NovelToon NovelToon
Aku Di Sini Istriku

Aku Di Sini Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nadya

Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Menyadari Itu

"Assalamualaikum." Kean memasuki rumah Tasila.

Atensi Kean tidak sengaja mendapati seorang perempuan berhijab merah nampak sedang tertidur pulas di atas sofa dalam keadaan memeluk sebuah buku.

Kean terkekeh melihat betapa lucunya perempuan itu saat tertidur. Mulut terbuka lebar dengan dengkuran halus. Namun, perempuan itu masih nampak cantik di mata Kean.

Dengan iseng Kean mendekatinya dan mendorong pelan dagu perempuan itu hingga mulutnya tertutup.

"Eungghh..." Tasila melenguh.

Sontak Kean pun terkejut dan langsung menjauh takut perempuan itu akan berburuk sangka terhadapnya.

Perlahan mata indah itu terbuka dan sosok pertama yang dilihatnya adalah wajah tampan Kean yang nampak sedang menatapnya dengan tatapan teduh.

"Hoamh... Kamu udah dateng." Tasila membenarkan hijabnya.

"Saya bawa salad." Kean menunjukkan plastik transparan berisi kotak salad.

Rasa kantuk Tasila pun mendadak hilang. Ia langsung meraih plastik di tangan Kean dan membukanya.

"Wah... Ada buah varian baru ya? Perasaan waktu itu gak ada alpukatnya."

"Mungkin." Kean tersenyum tipis.

Kean duduk di kursi yang bersebrangan dengan Tasila.

"Sekarang saya mau setor hafalan sama kamu." Yakin Kean.

"Sok taawudz." Perintah Tasila seraya menyuapkan sesendok salad ke dalam mulutnya.

Kean pun mulai menghafal dengan teliti. Ia yakin perjuangannya selama seminggu ini tidak akan sia-sia.

"Alhamdulillah. Itu hafal loh, gak ada yang terlewat atau salah sama sekali." Kean tersenyum mendengar itu.

"Iya dong, Kean gitu loh." Sombongnya.

"La, saya mau nanya deh." Tasila berdekhem seraya menatap Kean dengan mulut tidak pernah lepas dari sendok salad.

"Misal nih ya. Ada orang yang berharap sendirian, berjuang sendirian tapi orang yang di perjuangkan itu masih menyimpan masa lalunya di hatinya tanpa melirik sedikitpun ke arah orang yang memperjuangkannya sama sekali. Menurut kamu gimana?"

"Emang ada ya?" Tanya Tasila dengan polosnya.

"Ada." Santai Kean.

"Jahat banget si kalo ada."

"Siapa yang jahat?"

"Ya... Itu yang gak mau ngehargain perjuangan orang itu." Dengan lugu Tasila menjawab.

"Apa yang akan kamu lakukan kalau kamu yang ada di posisi orang itu?"

"Ya... Kalo saya pribadi si kayanya bakalan cari yang lain yang mau menghargai saya. Karena gak baik aja mengharapkan orang yang gak mengharapkan kita. Dipikirnya gak capek apa?"

"Tapi masalahnya, orang itu gak bisa berhenti berjuang. Karena ada hati yang harus dia obati dan ada takdir yang harus dia jalani." Tasila melirik ke arah Kean dengan tatapan herannya.

"Kamu lagi nyeritain siapa si? Diri kamu sendiri ya?" Goda Tasila.

"E__enggak kok." Elak Kean kalang kabut.

"Ke, kan saya udah bilang. Kalo ada masalah cerita sama saya. Kamu boleh kok cerita tentang perempuan yang kamu suka sama saya, saya gak akan mungkin memberikan nasehat buruk apalagi menjerumuskan kepada keponakan saya sendiri."

Kean menghela nafas kecil. Lagi-lagi keponakan! Hanya keponakan.

"Perempuan itu... Dia cantik dan persis kriterianya seperti apa yang kamu bilang tadi siang. Berpenampilan syar'i, dan taat akan agamanya. Dia perempuan yang tidak pantang menyerah dan hebat."

"Lain kali kenalin. Atau langsung lamaran aja kenalin sama keluarga besar. Kalo orangnya kaya gitu udah gak usah seleksi-seleksi lagi."

Kean tersenyum smirk bersuara.

"Iya. Nanti saya kenalin kalo saya udah siap."

"Nah gitu dong. Jadi cowok harus gentle apalagi masalah perasaan. Saya yakin kamu bisa dapetin perempuan baik itu saya akan bantu doakan." Tasila memberi semangat.

Kean menunduk dan tersenyum kecut sekilas.

"Makasih."

"Udah yuk lanjut ngaji. Buka Al-Qur'annya."

1
Marya Dina
ayo tas kean.. ikur kenangan tipis2 dulu nnumbuhin rasa2 dulu
seneng klo udh liat begini
semangat othorr💪💪💪🤭
Marya Dina
gak pp sila goda aja kean terus
semoga kebahgiaan menghampiri kalian .
Marya Dina
cie ciee tasila seneng kan.
mooga bisa nerima kean.. sila..
Marya Dina
yes . akhirnya biar tasila tau...
mau liat bucin nya mereka lgi.
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Marya Dina
sy udh baca sampe 7bab. tapi kyak nya d baru y thor kemren d hapus
larasatiayu: bc pnyaku jg dong
Marya Dina: eh iya yak q baca sampe rasa syukur..🤭
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!