NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

“Brrrm,” membuka pagar dan memasukkan motornya ke dalam, dia melihat ada sebuah motor lagi di dalam. Setelah memarkir motornya di dalam garasi, Ardo masuk ke dalam, dia melihat Adel yang sedang menangis di ruang tengah bersama Helmi yang berusaha menghiburnya. “Druk..druk,” terdengar suara seseorang turun dari tangga, Ardo menoleh melihat Andin yang masih mengenakan seragamnya turun menghampirinya,

“Mana obatnya kak ?” tanya Andin.

“Ini, Nisa gimana ?” tanya Ardo.

“Sekarang mau di kasih obat dulu trus tidur,” jawab Andin ketus.

“Kamu marah Ndin ?” tanya Ardo mendengar jawaban ketus Andin.

“Tanya kak Adel deh,” jawab Andin.

Langsung saja Andin berlari naik ke lantai dua meninggalkan Ardo yang melihatnya dari bawah, Ardo melangkah masuk ke dalam ruang tengah, Helmi yang melihat Ardo masuk langsung menghentikan elusan tangannya ke punggung Adel dan bergeser,

“Lia, kakak mu pulang,” ujar Helmi.

Adel yang masih menangis menoleh melihat Ardo dengan wajah cemberut, Ardo yang bingung melihat sikap Adel dan Andin yang berlari ke atas duduk di sofa di depan Adel dan Helmi.

“Sebenarnya ada apa sih ? kamu kenal Desi, Del, bisa cerita sama kakak, kakak ga ingat kakak kenal dia,” ujar Ardo.

“Iya kak, maaf aku lupa kalau kakak kehilangan ingatan sejak usia 10 tahun dan ketika usia 14 tahun ingatan kakak kembali, tapi gara gara perempuan itu, umur 16 tahun kakak jadi hilang ingatan lagi sampai sekarang,” ujar Adel.

“Hah...kamu tau soal itu ?” tanya Ardo kaget.

Adel tidak menjawab, tapi dia mengangguk dan menunduk di depan Ardo, Helmi yang melihat sikap Adel dan Ardo menjadi serba salah, dia berdiri,

“Maaf kak Ardo, Lia, aku pulang dulu ya,” ujar Helmi.

“Mau kemana kak Helmi, ga usah, di sini aja,” ujar Adel.

“Tapi kamu mau bicara sama kak Ardo kan ?” tanya Helmi.

“Dia bener Hel, ga apa apa, lo di sini aja, gue santai,” jawab Ardo.

“Tapi emang gue boleh denger soal beginian kak ?” tanya Helmi.

“Ga apa apa, ga ada yang perlu di umpetin juga, kenyataannya emang banyak yang gue ga inget dari waktu gue umur 10 tahun sampe sekarang,” ujar Ardo.

Mendengar ucapan Ardo, Helmi kembali duduk dan Adel bergeser menempel kepada Helmi yang tidak tahu harus bagaimana. Ardo kembali menoleh melihat Adel,

“Del, bisa ceritain semuanya ? apa yang terjadi antara gue dan Desi...atau siapalah namanya dia itu,” ujar Ardo.

Adel mengangguk, kemudian Adel menceritakan kalau Desi sebenarnya bernama Intan Handoko, anak dari dokter Dwi Handoko, teman sejawat papa mereka. Sedangkan ayah Intan bernama Gilang Handoko yang merupakan pelatih para altlet mma yang cukup terkenal. Adel kemudian menceritakan ketika berusia 10 tahun, Ardo pernah koma selama empat bulan setelah di temukan di dalam lubang bersama dengan Intan yang juga koma.

Setelah bangun, Ardo dan Intan tidak ingat apa apa, namun empat tahun kemudian Intan kembali mengingat kejadian itu dan mulai kembali mencari Ardo sampai pindah sekolah ke sekolahnya Ardo. Tentu saja Ardo yang melihat Intan langsung mengenali Intan namun lupa akan kejadian yang menimpa mereka, Intan memberitahu Ardo tentang kejadian yang menimpa mereka dan membuat mereka koma selama empat bulan.

Ketika di beritahu tentang hal itu, Ardo memegang kepalanya karena merasa kepalanya sangat sakit dan akhirnya pingsan, ketika bangun di ruang kesehatan beberapa jam setelahnya dan melihat Intan di sebelahnya, Ardo langsung memeluk Intan dan ingat semua kejadian yang mereka alami. Semenjak itu, Ardo jadi sering datang ke rumah Intan dan bermain bersama Intan, terkadang ayah Intan yang ada di rumah mengajari Ardo bela diri sampai akhirnya Ardo tertarik dengan bela diri.

Saat itu, Adel dan Andin yang sudah besar juga akrab dengan Intan, tapi ketika Ardo dan Intan baru naik ke kelas 2 sma, ayah Intan meninggal karena di bunuh oleh seseorang dan perangai Intan berubah drastis, dia menjauhkan dirinya dari Ardo dan keluarganya, kemudian mengganti namanya menjadi Diana. Dia pun pindah sekolah sehingga tidak satu sekolah lagi dengan Ardo, tentu saja Ardo yang di tinggal pergi Intan menjadi sakit hati namun Ardo tetap mencari Intan dan akan memperbaiki hubungannya dengan Intan.

Tapi kenyataan berkata lain, ketika Ardo sedang berjalan bersama Adel, Andin dan Anisa di sebuah mall bersama kedua orang tua mereka, mereka melihat Intan sedang bersama seorang laki laki yang berbeda usia jauh dari dirinya walau masih nampak muda, laki laki itu memiliki berewok tipis dan berwajah tampan, dia merangkul Intan dengan mesra yang juga terlihat senang di rangkul pria itu. Tentu saja Ardo yang melihatnya menjadi geram, dia mengepalkan tangannya dan menghampiri Intan yang sedang bersama laki laki itu. Adel dan Andin berusaha mencegahnya tapi mereka tidak bisa mencegah Ardo.

Ketika menghampiri keduanya, Ardo langsung menarik tangan Intan, tentu saja Intan menampik tangannya dan pria yang bersamanya langsung berdiri memukul wajah Ardo yang di anggapnya kurang ajar. Ardo terjatuh, Adel dan Andin langsung menghampiri Ardo yang jatuh dan memohon kepada Intan, tapi Intan mengatakan hal yang tidak terduga ketika di tanya oleh pria yang bersamanya, “Aku ga kenal mereka,” ujar Intan dengan tatapan sinis menatap Ardo, Adel dan Andin. Mendengar ucapan Intan, pria yang bersamanya dan nampak seperti orang kaya itu mengambil smartphonenya kemudian menelpon seseorang.

Setelah itu, beberapa pria bertubuh besar, berwajah garang dan memakai pakaian safari hitam datang, pria itu menyuruh para pria bertubuh besar itu membawa Ardo pergi dan memukulinya di luar, tentu saja Adel dan Andin yang mendengarnya menjadi sangat takut, Andin langsung berlari mencari kedua orang tuanya dan Adel memohon pada Intan supaya menghentikan pria itu, namun Intan malah tersenyum sinis kepada Adel dan merangkul lengan pria yang bersamanya kemudian pergi begitu saja.

Setelah itu, Adel dan Andin menemukan Ardo di dalam gudang dalam kondisi tertindih besi besi pancang dan batu bata beton, lengan dan kakinya patah. Ardo kembali di rawat di rumah sakit dan sempat koma selama hampir satu tahun, namun ketika bangun dia tidak ingat apa apa dan membuat keluarganya kembali menjadi bingung.

“Aku memang ingat aku pernah di rawat di rumah sakit cukup lama, tapi apakah semua yang kamu ceritakan itu benar Del ?” tanya Ardo.

“Benar kak, aku masih ingat jelas wajah perempuan itu ketika dia mencampakkan kamu dan menggandeng pria ga tau malu itu,” jawab Adel.

“Aku...tidak ingat apa apa,” ujar Ardo memegang kepalanya.

“Ketika kamu siuman di rumah sakit, kamu kembali seperti waktu kamu berusia 10 tahun dan tidak ingat apa apa, melihat kondisi kamu saat itu, mama menjadi stress dan akhirnya dia sakit sampai meninggal dua tahun kemudian, tapi perempuan itu, dia malah datang ke rumah sakit dan mau masuk ke kamar mu, aku marah dan mencegahnya, Andin juga bersama ku waktu itu,” ujar Adel.

“Ja..jadi mama sakit dan meninggal bukan karena papa selingkuh ?” tanya Ardo.

“Itu yang papa katakan sama kamu kak, sampai dia bersujud sama kamu untuk minta maaf, aku dan Andin tau kebenarannya, makanya aku dan Andin tidak membenci papa seperti kamu kan, cuman ketika dia menikah lagi hanya demi membohongi kamu dan membuat kita sengsara, baru aku sama Andin marah sama papa,” jawab Adel berapi api.

“Kak Adel, kamu kenapa cerita soal itu,” teriak Andin yang berdiri di depan pintu dan sepertinya baru turun dari atas.

“Ga apa apa Ndin, kakak harus tau, perempuan itu balik lagi, aku ga mau terjadi lagi untuk kedua kalinya,” ujar Adel.

“Uuuuh...aku ga mau tau ah, aku nememin Nisa di atas,” ujar Andin berlari kembali naik ke atas.

Ardo terdiam, dia hanya memegang keningnya dengan tangan dan tertunduk sebab dia sama sekali tidak ingat apa apa dan masih setengah percaya dengan semua yang di katakan Adel, sementara Helmi yang duduk di sebelah Adel sama sekali tidak bisa bergerak dan merasa serba salah karena berada di situ.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!