Lanjutan dari novel yang berjudul: Di nodai pria autis yang menceritakan hubungan Aliyya dan Marcel..
Cerita novel ini akan menceritakan perjalanan beda usia antara Aliyya dan Marcel serta berbagai tantangan yang akan di hadapi mereka berdua.
Akankah keduanya sanggup atau menyerah di tengah jalan....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga Yang Problematik
Tinggal 2 bulan lagi Aliyya akan menyelesaikan study nya di Harvard University.
Karena merasa rindu, Aliyya menghubungi kedua orang tuanya.
"Ayah / Bunda, Liyya kangen..hikhikhik" ucap Aliyya.
Terlihat juga Fina menangis merindukan putrinya yang hampir 4 tahun tidak pernah pulang ke Indonesia itu.
"Kakak, satu bulan lagi Bunda sama Ayah akan ke America. Tapi Dedek gak bisa ikut" ucap Fina.
"Aku jadi kangen Dedek, Bun. Dia sih mau jadi abdi negara jadi gak bisa cepat-cepat pulang" keluh Aliyya.
"Ya itu sudah jadi kemauannya. Kakak semangat ya sidangnya. Bunda disini selalu doakan Kakak dalam sholat Bunda. Ayah juga sudah bicara dengan Marcel mengenai pernikahan kalian, ayah setuju kamu menikah secepatnya tapi Ayah mengajukan Syarat kalau perusahaan akan tetap Kakak yang melanjutkan dan Marcel setuju" ungkap Fina.
"Aku setuju saja sih Bunda" balas Aliyya...
Panggilan telepon itu di akhiri, kini Aliyya sudah bersiap-siap akan pergi ke supermarket.
Ketika Aliyya membuka pintu, ia di kejutkan dengan kedatangan seorang wanita paruh baya berpakaian bak sosialita menatapnya sinis.
"Maaf anda siapa?" tanya Aliyya.
"Jadi kau kekasihnya Alfonso? Apa anakku tidak salah memilih. Kau wanita Asia kan? Dasar wanita matre" maki wanita itu.
Aliyya yang di katai demikian merasa tidak terima dengan tuduhan wanita di depannya. Dan ia juga tidak merasa punya hubungan yang spesial dengan Alfonso. Aliyya hanya menganggap Alfonso teman saja, tidak lebih.
"Jangan belagu di hadapanku ya Nyonya! Memangnya anda siapa berani membentak saya? Asal anda tahu, saya dan putra anda tidak ada hubungan apa-apa" balas Aliyya.
Jiwa tantrumnya tidak bisa di rendahkan.
"Dasar gadis Asia miskin etika. Alfonso itu akan di jodohkan dengan wanita bangsawan inggris" ungkap wanita berambut blonde itu.
Di tengah keributan, Josephine dan Aurora datang.
"Ada apa ini Al?" tanya keduanya.
"Badut ini datang dan langsung marah-marah padaku mengira aku kekasihnya si Alfonso" balas Aliyya dengan kesal.
Mendengar Aliyya mengatai dirinya dengan sebutan badut, membuat wanita itu menjadi marah sekali. Iya tidak terima dengan ejekan gadis di hadapannya.
"Kau memanggilku dengan sebutan badut? Dasar gadis murahan, asal kalian tahu aku ini istri dari walikota Benedict Douglas, jangan macam-macam" gertaknya.
Josephine dan Aurora yang tidak terima temannya di bentak, langsung pasang badan.
"Nyonya, anda sudah berlaku tidak sopan pada teman kita. Seharusnya istri seorang walikota berperilaku ramah pada siapapun. Anda kira kami yang seorang mahasiswa di sini miskin? Asal anda tahu, di negara kami anda tak lebih dari seorang penyapu jalanan" Josephine membentak wanita itu yang di ketahui sebagai ibunya Alfonso.
"Kurang ajar berani-beraninya kau" tangan wanita itu mengepal kuat.
"Satu langkah anda berani berbuat kekacauan, saya pastikan hidup anda tidak akan tenang" ancam Aurora.
Ketiganya melihat bahwa ajudan wanita itu siap bertindak karena majikannya di bentak.
"Apa loe botak? Jangan berani-beraninya sama perempuan" bentak Aliyya pada bodyguard wanita itu yang berkepala botak.
"Dia orang Indonesia, di negaranya ada semacam black magic namanya santet, kalau kalian macam-macam lihat saja telur kalian akan pindah ke wajah" ancam Josephine pada kedua pria berbadan besar itu.
"Dan untuk anda, Nyonya bisa-bisa vag*n@ anda pindah ke kepala" sambungnya.
Mendengar hal itu ibunya Alfonso dan kedua bodyguard langsung bergidik ngeri membayangkan kel@min mereka pindah tempat.
"Pergi sebelum aku menghubungi kakekku untuk membuat kalian menyesal" ancam Aliyya.
Ketiganya langsung lari tunggang langgang karena takut.
Selepas kepergian ketiganya, Josephine, Aurora dan Aliyya langsung tertawa terbahak-bahak. Aliyya memang sempat cerita bahwa di Indonesia ada semacam ilmu hitam untuk menyakiti orang lain bahkan Aliyya juga bercerita bahwa Fina sang Bunda pernah menjadi korban ilmu itu sehingga Josephine ingat dan langsung mengancam Ibunya Alfonso dengan itu.
"Al, memang Kakekmu seorang penganut black magic?" tanya Aurora.
"Hahaha.. Tidak lah, kakek ku seorang pengusaha namun sudah di teruskan oleh ayahku. Aku hanya ikuti sandiwara Josephine saja" balas Aliyya sembari tertawa.
"Lantas sesudah ini, apa yang akan kamu lakukan pada Alfonso?" tanya Josephine.
"Entah lah aku jadi malas padahal aku hanya menganggap Alfonso sebatas teman" balas Aliyya.
"Bilang saja kamu sudah punya tunangan biar dia tidak getol mendekatimu" Josephine memberi saran.
"Kamu benar juga, aku tidak mau dia semakin berharap padaku. Dan aku juga heran kenapa wanita gila itu tahu rumahku" ucap Aliyya heran.
"Apa dia selama ini memata-matai Alfonso, sehingga tahu rumahmu?" tanya Aurora.
"Entahlah, mungkin iya dan mungkin tidak" jawab Aliyya.
Ketiganya lalu masuk kedalam rumah Aliyya, seperti biasa langsung Aliyya suguhi makanan dan minum.
"Girls, malam ini aku mau buat makanan khas Indonesia" ucap Aliyya sembari membuka kulkas.
"Apa itu?" tanya Aurora.
"Bakso cuanki! Kalian diam.saja, Chef Aliyya akan memasak" ucap Aliyya.
Sementara di kediaman Alfonso, ia sedang di landa kegalauan karena Aliyya memblokir no ponselnya tanpa sebab yang jelas.
"Perasaan, aku tidak berbuat kesalahan pada Aliyya tapi kenapa no ponselku di blokir" batin Alfonso bertanya-tanya.
Ketika sedang perang batin, pintu kamarnya tiba-tiba ada yang mengetuk.
"Masuk!" ucap Alfonso.
Orang itu masuk, dan ternyata seorang pelayan rumahnya.
"Tuan, anda di tunggu di ruang makan" ucap seorang pelayan berwajah Afro.
"Aku akan ke bawah dalam waktu 5 menit" balas Alfonso.
Pelayan itu hanya mengangguk dan segera pergi dari kamar Alfonso.
Setibanya di ruang makan, seperti biasa ia tidak selera makan.
"Kau lama sekali Alfonso" ucap Benedict sang ayah dengan raut wajah kesal.
"Aku tidak meminta di tunggu" balas Alfonso acuh.
Prang!!!!
Benedict langsung melempar sendok dan garpu ke atas piring hingga menimbulkan bunyi cukup nyaring.
"Dasar anak bodoh. Semakin hari sikapmu semakin kurang ajar padaku. Lihatlah Ibumu sampai shock mendengarnya" geram Benedict.
Prang!!!!
Alfonso yang kesal langsung membanting gelas ke arah poto pernikahan Benedict dan Lolita istrinya.
"Aku yang bodoh atau Papa yang tolol? Dia itu hanya ibu tiri, wanita jal@ng yang Papa pungut dari rumah bordil. Pelac*r sialan, kau yang sudah buat ibuku meninggal. Anjing gila haus harta" geram Alfonso.
Tangan Lolita sudah mengepal dengan kuat, siap menonjok wajah Alfonso namun sandiwaranya yang berprilaku seperti ibu peri harus bersikap lemah lembut di hadapan Benedict.
"Kurang ajar sialan kau. Seharusnya kau pergi ke neraka menyusul mamamu" maki Benedict.
"Kau yang harusnya ke neraka bersama jal@ng ini" balas Alfonso.
"Sayang sudahlah, jangan di lawan mungkin putramu belum ikhlas menerimaku sebagai ibu sambungnya" ucap Lolita sembari mengusap-usap dada Benedict yang membuat Alfonso semakin membencinya.
"Pa, seharusnya kau malu dengan mendiang Mama. Selama ini kau selalu menyakitinya semasa hidup dengan tidur bersama para pela*ur. Kau menikmati harta Mamaku, dan sekarang aku yang akan mengambilnya. Camkan itu Pak tua. Sepeserpun aku takan memberi ruang untuk kau dan jal@ng ini menikmati harta Mamaku" maki Alfonso lalu ia pergi dari hadapan mereka berdua.
