setelah menjalani setahun pernikahan kontrak olivia dan barra akhirnya berhasil bercerai.
namun tanpa mereka sadari ada satu malam yang telah mereka lupakan bahwa ada suatu momen penting yang telah terjadi yang mengakibatkan kesalahan fatal bagi mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nukamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17. Hubungan palsu
jika di lihat dari luar saja, seolah barra memang benar-benar tengah menjalin sebuah hubungan dengan Cindy, bahkan oliv pun sampai berpikir demikian karena mau dilihat dari sisi manapun itu sudah sangat terlihat dengan jelas. Tak ada seorang pun yang akan mengira kalau hubungan di anyara mereka adalah sebuah kepalsuan yang hanya di manfaatkan eh barra sebagai tameng untul dirinya sendiri.
Tepatnya 7 tahun yang lalu bagi oliva barra adalah lelaki yang sangat pandai membuat hati siapapun akan luluh dengan mudah, dia juga tidak terlalu pemilih dalam memikirkan tempat untuk bermesrahan, sekalipun di tempat umum atau di tempat resmi sekalipun dia akan tetap melakukannya jika dia, karena barra selalu tak peduli dengan pandangan orang lain terhadapnya. Seandainya jika dulu oliv selalu meminta sesuatu dalam hubungan pernikahan palsu mereka, sudah pasti barra akan memberikannya pada oliv dengan suka rela, karena dia adalah lelaki yang nyaris sempurna jadi dia tidak akan melakukan segala sesuatunya dengan kata kurang sedikitpun.
Kenapa dia tidak fokus saja pada rapatnya dan malah terus menatapku sedari tadi. Padahal dia sedang duduk di samping pacarnya tapi kenapa dia bersikap seperti itu?, batin oliv tak nyaman dengan situasinya saat itu.
Dan hingga jam rapat telah berakhir barra masih saja terus menatap wajah oliv dengan senyuman tipis di wajahnya, matanya yang berbinar sampai membuat Cindy ikut curiga dengan gelagat aneh oliv yang terlihat sangat gelisah dengan tatapan mereka. Beruntungnya oliv bisa segera menghindar dan pulang tanpa ada hambatan apapun entah itu dari barra maupun Cindy.
Ketika malam berlalu dan berganti makin larut seorang ayah baru saja pulang dari kerja lembur, ketika itu pula tatkala dia sampai di dalam rumahnya yang sudah terciptakan suasana ribut karena dibuat rusuh oleh anak laki-lakinya yang bernama bobi.
"Tidak, aku tidak mau sikat gigi bu!" Teriaknya sambil berlarian kesana kemari dalam rumah yang agak sempit karena beberapa mainan di biarkan berserakan begitu saja.
"Anak ini, cepat kesini sekarang!" Teriak ibunya tak sabar dengan tingkah bandel anaknya
"Ayah, tolong selamatkan aku dari ibu sekarang!" Rengeknya sambil memeluk kaki ayahnya yamg masih berseragam lengkap sambil menjinjing tas kerjanya.
"ya ampun Bobi jadilah anak yang penurut sehari saja" bujuk sang ayah sudah tak bertenaga karena lelah seharian bekerja.
Dan pada akhirnya terjadilah keributan di dalam rumah salman malam itu, dirinya yang baru pulang dari kantor lebih memilih memeluk anak keduanya yang cantik serta wangi ketimbang bobi yang masih menjadi buronan ibunya karena malas menggosok gigi sebelum tidur.
"Jika kamu tidak mau sikat gigi, ibu akan bilang ke yumi, kalau bobi tidak pernah sikat gigi dan dia sangat jorok!" ancam ibunya, seketika bobi terdiam dan tidak melawannya lagi ketika mendengar nama Yumi
"Baiklah bu aku akan gosok gigi sekarang" ucapnya seraya berjalan sendiri ke arah kamar mandi.
"Apa aku salah dengar?" Ucap salman sampai keheranan, yang lebih anehnya lagi bobi langsung menjadi anak penurut dan sangat berbeda dengan bocah di beberapa saat tadi. Melihat perubahan aneh itu lantas salman pun bertanya-tanya apa yang membuatnya jadi seperti itu. Karena tak percaya salman pun sampai mengikutinya ke kamar mandi untuk memastikan sendiri, alhasil diapun terkejut melihat bobi yang benar-benar sedang mengosok giginya sendiri.
"Apa dia salah makan?" Tanya salman masih tak percaya
"Tidak, tapi dia lebih takut pada yumi ketimbang pada ibunya sendiri" gerutu istrinya
"Siapa Yumi?"
"Um, dia adalah teman bobi di akademi, anaknya sangat cantik, bertalenta dan juga pintar"
"Wah anak yang luar biasa" ucap salman terkagum kagum
"Aku tahu itu, makanya aku sangat mendukung kalau bobi menjalin pertemanan yang cukup erat dengan anak itu"
"Benar sekali sayang, biarkan saja bobi semakin dekat dengan yumi, kalau perlu dukung pertemanan mereka" ujar Salman bersemangat.
Dan bukannya membahas tentang perubahan pada anaknya sendiri kedua orang tua itu malah justru lebih asik membicarakan segala hal tentang Yumi.
"Bu, aku pulang!" Di jam yang sama oliv juga baru pulang dari kantor.
"Dimana yumi?" tanyanya karena tak menemukan keberadaannya
"Dia sudah tertidur karena menunggumu pulang dari kantor" jawab ibu sambil melipat pakaian di depan televisi.
"astaga sungguh melelahkan, setiap kali berangkat kerja rasanya usiaku bertambah tua satu tahun" celetuknya sambil berbaring di atas sofa.
"Kalau kau menetap disana selama 3 minggu lagi kau akan seumuran denganku" timpal ibu
"Ibu, boleh tidak kalau aku keluar saja dari sana?"
"Boleh, lakukan saja semaumu, semua orang pada akhirnya juga akan berhenti bekerja, kalau kau keluar aku juga akan menutup restoran ayam itu" celetuk ibu
"Kenapa harus ikut-ikutan menutup restoran itu, ibu kan bisa menjalankannya denganku!" Gerutu oliv
"Alah, kamu hanya akan merepotkan ibu saja, kau kan tidak bisa memasak makanan yang layak konsumsi di rumah, bagaimana bisa kau mau menjalankan restoran itu bersama ibu"
"Ha ya sudah kalau begitu" ucapnya sambil mendengus kesal.
"Kenapa, apa perusahaan itu sangat buruk?"
"Tidak, aku hanya asal bicara saja karena lelah" jawab oliv
Ketika itu pula pintu kamar Yumi terbuka, terlihat bocah berusia 6 tahun itu berjalan ke arah televisi sambil mengucek sebelah matanya.
"Ibu" panggilnya
"Oh, anak ibu kenapa ikut terbangun, ayo tidur lagi sama ibu" ajak oliv sembari mengandeng tangan yumi masuk ke kamarnya lagi.
Terlihat sang ibu yang telah selesai melipat baju juga ikut masuk ke kamarnya sendiri karena malam sudah begitu larut pekerjaan serta kesibukan lainnya juga telah menanti saat esuk tiba, jadi sebelum itu waktu malam harus benar-benar beristirahat yang cukup untuk menyambut hari yang sibuk sampai matahari muncul lagi. Sementara itu di kamar yumi dua orang anak dan ibu itu masih saling berbincang ringan di atas ranjang yang agak sempit, mereka berdua tampak asik dengan obrolan yang sedang di ceritakan oleh yumi.
"Kenapa ibu pulang terlambat sekali hari ini, aku sampai lelah menunggu ibu dari tadi!" Protes yumi
"Maaf ya nak, sebagai gantinya bagaimana kalau kita pergi bermain di akhir pekan ini?" Bujuk oliv
"Iya baiklah, bu apa ibu tahu kalau bobi selalu mengikuti aku kemanapun tadi, dia sungguh menganggu sekali bu"
"Apa kau lupa tidak mengajari bobi bermain catur di akademi?"
"Itu kan tugasnya guru, aku dan dia sudah di ajari bermain catur oleh guru untuk apa aku mengajarinya lagi?" Gerutu Yumi kesal.
"Iya iya, maaf ya kalau ibu tidak tahu" ucapnya sembari memeluk anak semata wayangnya itu.
Rasanya akan sangat menyenangkan juga jika yumi memiliki guru sekaligus ayah yang akan selalu ada di rumah, seorang guru yang akan menjawab dan mengajari semua yang ingin dia ketahui dengan penuh kasih sayang yang hangat, batin oliv sambil mengelus rambut anaknya.