Rubby tokoh antagonis dalam sebuah novel,terkenal sebagai bangsawan yang tak punya kekuatan dalam bidang apapun termasuklah sihir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang.
Daripada itu ia lebih dikenal wanita tak tau malu karna menjadi tunangan putra mahkota.Setiap hari hanya menempel pada putra mahkota dan mempermalukan dirinya sendiri karna setiap saat putra mahkota hanya akan memberinya penolakan dan penghinaan.
Sebagai antagonis ia selau berupaya menyakiti pemeran utama wanita yang begitu dicintai putra mahkota dan banyak orang,termasuk Ayah dan tiga saudara laki-lakinya.Ia juga iri pada female lead yang begitu sempurna dalam bidang apapun tanpa ada celah.
Hingga Rubby sang antagonis berakhir dipenggal dihadapan semua anggota kerajaan termasuk ayah,ketiga saudaranya,putra mahkota dan juga didepan rakyat.Semua itu terjadi karna tuduhan meracuni pemeran utama yang tak pernah dilakukannya.
Hingga novel berakhir dengan Happy ending karna kematiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hantari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mari,kita akhiri
"Ruby!"
Pattinson menegur Ruby karna sudah melawan Duke sampai seperti itu,namun Ruby justru tak memperdulikannya dan berlalu pergi begitu saja.
"Ruby berhenti!"
Pattinson kembali bersuara namun Alana sama sekali tak mempedulikannya dan terus berlalu pergi.
"Ruby,jika kau melangkah selangkah lagi aku akan memberikan hukuman padamu!",marah Pattinson tidak sabar lagi dengan sikap cuek dan semena-mena Ruby.
"Kau juga paling tidak berhak mengatur atau melarang ku untuk bagaimana bersikap kak,karna kau juga tak pernah memberikan peran mu sebagai kakak selama aku hidup,jadi berhenti bersikap seperti kakak untukku yang bisa memarahi ku!",tak tahan dengan sikap Pattinson yang begitu sok akhirnya Ruby kembali menghentikan langkah dan berbicara dengan tegas pada kakaknya.
"Selama ini kau seenaknya menghukum ku dan aku menerima begitu saja tapi tidak untuk sekarang dan seterusnya aku tidak akan terima dan tinggal diam,"
Akhirnya ke lima orang itu terdiam tak mengatakan sepatah katapun lagi,selain membiarkan Ruby pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
Charlie bangkit dari duduknya,"Kenapa kita semua harus marah, bukankah dia mengatakan seadanya?, memangnya kau tidak merasa telah memperlakukannya seperti yang dikatakannya selama ini kak?", sarkasnya pada Pattinson atau Robert putra tertua Duke Harley itu, kemudian berlalu pergi meninggalkan ke empat orang yang tersisa.
"Kenapa kakak kedua tiba-tiba tidak memojokkan Ruby lagi? tidak,ini semua tidak bisa di biarkan seperti ini.Hanya aku yang boleh menjadi prioritas di keluarga ini,Ruby selamanya hanya anak tak berguna dan memalukan keluarga ini"
Tidak akan ada yang menyangka dari mereka kalau gumaman dalam hati itu adalah gumaman hati Amelia dengan wajah polos dan kecantikannya lembut serta tubuhnya yang gemulai, terlihat seperti Dewi kebaikan.
"Ayah kakak,ini semua salah ku maafkan aku!,aku yang membuat Ruby berfikir seperti itu",Amelia menunduk dengan air mata yang bercucuran,ia terlihat benar-benar merasa bersalah sekarang.
Duke Harley tiba-tiba melangkah pergi begitu saja tanpa menanggapi ucapan Amelia,ia meninggalkan tempat itu dengan wajah emosi namun ia juga merasa kalau itu tidak bisa melakukan apa-apa,ada sesuatu yang membuat hatinya sesak melihat sikap putri bungsunya demikian padanya.
Amelia mengepal kuat tangannya saat itu juga,ia merasa kalau Duke Harley juga sudah terpengaruh dengan Ruby."Ruby kenapa kau melakukan ini semua pada ku,aku tidak akan membiarkan kau mendapatkan apapun lagi,semua ini sudah menjadi milik ku sejak lama.Dan aku mendapatkan ini semua bukan dengan hal yang mudah,lalu kenapa kau tiba-tiba berubah dan seolah bisa mendapatkan ini semua dengan mudah,?"Monolog Amelia dalam hati dengan wajah luarnya yang tetap sama, begitu berbeda dengan hatinya yang saat ini saling beradu dengan pikiran dan kemarahannya.
Pattinson alias Robert sang kakak pertama juga meninggalkan ruang makan itu dengan emosi,ia begitu marah dengan ucapan dan sikap Ruby dan ia merasa kalau ucapan Ruby itu tidak sepenuhnya benar karna ia merasa kalau ia sudah memperlakukannya seperti adik perempuannya sendiri.
"Sudahlah,semua orang sedang marah dengan sikap Ruby,anak itu benar-benar semakin tak tau malu dan tidak bisa di didik lagi",ucap David dengan menghela nafas."Sudahlah kau pergilah istirahat di kamar mu,"suruhnya kemudian pergi meninggalkan Amelia yang sudah tersenyum dengan mengangguk padanya.
"Ruby,baiklah kau yang memintanya.Maka jangan salahkan aku jika nanti kau akan menyesal"
***
Ruby saat ini melakukan semedi,ia menyatukan kedua tangannya dengan melipat kakinya.Matanya yang tertutup merasakan sebuah angin yang berhembus cukup kuat hingga menerbangkan rambutnya.
Ia merasakan aura berubah di sekitarnya,ia semakin mendalami isi buku yang sudah tersimpan di otaknya.
"Buka!!"
Teriaknya tiba-tiba dengan bersamaan membuka matanya yang tajam,saat itu juga ia terkejut melihat sesosok pria tua berambut pendek dan bertubuh kerdil berdiri di depannya bersama dengan naga kecilnya di sampingnya.
"Siapa kau!?",tanyanya langsung kemudian mengulurkan tangannya untuk menyuruh naga kecil yang sudah ia tahu sebagai hewan rohnya.
Pria berambut putih panjang itu tak menunjukkan ekspresi apapun,ia memperhatikan Ruby yang masih di posisinya kemudian menyuruh naga kecil yang tadinya enggan menuju Ruby akhirnya terbang ke arah Ruby dengan melilitkan dirinya di pergelangan tangan Ruby seperti sebuah gelang.
"Jawab aku siapa kau dan apa yang kau lakukan di tempat ku?",tanya kembali dengan mendesak dan tatapan yang begitu tajam dan penuh peringatan.
"Sialan kau!, seharunya kau tidak memberikan tatapan seperti itu pada guru mu.Jika bukan karna aku di utus langsung olehnya,aku akan langsung meninggalkan mu setelah kau menatap ku seperti itu dan bersikap tidak sopan!",sungut pria tua bertubuh kerdil itu tampak tidak senang.
Ruby mengerutkan keningnya tak mengerti,namun tetap saja tatapannya pada pria itu tidak berubah sama sekali.
Pria itu melipat tangan di depan dada seperti seorang yang sedang merajuk."Melihat kerja keras mu selama ini untuk membuka segel mu, seseorang sebenarnya diam-diam membantu mu hingga akan perlahan mudah untuk membuka segel dalam tubuhmu yang sebenarnya sangat sulit untuk di buka,bahkan jika kau sendiri yang membukanya mungkin tidak akan terbuka sampai dua tahun ke depan"
"Dalam beberapa waktu ke depan segel dalam tubuh mu akan sepenuhnya terbuka,dan orang itu memerintahkan ku untuk menjadi guru mu mengajarkan mu banyak hal"
"Jadi kau harus menghormati ku dan memanggil ku guru,kau mengerti!"
Ruby memasang raut wajah bingung,ia tidak mengerti kenapa ada seseorang yang mau membantunya membuka segel dalam tubuhnya,dan kenapa segel dalam tubuh Ruby itu begitu besar sehingga akan membutuhkan waktu yang begitu lama jika hanya ia yang berusaha membuka segel itu.
"Sebelumnya tidak ada scan ini di dalam novel,tidak ada tertulis sebenarnya kenapa kekuatan Ruby di segel,apa mungkin karena kekuatannya adalah kekuatan hitam sehingga di segel oleh para dewa?"
"Untuk ke depannya kau akan menjadi murid ku,aku akan datang ke tempat ini dengan waktu yang sama setiap harinya pastikan kau sudah bersiap atau aku tidak akan mau mengajarkan mu apa-apa!"
Setelah mengatakannya,pria itu langsung menghilang bersamaan dengan udara.
Meskipun merasa aneh dan masih bingung,tapi itu cukup menakjubkan bagi Ruby karna tidak menyangka semuanya semakin jauh lebih menyenangkan sepertinya.
"Aku ingin menjelajahi tempat ini,aku tidak ingin mempunyai kehidupan monoton di kehidupan kedua ini seperti di kehidupan pertama ku", gumamnya kemudian tersenyum saat memikirkan sesuatu,"langkah selanjutnya yang harus ku ambil adalah mengakhiri pertunangan dengan pria bodoh itu"
***
Pagi akhirnya menjelang lagi,dan kini Ruby sudah berada di istana.Ya,ia memutuskan untuk pergi ke tempat itu seperti yang di katakan ayahnya kemarin,tapi kali ini bukan untuk memberikan sapaan kepada anggota keluarga kerajaan sebagai calon ratu jika ia menikah dengan Felix nantinya.
"Baiklah,mari kita akhiri..."
###
