NovelToon NovelToon
Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Clara : Si Pendiam Yang Di Inginkan Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Mafia / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: LiliPuy

meski pendiam , ternyata Clara mempunyai sejuta rahasia hidup nya, terlebih dia adalah anak dari seorang petinggi di sebuah perusahaan raksasa,

namun kejadian 18 tahun silam membuat nya menjadi seorang anak yang hidup dalam segala kekurangan,

dibalik itu semua ternyata banyak orang yang mencari Clara, namun perubahan identitas yang di lakukannya , menjadikan dia sulit untuk di temukan oleh sekelompok orang yang akan memanfaatkan nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LiliPuy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sejarah kelam sky corp

Kota terlihat lebih kelam ketika Clara dan Luna berdiri di pinggir jalan yang mengarah ke Sky Corp. Lampu neon perusahaan menyala, memantulkan harapan dan ancaman di dalam batin mereka. Angin malam menyentuh wajah mereka, membawa suara kota yang terjebak antara industri dan kehidupan.

“Sudah siap?” tanya Clara, menatap Luna dengan mata penuh rasa ingin tahu.

“Aku takut,” jawab Luna, untaian gelombang rasa khawatir terlihat di wajahnya.

Clara menggigit bibirnya, heran dan sedih. “Kita harus mencari tahu, kan? Mereka harus menjawab.”

Luna melirik gedung tinggi itu. “Tapi Clara... Jika mereka benar-benar terlibat? Jika mereka menghilangkan orang-orang itu?” Cara ia menyebut ‘menghilangkan’ menambah gelap suasana.

“Lebih baik ketahui kebenarannya daripada hanya bertahan dalam kebingungan,” Clara menjawab tegas.

Luna mengangguk perlahan, napasnya dalam tambatan emosi. “Kau benar. Mari kita lakukan.”

Mereka melangkah menjauh dari keramaian dan langsung menuju Sky Corp. Gerbang besar, dipenuhi petugas keamanan yang diam-diam mengawasi, menjulang di depan mereka. Clara mengambil nafas dalam-dalam sebelum bergerak maju, jantungnya berdenyut ngebut.

“Berani bertanya?” tanya Luna, cemas.

“Berani,” Clara berkali-kali menjawabnya dalam hati. Ia membenarkan posisinya dan berjalan mendekati petugas di gerbang.

“Lama tak melihatmu di sini.” Suara yang berat dan menuntut keluar dari salah satu petugas, Peter.

Luna terkejut. “Peter! Kenapa kau di sini?”

Clara memutar bola matanya. “Dia bekerja di sini, hmm, panggil dia ‘sekolah ini.’”

Peter mengangkat alis, keheranan dan sikap defensif muncul bersamaan. “Apa yang kalian berdua lakukan di tempat seperti ini?”

“Bisakah kita berbicara?” Clara berusaha tenang.

Mata Peter menyelidik. “Tentang apa?”

“Sebelas tahun tentang orang-orang yang hilang. Ini penting.” Clara mempertemukan tatapannya.

“Orang-orang yang hilang?” Peter menatapnya, gelisah. “Jadi kalian sudah menyelidiki?”

“Sudah,” Luna menimpali, suara tegas. “Kita tahu semuanya. Ada sesuatu yang tersembunyi di Sky Corp, dan kita ingin tahu.”

“Mengetahui apa lebih tepatnya?” Pertanyaan Peter menunjukkan kecurigaannya.

“Kita tahu Sky Corp terlibat dengan mereka yang hilang, termasuk keluargaku,” Clara menekankan.

“Clara, itu serius,” Peter memperingatkan. “Kau tidak bisa sembarangan menuduh.”

“Jika itu ternyata tidak benar, aku merasa harus minta maaf pada orangtuamu?” Clara memotong dengan kepastian.

“Dengar,” suara Peter diperhalus. “Kalian sebaiknya tidak terlibat lebih jauh jika tidak ingin tersakiti.”

“Jangan coba menakuti kita, Peter!” Luna berapi-api. “Ini jauh lebih besar daripada yang kau bayangkan.”

“Itu yang aku coba katakan. Kalian tidak tahu siapa yang kalian hadapi,” Peter balas menantang.

“Justru kami mengharapkan itu,” Clara berani menegaskan. “Seharusnya kau mendukung kami.”

Peter merungut, dan mata mereka bertemu. Clara merasakannya—sebuah ketegangan yang berharga, perseteruan antara dua dunia yang saling berkonflik.

“Biarkan aku bantu,” kata Peter pelan, mengedipkan harapan di balik awan kecemasan. “Di sisi ini, aku bisa memberi kalian petunjuk.”

“Petunjuk?” Tanya Luna dengan skeptis.

“Ya. Di dalam,” Peter mengangkat tangan, memaksa diri untuk tetap tenang. “Tetapi ini berisiko.”

Clara menatap Luna. “Kita bisa percayakan ini padanya, kan?”

“Kalau tidak, kita tidak bisa ke sini,” Luna menjawab, lebih mantap.

Peter menurun, mengeluarkan izin yang dikelap hingga mengkilat. “Ikuti aku.”

Ketiganya berjalan membelah keramaian. Clara berusaha memusatkan perhatian pada langkahnya, serentetan awan keraguan terus berputar di benaknya. Setiap sudut yang mereka lewati nampak menyimpan rahasia.

Di dalam gedung, udara terasa dingin dan kaku. Ruangan mech yang berkilau di satu sisi membuat mereka melihat betapa raksasanya Sky Corp. Rasa kagum itu segera hilang berganti ketegangan.

“Mau ke mana?” tanya Luna.

“Sempatkan dari kantor pusat. Mungkin ada dokumen.”

“Dokumen?” Clara memperhatikan. “Ya, tapi...”

“Dan semuanya terancam bahaya jika kita masuk,” Peter menyela, menundukkan kepala di satu sisi lorong.

“Tak ada waktu,” Clara berkata. “Mungkin ini satu-satunya kita bisa mendapat titik terang.”

“Kalau mereka tahu kita ada di sini?” desis Luna, semakin gelisah.

“Rencana kita sudah lebih dari cukup,” Clara menegaskan.

Mereka sampai di ruang yang lebih kecil, ekspresi Peter menunjukkan kepanjangan. “Okay, di sini. Tunggu sebentar.”

Dalam sepuluh menit, Peter terlihat dengan perangkat diam-diam. “Kita bisa temukan data yang bukan untuk umum di sini.”

“Data apa?” tanya Clara.

“Data orang yang hilang. Beberapa di antaranya dikategorikan sebagai rahasia,” papar Peter, bentuk mulutnya meruncing.

“Apakah itu keluargaku?” Luna ikut tertarik.

“Kalau memang aku menemukan apa yang kuharapkan, jujur, ada demografi yang ilusi. Kita harus hati-hati.”

Pandangan Peter menempel pada layar, Clara merasa harap menentu namun rasa besarnya berdebar menunggangi punggungnya.

“Ini dia.” Peter mengarahkan telunjuk.

Lalu gambar wajah-wajah bermunculan di layar, satu persatu. Clara menelan ludah. “Tunggu, ini adalah mereka yang hilang...”

“Tapi ini sudah terlalu lama. Kenapa kita tidak tahu tentang ini?” Luna menambahkan dengan ragu.

“Sky Corp menyembunyikan, mereka berusaha menutupi semua jejak,” Peter menanggapi.

Clara menggigit bibirnya, berusaha mencari ketenangan di tengah badai informasi.

“Berita buruk untukmu, Clara,” kembali suara Peter, “Salah satu di sini bahkan ada tanda lidi dengan gelang kuda laut.”

Luna sesaat mematung, napasnya terkejut. “Apa?”

“Dia yang hilang itu... dia punya gelang serupa dengan milikmu.”

“Dia keluargaku,” suara Clara rendah, terhuyung-huyung dalam pengakuan.

Peter menatapnya. “Apakah kau yakin?”

“Bisa jadi. Kita harus melakukan lebih dari sekedar meneliti ini, Peter,” sesal Clara yang melintas di benaknya.

“Kalau itu keluargamu, kita harus menghadapinya lebih serius,” Peter mengingatkan. “Belum terlambat untuk mundur.”

Tapi Clara hanya mencengkeram gelang di lehernya, kekuatan baru mengaliri dirinya. Pandangannya tajam, penuh tekad.

“Aku tidak akan mundur. Kita harus terus mencari. Keberanian datang dari mengetahui kebenaran.”

“Hanya saja, jika kita menarik tempat ini terlalu jauh, kita bisa terjebak dalam permainan mereka,” Peter berusaha menahan.

“Sangat mungkin mereka tidak ingin kita tahu. Kita harus mengetahuinya sebelum semuanya terlalu terlambat.” Clara meruntuhkan rasa takut, berjalani dengan keputusan.

Luna merapatkan giginya, “Kita tidak bisa hadapi ini sendiri. Kita perlu bantuan.”

“Jika kita bersatu, kita bisa lebih kuat,” Peter turut berbicara.

“Jadi kita semua sepakat?” tanya Clara.

Semua tatapan saling bertemu, mereka menandai langkah baru ke arah rahasia yang lebih dalam. Dalam bayangan Sky Corp yang mendalam, mereka siap menelisik kebenaran yang tersimpan.

Peter mencuri pandang di luar jendela, memastikan tidak ada yang mengawasi. “Kita harus keluar dari sini sekarang. Jika mereka tahu kita mengakses data itu, kita bisa kehilangan lebih dari sekadar informasi,” katannya pelan.

“Lalu, apa rencananya?” Luna menatap mereka dengan ekspresi tegas, tak akan mundur.

“Pertama, kita perlu merencanakan langkah-langkah kita selanjutnya,” jawab Peter. “Aku punya kontak di luar, seseorang yang tahu lebih banyak tentang Sky Corp dan yang bisa membantu kita.”

“Siapa?” Clara menanyakan dengan penasaran, hatinya bergetar antara ingin tahu dan waspada.

“Namanya Ken. Dia punya pengalaman melakukan investigasi di perusahaan ini,” kata Peter. “Dia seorang jurnalis, punya jaringan luas di luar sana. Kita bisa menjadikannya sebagai sekutu.”

Luna mengangguk, harapan bergetar di bibirnya. “Kita perlu informasi sampai ke akarnya. Jika Sky Corp benar-benar menyembunyikan apa yang kita cari, maka semuanya harus terungkap.”

“Berdasarkan data ini, kita mungkin masih bisa menemukan siapa yang membuat keputusan yang merugikan itu,” tambah Clara, semangatnya kembali menyala. “Kita bisa mencari tahu lebih lanjut.”

“Jadi, kita semua sepakat untuk mencarinya,” Peter berkata, menegaskan. “Tapi kita harus berhati-hati. Setiap langkah kita bisa jadi pengawas.”

Melihat ketegangan di antara mereka, Clara merasakan sekali pentingnya solidaritas ini. “Kita tidak boleh membiarkan siapa pun menghentikan kita mencari kebenaran. Ini tentang keluargaku. Dan semua orang yang hilang.”

Peter memompa dadanya, berusaha menyuntikkan kepercayaan diri ke lingkungan sakral itu. “Ayo kita lakukan ini. Waktunya buat langkah cerdas.”

Mereka menyembunyikan diri dari pandangan dan bergerak keluar dari ruangan. Langkah-langkah cepat dan hati-hati membawa mereka kembali ke lorong utama, lalu kembali menyusuri jalan yang terekspos ke pintu keluar.

“Sudah ada gerakan menuju tempat kita berbisnis?” tanya Luna dengan tajam.

“Belum,” jawab Peter. “Tapi kita harus mempersiapkan diri sebelum kita menghubungi Ken. Dia bisa membantu kita memotong hamparan keperluan lenyap.”

“Sepertinya menyusup ke dalam Sky Corp semakin berisiko,” Clara mengingatkan sambil menjejakkan kakinya di lift. “Tapi kita tidak bisa terus bersembunyi.”

Dalam percakapan selanjutnya, suara berseloroh dan ragu, mereka saling mengharapkan jawaban untuk pertanyaan yang menggantung dalam benak masing-masing. Untuk Clara, kebenaran adalah cahaya yang ia kejar berhubungan ke keluarganya masih dalam penantian misterius, menguatkan semangat dia untuk terus maju.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!