah melihat sang tuan rumah keluar.

Ya, yang mencari Hasya adalah Bu Dewi dan Aurel. Keduanya tahu dimana Hasya berada karena dari lokasi ponsel Hasya. Awalnya, Aurel kaget saat pagi hari security tempat kos Hasya bilang kalau Hasya dijemput oleh Haikal.

Setelah pulang kuliah, Aurel mencari Hasya ke rumahnya. Tapi saat di sana mereka bilang kalau Hasya sudah menikah dan dibawa oleh suaminya.

Aurel semakin shock saat menghubungi Hasya, tapi ponsel Hasya tidak aktif. Karena sudah terlanjur buka, bu Dewi melanjutkan aktivitasnya, membuka restorannya dalam kecemasan.

Sore harinya bu Dewi terpaksa tutup karena rasa khawatirnya semakin tidak bisa dibendung lagi. Aurel melakukan berbagai cara supaya Hasya bisa ditemukan.

Setelah isya, ponsel Hasya kembali aktif. Tapi saat dihubungi, Hasya tidak menjawabnya. Aurel langsung mencari titik keberadaan Hasya lewat lokasi yang distel diperangkat Hasya.

Awalnya keduanya ragu karena melihat rumahnya yang terlalu mewah dan itu tidak mungkin bagi kalangan biasa seperti mereka. Karena didorong rasa penasaran, akhirnya bu Dewi memberanikan diri bertanya kepada security dengan melihatkan foto Hasya dan juga nama kepanjangan Hasya.

Security tersebut bertanya dulu kepada anak buah Belinda dan mereka mengatakan kalau itu adalah Hasya istrinya Bara.

"Bu-bunda..." setelah tamu itu dipersilahkan masuk oleh Bagas, mereka langsung dibawa ke ruang keluarga, di mana Hasya berada.

"Hasya!" bu Dewi tidak percaya saat melihat Hasya sedang berada dipelukan Helena.

Helena melepaskan pelukannya, ia membiarkan Hasya menemui bu Dewi. Begitu keduanya sudah dekat, Hasya berhambur kepelukan bu Dewi sambil menangis tergugu.

"Terimakasih bunda, Aurel, kalian jangan marah kalau aku tidak memberitahu kalian. Pagi tadi aku kaya ingin menyerah. Tapi, keluarga ini datang menyelamatkan aku. Aku sangat bersyukur." semuanya duduk di sofa setelah Helena meminta Hasya untuk mengajak bu Dewi duduk.

"Alhamdulillah... Bunda sangat khawatir, Nak." bu Dewi merangkul Hasya erat. Kemudian tatapannya beralih kepada Helena yang berada di seberang mereka duduk. "Saya berterimakasih sudah menyelamatkan Hasya, Hasya sudah seperti anak saya sendiri. Tidak ada kabar satu hari saja sudah saya cariin, karena saya tahu kalau dia tinggal sendirian di kos. diajak tinggal di rumah saya gak mau. Makanya setiap hari Aurel selalu ke kos-annya untuk memastikan keberadaannya."

"Ibu orang baik, terimakasih sudah peduli kepadanya dan maaf juga jika kami tidak memberitahu acara yang begitu mendadak ini. Saya juga sedang berada di kantor dan harus menyiapkan semuanya dalam waktu kurang dari dua jam. Beruntung neneknya sudah menyiapkan dari beberapa hari lalu." jawab Helena.

Bu Dewi dan Aurel mengerutkan keningnya, pernikahannya sudah disiapkan? Pikir keduanya.

"Begini, Bu. Awalnya saya bertemu Hasya karena Hasya menolong saya dari penjambret, sebagai imbalannya saya meminta Hasya untuk menikah dengan cucu saya. Walaupun awalnya keduanya menolak, tapi saya memaksa. Akhirnya ada kejadian ini." Helena menimpali.

"Baik kalau begitu, saya paham." bu Dewi menganggukan kepalanya.

Mereka tidak lama berada di sana karena hari semakin malam, lebih tepatnya jarak rumah mereka yang berjauhan sedangkan mereka mengendarai motor untuk pulangnya.

"Nanti jangan lupa main, ya, ke restoran. Bunda bukan ingin memperkerjakan kamu, tapi mainlah ke sana untuk mengobati rasa kangen bunda nantinya." sebelum pulang, bu Dewi meminta Hasya untuk tetap main ke restorannya dan tetap menjalin komunikasi.

"Sya... Selamat... Gue gak nyangka lo yang lebih dulu nikah."

"Terimakasih Rel, gue juga gak nyangka."

"Tapi, lo udah suka? Secara, suami lo ganteng banget, mana tajir lagi."

"Gak tahu, gue gak pernah pacaran."

"Lo, ini! Eh, bagaimana sama Kak Aris? Dia, kan, nungguin lo banget. Kalau dia tahu lo nikah, dia pasti kecewa berat." Aris adalah seorang Mahasiswa hukum semester akhir. Dia berniat untuk melamar Hasya setelah dia lulus nanti karena setiap ia meminta Hasya untuk pacaran, Hasya selalu bilang tidak mau pacaran.

***

"Belum ingin tidur?" Bara duduk di samping Hasya yang sejak dia masuk ke kamar duduk di sofa.

"Silahkan duluan, Tuan. Saya akan tidur di sini."

"Eh, mana boleh? Ayo, kita tidur di kasur."

"Gak mau, nanti saya hamil!" Hasya mendorong Bara yang ingin menggendongnya.

"Hamil juga punya suami, gak harus takut." Bara berhasil menggendong Hasya walaupun dia berontak.

Brug! Bara melemparkan Hasya ke kasur karena Hasya yang tidak bisa diam.

"Duh! Tuan, kamu tega sekali melemparkan saya!" Hasya kesal sendiri.

"Suruh siapa tidak mau diam."

"Suruh siapa gendong-gendong!" Hasya melipatkan tangannya di dada. Bara langsung mengukung Hasya dan berbisik, "Kita buat baby."

Hasya kembali mendorong Bara, tapi tenaganya seperti habis.

Cup!

Bara mengecup lembut bibir Hasya, "tidak usah takut," Bara kembali berbisik lembut.

"A-aku..."

"Ini malam pertama kita,"

"A-aku belum siap, Tuan." Hasya begitu gugup saat wajah Bara semakin mendekat.

"Terus mau nolak?"

Hasya mengigit bibirnya, dia bingung mau menjawab apa.

"Jangan panggil aku tuan, aku suamimu." Bara menempelkan keningnya di kening Hasya, tapi sedetik kemudian ia menjauh.

Hasya merasa lega saat Bara berdiri bahkan sekarang sudah berjalan menuju pintu. Namun, ia terpaku saat Bara mematikan lampu kamarnya.

"Jangan takut, "Bara berjalan cepat ke arah ranjang untuk menghidupkan lampu tidurnya. "Jangan takut, aku ada di sini."

"Justru aku takutnya sama kamu, Om." jawab Hasya.

Bara terbelalak, kenapa jadi dia yang ditakutkan dan yang lebih terbelalak lagi adalah karena panggilannya yang berubah menjadi Om.

"Hai, istri kecilku. Jangan takut sama aku... Aku tidak akan gigit, tapi akan makan kamu malam ini."

Hasya menatap tajam Bara walaupun memakai lampu tidur, tapi masih terlihat jelas karena cahayanya hanya redup saja.

"Hai, kamu bisa marah juga?"

"Apa sih, Om?" Hasya kembali melipatkan tangannya di dada. Bibirnya mengerucut, tanda ia tidak suka.

Bara kembali mendekat dan tidur dibelakang Hasya sambil memeluknya. "Badannya masih sakit?" bisiknya.

Hasya mengusap telinganya yang terasa merinding karena ditiup oleh Bara. Jantungnya berdetak kencang saat bibir Bara berhasil mendarat di leher jenjangnya. Mengeksplorenya dengan sesekali menggigit kecil karena gemas.

Tubuh Hasya meremang, merasakan tubuhnya seperti tersengat aliran listrik. Setelah beberapa saat bermain di sana, Bara membalikan Hasya untuk menghadap kepadanya.

"jangan tegang," Bisiknya. Kemudian ia mengecup kening Hasya, menyalurkan kehangatan dan ketenangan.

Setelah itu mengecup bibir Hasya lembut, menatapnya penuh cinta.

"Om..." Hasya mendorong dada bidang Bara.

"Hmm..."

"Bagaimana dengan pacar Om?"

Bara menghela napasnya kasar, kenapa Hasya menanyakan hal itu saat-saat genting begini.

"Aku gak mau jadi pela...hmmmppp"

Bara membungkam bibir Hasya dengan cepat, dia paling tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Hasya.

"Buka!" Bara menggigit bibir Hasya karena dari tadi Hasya tidak membukanya.

"Aw..." Hasya memukul Bara saat rasa sakit dan perih itu terasa dari bibirnya. Kesempatan untuk Bara, dia bermain di sana.

"Jangan bicarakan siapa pun kalau lagi berdua." Bisik Bara, suaranya terdengar berat di telinga Hasya. "Aku sudah tidak punya hubungan apa pun sama dia, sudah putus. Jadi, jangan takut lagi." Bara kembali membenamkan bibirnya, dia tidak ingin mendengar pertanyaan apa pun lagi, tidak ingin diganggu.

"Malam ini kamu yang akan menjadi milikku seutuhnya, selamanya." bisik Bara lagi setelah melepaskan tautan bibirnya.

Tubuh Hasya semakin meremang, ia seperti melayang. Baru saja Bara akan memulai lagi, terdengar pintu kamarnya diketuk.

Tok tok tok

"Bara... Ini obat Hasya, kenapa tidak dibawa?" suara Belinda terdengar dari balik pintu. Bara mengacak rambutnya kesal.

Bersambung

1
Yurniati
terus semangat update nya thorr
Yurniati
double update thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
kamu akan menyesal Haris,apa yang kamu lakukan terhadap Harsya,,,,,
tetap semangat terus thorr
Jar Waty
lanjut thor
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
kasian Arsya nya udah menderita di culik lagi,siapa ya yang nyulik,,,,,,
tetap semangat terus thorr
Ijah Khadijah: Siap, Kak. Terimakasih
total 1 replies
lontongletoi
luka kaki Hasya ga di obatin dulu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!