NovelToon NovelToon
Luka Lara ( Pembalasan )

Luka Lara ( Pembalasan )

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Bullying dan Balas Dendam / Putri asli/palsu
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: blue.sea_

Jika cinta pertama bagi setiap anak perempuan adalah ayah, tetapi tidak bagi Lara. Menurut Lara ayah adalah bencana pertama baginya. Jika bukan karena ayah tidak mungkin Lara terjebak, tidak mungkin Lara terluka.

Hidup mewah bergelimang harta memang tidak menjamin kebahagian.

Lara ingin menyerah

Lara benci kehidupan

Lara lebih suka dirinya mati

Di tuduh pembunuh, di usir dari kediamannya, bahkan tunangannya juga menyukai sang adik dan membenci Lara.

Lantas, apa yang terjadi? Apakah Lara mampu menyelesaikan masalahnya? Sedangkan Lara bukanlah gadis tangguh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue.sea_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketemu

"Halbert adalah nama belakang ibu gue, kalo tentang yang lainnya gue gak tau." Setelah menjawab pertanyaan Lara berjalan menuju kursi belakang paling pojok karena hanya itu yang tersisa.

"Baiklah, hari ini kita akan ulangan kimia seperti janji saya Minggu kemarin."

Satu kelas seketika hening, sejak kapan guru ini menjanjikan akan ulangan?

bahkan Laura terbangun dari tidurnya, sial apa ia semalam sampai harus ulangan kimia dadakan begitu juga Lara.

"Ckck sinting."

Lara terkekeh kecil mendengar ucapan Laura yang duduk di hadapannya. Lara menepuk pundak Laura membuat sang empu menoleh.

"Lo yang sinting seharusnya kita siap buat ulangan kapan aja." ucapnya.

Namun, Laura tak membalas ia menatap Lara penuh keterkejutan. Tetapi tak lama gadis itu tersenyum. "Ketemu." Batin Laura.

~-----~

Suasana kelas tampak hening seluruh siswa sibuk dengan dengan kertas di tangan mereka. Kecuali barisan tempat duduk di samping Lara.

"Rey, nomor satu, dua, tiga, empat, lima, jawabannya apa?" Sudah pasti itu suara Dirga.

Rey tak menjawab cowok itu sepertinya sibuk sampai tidak memperdulikan Dirga.

Sungguh, demi apapun Dirga tak menyangka Rey tak memperdulikannya. "Gitu banget lo Rey, gue doain lo jadi bodoh."

Tak

"Lo yang makin dungu percaya gue."

Rey menjitak kepala Dirga dengan keras. Cowok itu tak marah hanya saja sedikit kesal. Rey menyilangkan jawaban di kertas Dirga yang belum terjawab.

"Aaaa makasih Rey, sayang Rey banyak banyak."

Lara ingin sekali mual melihat tingkah Dirga. Lara kemudian bangkit dan memberikan lembar kertas ulangan tersebut pada pak Alvin.

"Kamu yakin sudah menjawab semuanya dengan benar?" Pak Alvin melirik arloji di pergelangannya. Waktu baru berjalan lima belas menit masih ada banyak waktu untuk Lara mengoreksi jawabannya jika ada yang ia ragukan."

Lara membalas dengan menatap tajam Pak Alvin. "Saya tidak pernah ragu pada apapun yang saya lakukan."

Pak Alvin berusaha memberi Lara pemahaman bahwa Lara salah paham dengan kata-katanya barusan. "Lara maksud saya bukan seperti itu, tapi kamu ini masih anak bar-"

Srekk

Lara memperlihatkan kertas di tangannya tepat di hadapan wajah Alvin. Bukan Lara tidak sopan, hanya saja ia ingin membuktikan kemampuan dirinya yang asli. Sudah cukup Lara berdiam diri dan membiarkan orang-orang meremehkan dirinya.

Pak Alvin menerima kertas tersebut dan langsung memeriksa jawaban Lara seketika bibirnya melengkung ke atas.

Akhirnya ulangan telah selesai pak Alvin memeriksa jawaban siswa-siswi sambil tak henti hentinya tersenyum. Hal itu tentu saja membuat anak anak memandangi pak Alvin dengan tatapan aneh. Guru yang bisa terkenal dingin itu tiba tiba hari ini sangat cerah, ada apa gerangan?

"Baik anak anak hari ini saya sangat bangga karena nilai kalian tidak ada yang di bawah KKM. Tapi, kalian tau apa yang luar biasa pada hari ini?"

Pak Alvin menjeda ucapannya membuat anak anak penasaran.

"Teman baru kalian kalian hari ini mendapatkan nilai sempurna dan ini kali pertama kelas kalian dan sekolah ini kedatangan murid baru yang luar biasa."

Pak Alvin tersenyum bangga pada Lara, ia paham kenapa Lara tidak suka di remehkan karena Lara memang tidak pantas mendapatkannya.

Prok

Prok

Prok

Tepuk tangan dari teman sekelas Lara menyambut ucapan Pak Alvin. Kecuali seorang gadis yang kini malah menunduk sambil meremas kertas di genggamannya.

1
Listya ning
Haaaaiii
salam kenal
terus semangat
jangan lupa mampir ya
Alphonse Elric
Top markotop deh cerita ini, recommend banget!
yukio_gchs
Masuk ke dalam cerita banget.
ADZAL ZIAH
keren kak ❤ dukung karya aku juga ya kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!