ANTARA KITA

Sore harinya, seperti rencananya tadi siang nara pergi ke sebuah supermarket lengkap untuk membeli semua kebutuhan hidupnya. Nara mendorong trolinya memasuki supermarket yang lumayan besar itu.

Nara memilih-milih beberapa sayuran, setelah itu ia pergi darisana, saat sedang mengambil buah ia tidak sengaja melihat kenzo yang tak jauh dari dirinya dengan seoarang wanita yang sepertinya ibu kenzo, kezo juga melihat ke arah nara, nara memberikan senyuman kerah kenzo guna menyapa lelaki yang kenjadi pujaan hatinya, tetapi bukannya membalas kenzo justru menatapnya datar setelah itu ia membuang mukanya seketika senyum nara jadi luntur.

“Enggak dengan keluarga enggak dengan percintaan semua gagal”batin nara.

Nara kemudian berjalan ke arah rak yang penuh aneka macam mie, nara menggambil mie kesukaannya dan melanjutkan belanjanya.

Cukup lama nara berada di supermarket itu, sekitar sejam ada, setelah semua barang yang ia cari sudah ada ia segera membayar barang belanjaannya ke kasir.

Di kasir nara juga tak sengaja satu antrian dengan kenzo, ia benar-benar tidak sengaja. karena melihat kasir lain penuh dengn antrian jadi dia lebih memilib kasir ini karena sedikit antrian.

Kenzo menatap ke belakang tepat dimana Nara berada, nara kembali mengulas senyumnya menyapa kenzo.

“Teman kamu, bang?”tanya ibu kenzo yang menatap nara dengan heran.

“Bukan, tidak tau siapa”ucap kenzo dingin.

Deg

Nara merasakan hatinya seperti ditusuk oleh ribuan jarum, nara tersenyum getir mendengar jawaban kenzo.

“Ouh kirain bunda dia kawan kamu”ucap ibu kenzo bernama gita.

“Maaf nak, kalau boleh tanya pipi kamu kenapa?”gita tidak bisa menahan diri lagi, ia sangat penasaran penyebab pipi nara bengkak dan juga ungu-ungu kebiruan.

“Cuma kebentur aja”jawab nara tersenyum kikuk.

“Ouh, semoga cepat sembuh ya”ucap gita lalu mereka maju karena antrian sudah sampai di mereka.

“Nggak usah caper!”ucap kenzo pelan tapi penuh penekanan.

Nara hanya diam saat kenzo mengatakan hal itu, entah kenapa sifat kenzo berubah. ia bahkan belum menyampaikan perasaannya pada kenzo tetapi melihat sikap kenzo ia sudah yakin kenzo bakal menolaknya mentah-mentah.

“Huft, semangat nara”ucap nara dalam hati.

Setelah kenzo dn ibunya selesai membayar sekarang jatahnya nara maju, ia mengeluarkan semua barang belanjaannya untuk di totalkan harganya. Setelah semuanya selesai ia menenteng beberapa kantong plastik itu keluar dari supermarket.

Nara kemudian mengambil ponselnya dan memesan ojek online. Sekitar 15 menit nara menunggu ojek itupun datang.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di gedung apartemen nara, nara masuk ke dalam kegedung itu dengan santai.

...----------------...

Malam harinya, Nara bersatai sambil menonton tv dengan mulut yang terus mengunyah cemilan yang ia beli tadi sore di supermarket.

Ting

Tong

Nara bangun dari duduknya ia mengintip dari lobang kecil itu, nara senang saat melihat buk tia yang datang bersama dengan juan. dengan segera nara membukakan pintu mempersilahkan mereka masuk.

“Nara kira cuma juan sama ibuk saja ternyata ada aiman juga toh”ucap nara mencubit gemas pipi aiman yang gembul.

“Tentu dong kak, aiman kangen main sama kakak”ucap aiman.

Mereka sekarang berada di ruang tamu..

“Ibuk kok bisa kesini?”tanya nara penasaran.

“Tadi pas juan pulang juan menceritakannya semua pada ibuk, jadi malam ini ibuk mengajak juan mengunjungi kamu sama ajak kamu makan malam, kamu pasti belum makan kan?”ucap buk tiaa.

“Belum buk, tapi kasihan ayah sendirian dong?”ujar nara.

“Ayah enggak pulang, di toko sedang masuk barang”ucap buk tia.

“Sekarang kita makan ya?”ucap buk tia ia membuka rantang yang tadi ia bawa, Nara pergi ke dapur untuk mengambil piring dan sendok, sedangkan juan ia berkeliling untuk melihat-lihat apartemen nara.

“Aiman kamu nggak makan?”tanya nara menatap aiman.

“Aiman maunya di suapi sama bang juan”ucap aiman.

“Najis!, makan sendiri udah gede lo”ketus Juan sambil makan.

“Juan!”ucap sang ibu membuat juan berdecak kesal.

“Jadi cowok gentleman dikit dong, umur udah 7 tahun masih manja”kesal juan ia menyuapi adiknya itu makanan.

“7 tahun masih kecil bang”jawab aiman sambil mengunyah.

“Bentar lagi lo sunat! Nggak boleh manja-manja”

“Dih, abang aja udah sunat masih sering manja sama ibuk!”

“Abang anak ibuk, lo bukan anak ibu!”

“Abang yang bukan anak ibuk!”

“Lo yang bukan anak ibuk! Lo anak pungut tau!”

“Ibuk!”rengek aiman menatap ibuknya dengan mata berkaca-kaca

“Juan!”

“Kamu anak ibuk, abangmu itu anak pungut!”ucap ibuk menenangkan aiman.

Nara hanya bisa tertawa pelan melihat pertengkaran Adu mulut abang dan adik itu.

“Cengeng banget cowok, kayak abang lah nggak cengeng, kalau cengeng nanti nggak punya pacar!”ucap juan.

“Terus kenapa abang belum punya pacar?”tanya aiman.

”kak rara pacar abang”ucaap juan asal sambil mengedipkan maatanya sebelah menggoda Nara.

”kak rara jangan mau sama abang!, nanti waktu aku udah besar dan banyak duit kak rara nikah sama aku aja ya, bang juan orangnya miskin!”ucap aiman membuat rara dan buk tia tertawa.

“Dih!, kata siapa abang miskin? Lagian kalau nunggu lo besar yang ada udah jadi nenek-nenek kak raranya”ucap juan.

“Sudah-sudah! Makan dulu nanti bicara lagi!”lerai buk tia.

Mereka semua pun memakan makanannya hingga habis, setelah makan nara mencuci piring bekas mereka makan, sementara itu buk tia, aiman dan juan menonton tv.

Hari ini adalah hari yang tenang bagi nara, karena hari ini tidak ada perketengkaran antara dirinya dan ibu tirinya itu. Ia juga bersyukur keluar dari rumah megah milih ayahnya yang membuatnya tersiksa.

******

Keesokan harinya, sepeti biasa nara pergi sekolah, namun kali ini ia berangkat bareng juan karena semalam buk tia meminta juan yang akan mengantar jemput nara pulang sekolah, dengan senang hati juan menuruti kemauan ibunya.

“Nggak ada yang tinggal?”tanya juan.

“Nggak, udah ayo berangkat nanti telat”ucap nara, ia sudah siap di belakang juan.

Juan dan nara pergi dari sana, beberapa menit kemudian mereka sampai di sekolah mereka, SMA TUNAS BANGSA. banyak pasang mata yang melihat mereka tak sedikit juga dari mereka mengira bahkan juan dan nara adalah sepasang kekasih.

Nara turun dari motor juan, begitu juga juan,nara menaruh helmnya di jok belakang motor. Sementara juan mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Nih bekal”juan memberikan kotak bekal itu pada nara.

“Loh? Kamu kok nggak bilang? Aku juga buat”seru nara.

“Buat berapa?”tanya juan.

“Satu sih, untuk aku doang”jawab nara.

“Yaudah tukeran”pinta juan.

“Baiklah” mereka berdua pun bertukaran bekal. Dan nara pun pamit dari sana.

“Langsung masuk kelas”ucap juan sedikit berteriak menatap kepergian nara. nara mengancungkan jempolnya tanpa membalikkan badannya, juan pun pergi dari area parkiran menuju lapangan basket dimana teman-temannya berada.