"Apakah Tuhan sedang tidur? Kenapa laki-laki yang sudah membuat hidup ku hancur, hidup dengan bahagia? Lalu kemana perginya semua doa-doa ku? Jika karma tidak kunjung datang padanya, maka tangan ku sendiri lah yang akan membalas perbuatannya!"
~Anindita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DSP ~ Bab 17
Tak lama si laki-laki dan mamanya datang. Mereka nampak kaget melihat bayi yang dilahirkan Dita meninggal.
Bayi itu pun langsung di kuburkan secara layak di kuburan umum di kota Bandung. Dita juga ikut dalam acara penguburan, walaupun tubuhnya masih sangat ringkih. Dia ingin mengantarkan bayinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Setelah bayi Dita di kuburkan, si laki-laki dan mamanya membawa Dita kembali ke vila itu.
Sesampainya di vila, tanpa basa-basi Mama si laki-laki langsung menyodorkan sebuah kantong plastik hitam yang berisi uang dua puluh juta rupiah. Dengan uang itu Mama si laki-laki meminta Dita untuk meninggalkan anaknya dan pergi keluar pulau Jawa kalau Dita menolak, Mama si laki-laki mengancam akan membuat hidup Dita dan keluarganya sengsara.
Tak ingin Mama si laki-laki mengganggu keluarganya, apalagi saat itu Dita hanya memiliki seorang adik dan mamanya yang sudah sakit-sakitan, dengan berat hati Dita mengambil uang itu.
Setelah itu Dita kembali ke Jakarta, dia pulang sendiri dengan menggunakan kereta api. Uang yang di berikan Mama si laki-laki Dita berikan pada Mamanya untuk keperluan sehari-hari dan sekolah adiknya.
Sedangkan Dita, tanpa menunggu masa nifasnya selesai, dia bersiap-siap untuk pergi ke Pekanbaru, dimana ada sepupunya yang bekerja sebagai buruh kelapa sawit disana. Rencananya dia akan memulai kehidupan baru disana.
Dita tidak menceritakan pada Mamanya tentang masalah hidupnya, Dita menyimpan semua kepahitan dalam hidupnya sendirian karena dia tidak mau membuat Mamanya sedang sakit-sakitan jadi kepikiran. Mama Dita juga tidak tau saat Dita hamil karena sebelum kejadian ini Dita ngekost.
Setelah tiga bulan bekerja di Pekanbaru sebagai buruh kelapa sawit, Dita mendapat kabar kalau sang Mama meninggal dunia karena terkena serangan jantung.
Mamanya meninggal karena tidak sengaja menemukan sebuah buku harian Dita yang Dita lupa bawa. Di buku harian itu Dita menulis tentang kehamilannya dan penolakan si laki-laki untuk bertanggung jawab. Dita juga menempelkan hasil testpack dan dua foto usg di buku harian itu.
Mengetahui Mamanya terkena serangan jantung setelah membaca buku hariannya, Dita menjadi merasa bersalah.
Setelah dua bulan terpuruk dan tenggelam dalam rasa penyesalan dan rasa bersalah atas kepergian sang Mama, Dita akhirnya bangkit lagi karena Dita sadar karena dia masih punya seorang adik yang masih membutuhkannya. Setelah pertimbangan yang cukup lama, Dita pun memutuskan untuk masuk ke sebuah yayasan penyalur tenaga kerja.
Setelah tiga bulan pelatihan di dalam yayasan, akhirnya Dita disalurkan ke Hongkong dan bekerja sebagai baby sitter.
💋💋💋
Filipina.
Jam sudah menunjukkan pukul 22.30 waktu Filipina.
Sudah satu jam Hendrik menunggu Maudy yang sedang live toktok di ruang tidur, sedangkan Hendrik menunggu Maudy di ruang televisi.
Bosan menunggu Maudy yang tak kunjung selesai live toktok, Hendrik pun nekat masuk ke ruang tidur.
Ceklek. Suara pintu terbuka.
Mendengar suara pintu terbuka, sontak Maudy menoleh ke arah pintu dan langsung memberi pelototan tajam pada Hendrik, tapi Hendrik tidak memperdulikan pelototan tajam Maudy.
"Cepetan dong Sayang, udah ngantuk ini!" ucap Hendrik dengan suara pelan.
Maudy hanya menjawab dengan mengacungkan jempolnya.
Melihat Maudy mengacungkan jempol, Hendrik pun menutup pintu dan kembali ke ruang televisi.
Kriiiing...
Baru saja Hendrik mendaratkan bokongnya di sofa tiba-tiba saja ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari nomor tak dikenal.
"Huuuft... siapa lagi nih nelpon jam segini!" gerutu Hendrik sambil menatap layar ponselnya.
Bukannya menjawab panggilan masuk itu, Hendrik malah membiarkan panggilan masuk itu sampai panggilan masuk itu berhenti sendiri.
Tapi nampaknya si penelpon sangat gigih dan kembali menelpon Hendrik. Lagi, lagi Hendrik tak menjawab dan membiarkan ponselnya berdering.
💋💋💋
Bersambung...
kalau dia mau ketemu istri nya izin kan saja aagar smua cepat selesai
menghadapi wanita bejat hrs dg kekersan .karena mereka sdh tidak punya harga diri dan malu
justru dg ada nya anak diantara bapak dan ibu nya akan tambah hangat bekeluarga 😁😁