Anggi Saraswati adalah seorang ibu muda dari 3 anak. Awal mula pernikahan mereka bahagia, memiliki suami yang baik,mapan,dan tampan merupakan sebuah karunia terbesar baginya di tengah kesedihannya sebagai yatim piatu penghuni panti.
Tapi sayang, kebahagiaan itu tak bertahan lama,perlahan sikap suami tercintanya berubah terlebih saat ia telah naik jabatan menjadi manajer di pusat perbelanjaan ternama di kotanya . Caci maki dan bentakan seakan jadi makanannya sehari-hari. Pengabaian bukan hanya ia yang dapatkan, tapi juga anak-anaknya,membuatnya makin terluka.
Akankah ia terus bertahan ?
Atau ia akan memilih melepaskan?
S2 menceritakan kisah cinta saudara kembar Anggi beserta beberapa cast di dalamnya dengan beragam konflik yang dijamin menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.22 Anggi Surprise Birthday
Kini Anggi ,Damar ,dan si kembar baru saja tiba di pelataran sebuah pusat perbelanjaan. Tapi itu bukan pusat perbelanjaan dimana Adam bekerja. Ia enggan bila harus tanpa sengaja bertemu dengan mantan suaminya lagi. Walau ia sudah beberapa bulan berpisah, tapi luka itu tampak masih basah dan menganga. Ia belum sanggup bila harus bertatap mata lagi untuk saat ini. Bagaimana pun ia masih butuh waktu untuk benar-benar mengobati luka hati itu.
Anggi dan anak-anaknya pun segera masuk ke pusat perbelanjaan itu. Ia mengajak anak-anaknya menuju salah satu tempat permainan. Di dalam sana Kevin tampak sibuk memainkan berbagai macam permainan ditemani Damar, mulai dari tembak-tembakan, lempar bola basket, bola pingpong, dan bom bom car, sedangkan Karin ditemani Anggi bermain capit boneka, mandi bola ,dan perosotan.
Anak-anak Anggi tampak sangat bahagia. Namun, saat sedang asik menemani anak-anaknya bermain, Anggi melihat sesuatu yang sangat menarik. Suatu hal yang sungguh tak disangkanya. Ia melihat kekasih yang mungkin kini telah menjadi istri dari mantan suaminya itu sedang bergandeng mesra dengan suami dari adik iparnya sendiri. Mereka sepertinya baru selesai berbelanja pakaian dan kini mereka tampak hendak memasuki sebuah cafe.
Anggi menyunggingkan senyum sinis. "Ternyata seperti itu mas wanita pilihanmu. Aku pikir dia memang lebih baik dariku, tapi ternyata semua hanya topeng. Kau pasti akan menangis darah mengetahui kenyataan wanita yang kau perjuangkan tak lebih dari seorang wanita murahan." gumamnya pelan
"Ma, mama omong cama capa?" Karin tampak celingak celinguk melihat kesana kemari mencari siapa yang sedang berbicara dengan ibunya, tapi tak ada siapapun di dekat ibunya. "Ndak ada capa-capa, ma . Jadi mama omong cama capa ya?" gumamnya dengan satu jari ditopangkan di sisi dahinya, seolah sedang berpikir keras
"Hei, anak mama ngapain ngoceh sendiri, hm?" tanya Anggi dengan tersenyum,sambil mensejajarkan tinggi badannya dengan Karin
"Mama nyang oceh cendili tapi Ayin yang ditanyain?" ucap Karin dengan cemberut membuat Anggi terkekeh pelan.
"Oh, ya! Ah Karin salah liat kali, mama nggak ada tuh ngoceh sendiri."
"Ah, ndak kok, Ayin liat cendili mulut mama gelak-gelak kayak lagi oceh cendili." Karin masih berkeras pada keyakinannya
Anggi pun tergelak mendengar protes dari putri kecilnya itu."Iya iya, mama emang tadi lagi ngoceh sendiri soalnya tadi ada yang buang sampah sembarang. Itu kan nggak baik, ya kan my little princess?"
"Yes, ma. Itu Ndak boleh. Olang itu jolok banget. Halusnya tadi mama omelin kayak mama cuka omelin Epin." Karin tampak bersungut-sungut kesal
"Apa cih nyebut-nyebut nama Epin? Epin Ndak calah tapi dicebut-cebut namanya." omel Kevin. Tak mau anaknya bertengkar, Anggi segera mengajak anak-anaknya ke supermarket untuk membeli beberapa bahan makanan dan cemilan untuk anak-anaknya dan adik-adiknya di toko.
.
.
.
"Om Diwang, balon ini mau digimanain?" tanya Aji
"Dipompa aja dulu sama gas, Ji separuh nanti kita biarin melayang memenuhi di langit-langit. Sisanya pompa angin biasa aja untuk kita biarin berhamburan di lantai."
"Om, pesenan kuenya datang!" teriak Lia
"Wait, tunggu bentar " Diwangga pun segera keluar rumah untuk mengambil pesanan kuenya.
"Yes, semua udah beres om. Kita tinggal siap-siap, bentar lagi mbak Anggi pasti pulang." ucap Luna
"Ju, buruan matiin lampunya, terus kita semua naik ke lantai 2." seru Tita
Raju pun segera mematikan lampu dan ikut yang lainnya naik ke lantai 2. Mereka semua menunggu kepulangan Anggi. Bu Yanti yang merupakan ibu panti dan Bu Sofi pun ikut serta dalam memberikan kejutan ulang tahun untuk Anggi. Mereka berdua dibantu Tita, Luna, dan Lia bertugas memasak berbagai macam makanan.
Anggi dan anak-anaknya tiba di ruko hampir pukul 7 malam setelah sebelumnya mereka mampir dahulu ke masjid untuk mengerjakan sholat Maghrib.
Setibanya di ruko, Anggi mengernyit bingung melihat keadaan ruko yang sangat gelap dan senyap.
"Ma, elap, Ayin Atut!" rengek Karin
"Bentar ya sayang. Damar, tolong pegangin adik kamu ya, mama mau cari sakelar lampu. Kok tumben dimatiin kayak gini. "
'Yang lain mana sih, kok tumben nggak ada suaranya. Nggak mungkin kan jam segini udah tidur.' gumamnya seraya meraba dinding untuk mencari sakelar lampu
Ceklekk...
Sakelar lampu berhasil ia tekan membuat lampu di ruko tampak terang benderang.
"Lia, Luna, Tita, Raju, Aji, kalian dimana. " teriak Anggi tapi tak ada jawaban
"Mereka kemana,ya? Yuk, sayang kita naik ke atas. Mungkin om dan onty kalian udah tidur." ucap Anggi
tap
tap
tap
"SURPRISE......" teriak Raju, Aji, Lia, Tita, dan Luna
"Happy birthday to you ,happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you Anggi, mbak Anggi " semua tampak bernyanyi dengan kompak sontak membuat Anggi menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Tak terasa air matanya mengalir .
Ia bahagia, sangat bahagia. Sudah sekian lama ia tak merasa sebahagia ini. Ia juga sudah sangat lama tidak mendapatkan kejutan ulang tahun seperti ini. Ia hanya pernah beberapa kali merasakannya, yang pertama saat ia SMA, teman laki-laki yang menyukainya yang memberikan kejutan, lalu yang kedua saat tahun pertama dan kedua pernikahannya. Setelah sekian lama, akhirnya ia bisa merasakan lagi kejutan selamat ulang tahun seperti ini. Bahkan ini yang paling berkesan karena ia bukan hanya ditemani anak-anaknya, tapi ada juga adik-adiknya dari panti, ada bu Yanti, bahkan Bu Sofi dan Diwangga pun turut hadir memeriahkan.
Anggi sangat tak menyangka kepergiannya yang hanya sebentar, dimanfaatkan mereka untuk mendekorasi ruangan hingga tampak sangat indah. Tampak banyak balon berwarna pink, gold, perak, dan putih berhamburan baik di langit-langit maupun di lantai, sungguh sangat indah.
"Selamat ulang tahun ya, Nggi." ucap Bu Yanti tulus sambil memeluk Anggi. "Makasih Bu " jawabnya
"Selamat ulang tahun ya, sayang. Doa terbaik dari Tante menyertaimu." ujar Bu Sofi sambil memeluk lalu mencium pipi kiri dan kanan Anggi. "Makasih ya Tante." balasnya
"Selamat ulang tahun mbak, panjang umur ,sehat selalu, murah rejeki, dan semoga cepet dapat jodoh baru." ucap Raju, Aji, Lia ,Tita, dan Luna bergantian. Anggi terkekeh saat mendengar kalimat terakhir yang diucapkan adik-adiknya tersebut.
Lalu giliran Diwangga yang mendekat, seraya memegang kue ulang tahun, Diwangga mengucapkan " Barakallah fii umrik ,Nggi. Semoga hidupmu akan lebih baik dan bahagia ke depannya ." ucap Diwangga tulus.
Ia pun segera mengangsurkan kue ulang tahun itu ke hadapan Anggi. Dengan sigap Anggi meraih kue tersebut ,"Makasih mas. Makasih juga kuenya, cantik banget." ucapnya tulus. Lalu ia memotong-motong kue tersebut dan membagikannya kepada semua yang ada di ruangan itu.
Saat yang lain sibuk memakan kue dan segala hidangan di meja, Anggi segera menginterupsi, "Untuk semuanya, dari adik-adik, Bu Yanti, Tante Sofi, dan mas Diwangga, Anggi ucapin makasih banyak ya! Sumpah, Anggi terharu, Anggi bahagia sampai-sampai Anggi nggak tau harus ngomong apa lagi. Pokoknya makasih untuk surprise yang sangat indah ini." ujar Anggi tulus
Kini Anggi sedang di dapur hendak mengambil air minum, sebenarnya ia sudah penasaran dari tadi, atas ide siapa kejutan ini dibuat. Lalu Anggi melihat Tita berjalan menujunya, Anggi segera menarik tangan Tita dan mulai menanyainya.
"Ta, mbak mau tanya, kamu jawab yang jujur ya!" glek ,Tita menelan ludahnya kasar. Ia tau , pasti Anggi akan bertanya perihal kejutan mendadak ini.
"Atas ide siapa kejutan ulang tahun ini kalian lakukan?"tanya Anggi dengan mimik wajah serius dan penuh tanda tanya
"O-om Diwangga, mbak." jawab Tita terbata
"Hah! Kok bisa?" Anggi makin penasaran