NovelToon NovelToon
Cinta Seindah Khayalan

Cinta Seindah Khayalan

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Wanita Karir
Popularitas:19.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Payang

"Tidak adakah pekerjaan yang bisa kamu lakukan selain mengganggu kesibukan orang lain?" Clive melirik dingin Berry yang duduk disebelahnya.

"Aku hanya ingin wanita itu menjadi ibuku. Bila menunggu Ayah, sampai sekarang tidak ada tanda-tanda kehidupan," Berry ikut melirik dingin pada ayahnya.

"Siapa yang mau menjadi Ibumu? Wanita itu?" Clive tersenyum sinis mendengar ucapan putranya.

"Aku saja tidak mau jadi Ayahmu. Terpaksa saja, karena kamu adalah anakku," Clive membuka sabuk pengamannya, lalu segera turun dari mobil. Ia membuka pintu, lalu meraih tubuh kecil Berry masuk dalam gendongannya dan menyerahkannya pada pengasuhnya.

"Pastikan pria kecil ini tidak membuntutiku lagi."

"Baik Tuan," David membungkuk hormat, lalu menggandeng tangan Berry yang segera ditepis anak itu lalu berlari memasuki rumah.

Ikuti kisah Berry, yang memilih sendiri siapa wanita yang dijadikan sebagai ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Keterkejutan Clive

Bruak!

Yuna tersentak, tubuh kecilnya gemetaran melihat raut suram ibunya yang dingin, setelah membanting pintu kamarnya dengan keras.

"Dasar anak gendut pemalas, enak-enakan tiduran dikamar! Kamu bahkan masih belum mengganti baju seragammu juga! Rumah berdebu, pekarangan penuh daun-daun kering!"

"M-mama... A-aku baru saja tiba dari sekolah..." Yuna terbata-bata, berusaha menjelaskan apa yang terjadi padanya.

"Oh, kamu bukan hanya anak pemalas dan rakus! Tapi juga pembuat masalah!" mendengar Yuna baru pulang dari sekolah, wanita itu langsung teringat dirinya sempat ditelfon oleh pihak sekolah disaat jam-jam sibuknya.

"Dengar baik-baik! Mama tidak mau pihak sekolah menelfon Mama lagi gara-gara kamu terus membuat masalah! Sekarang juga, bersihkan pekarangan rumah yang penuh daun-daun kering itu!"

Yuna hanya pasrah, saat ibunya menyeret tangan kecilnya. Ia berusaha menahan keseimbangan tubuhnya dengan langkah setengah berlari untuk menyesuaikan langkah kaki sang mama.

"Sebagai hukumannya, Mama tidak akan memberimu makan!" sentak Lidiya sembari mendorong Yuna hingga bocah perempuan itu terjerembab direrumputan halaman rumah.

"Harusnya dulu aku tidak meminta pada hakim sidang perceraian untuk mengasuhmu! Membuat hidupku sulit dan direpotkan saja!" gerutu Lidiya meninggalkan Yuna dihalaman rumah mereka, dan kembali membanting pintu rumah utamanya dengan keras seperti yang sudah-sudah.

Yuna menangis mencium rerumputan, tapi tidak berani bersuara.

"Yuna Sayang, bangun nak..."

Yuna mendongak, buru-buru menghapus air matanya yang sempat menganak sungai saat menyadari siapa yang bicara padanya.

"B-bibi masih disini?" bocah perempuan itu bangun dari rebahnya dengan suara parau.

Tak tahan memendam rasa atas apa yang telah ia saksikan, Sizy gegas menarik tubuh gembul itu masuk dalam dekapannya, segala perasaannya turut tumpah ruah saat Yuna menangis kembali tanpa mengeluarkan suara dalam pelukannya.

"Kasihan sekali kamu Yuna..." Sizy memeluk semakin erat.

Yuna kembali menghapus airmatanya rusuh dengan punggung tangan kecilnya, saat pandangan matanya tidak sengaja bertemu pandang dengan Berry yang sedang menatapnya diam tanpa ekspresi tepat dibelakang Sizy.

"M-maaf Bibi, bukan maksudku mengusir, sebaiknya Bibi segera pergi sebelum Mama melihat..." raut wajah Yuna yang sembab terlihat cemas.

"Iya Sayang, Bibi mengerti. Kamu akan kena masalah bila Mamamu melihat kami disini," Sizy melepas pelukanya. Tangannya gegas meraih salah satu daun kering didekatnya, dan menuliskan sesuatu dengan ballpoint-nya yang ia ambil dari saku jas kerjanya.

"Ini nomor kontak Bibi, hubungi Bibi kalau kamu butuh sesuatu," Sizy meraih tangan Yuna dan meletakan daun kering itu ditangan bocah perempuan itu.

"Jaga dirimu baik-baik, berjanjilah pada Bibi," Sizy menatap lekat manik bening yang berkaca-kaca itu. Detik berikutnya ia tersenyum, saat Yuna membalas ucapannya dengan anggukan antusiasnya.

Tanpa menunggu lama Sizy bergegas keluar pagar bersama.Berry, tidak ingin keberadaan mereka tertangkap basah oleh Lidiya, sang pemilik rumah, yang bisa saja membuat keadaan Yuna bertambah sulit nantinya.

Dari balik kaca mobil, Sizy dan Berry masih sempat melihat Yuna mengayunkan sapu ditangannya, mengumpulkan daun-daun kering menjadi satu tumpukan lalu mengangkutnya dengan serokan menuju tong sampah yang ada disudut pekarangan.

...***...

Tok. Tok. Tok.

"Masuklah..."

Sizy menyembulkan kepalanya lebih dulu melewati daun pintu ruang kerja Clive yang setengah terbuka, sementara tubuhnya yang lain masih diluar.

"Apa aku tidak mengganggu kesibukanmu?" tanya Sizy hati-hati, saat pandangannya saling bertemu dengan tatapan Clive yang mengarah penuh padanya dari belakang meja kerjanya.

"Masuklah, sedikitpun aku tidak merasa terganggu."

Walau sedikit canggung, Sizy tetap masuk dan duduk dikursi yang ada didepan meja Clive.

"Mau minum apa? Aku akan meminta David mengantarkan minumanmu kemari," Clive meraih gagang telepon diatas meja dan menekan tombol angka untuk menghubungi kepala asisten rumah tangganya itu.

"Tidak perlu."

"Kenapa?" Clive menatap Sizy didepannya sementara telepon sudah tersambung dengan David.

"Aku tidak haus," pelan Sisy.

"Aku merasa malam ini kamu akan bicara banyak jadi kita perlu memesan seteko minuman hangat," putus Clive sepihak.

📞"David bawa seteko teh jahe merah keruang kerjaku, juga beberapa camilan."

📞"Baik Tuan."

"Katakan, apa yang ingin kamu bicarakan," Clive meletakan gagang telepon kembali ketempatnya dengan raut datar seperti biasanya.

Sisy terdiam sejenak, sementara Clive terus memandanginya.

"Pria ini, tidak bisakah dia berbasa basi? Caranya membuatku bingung harus memulai dari mana."

"Tuan Kawasaka, apa kamu mengenalnya?" Sizy akhirnya mulai membuka obrolan dari sana, ketika mengingat nama suami dari Joana.

Clive nampak berfikir sejenak, detik berikutnya suara pria itu terdengar mengudara.

"Kalau tuan Kawasaka Akihiro, pemilik PT. Otomotif Jepang satu-satunya dikota ini, aku mengenalnya. Beberapa minggu yang lalu kami sempat bertemu, karena beliau ingin menjual perusahaannya itu padaku. Aku masih mempertimbangkan penawarannya."

"Pantas saja raut nyonya Joana berubah drastis saat itu begitu mendengar nama pria ini."

"Kenapa melihatku seperti itu?" Clive memandangi wajah Sizy yang seakan terpana melihat kearahnya dengan matanya yang membola.

"Aaa--, tidak. Itu, aku bertemu nyonya Joana di Sekolah Tiga Bahasa tadi sore, ternyata mereka berdua adalah orang tua Leo, anak laki-laki nakal yang dihukum oleh Berry karena mengganggu teman perempuannya yang bernama Yuna."

Sizy lalu mulai berkisah apa yang terjadi di sekolah dengan antusias. Tidak ada yang terlewatkan. Sementara Clive, pria itu memperhatikan dengan khidmat sambil menuangkan minuman hangat yang baru saja diantar oleh David keruangannya.

"Wanita ini, dia bahkan mengagumi apa yang dilakukan Berry, dan menganggapnya adalah hiburan bukannya beban," batin Clive, pria itu meminum minumannya setelah menawarkan dan mempersilahkan terlebih dahulu pada Sizy.

"Oh ya, ini formulir yang kamu berikan padaku beberapa hari yang lalu. Maaf aku baru selesai mempelajarinya tadi sore dikantor," mengambil berkas dari dalam tas kerjaanya lalu menyerahkannya pada Sizy.

Wanita itu gegas membuka lembaran demi lembaran formulirnya, matanya terpaku saat melihat tanda tangan persetujuan Clive pada kolom paling bawah bagian kanan.

"Kenapa? Seharusnya kamu senang bisa meraih gelar doktormu?" Clive memindai wajah tidak bersemangat Sizy, tidak seantusias saat wanita itu membicarakan Berry sebelumnya.

"Apa begini caramu mengusirku dari rumahmu setelah menikahiku?" Sizy menatap Clive tidak senang.

"Apa maksudmu?" tanya Clive sembari menegakan punggungnya, jelas sekali rautnya terlihat bingung.

"Dengan menandatangi berkas ini, itu artinya kamu setuju aku pergi 4 tahun dari rumah dan negara ini!" Sizy menghempaskan berkas formulir S3-nya begitu saja diatas meja Clive didepannya.

Clive terpaku. Suara setengah memekik Sizy membuatnya cukup kaget mendengar tuduhan wanita itu.

"Inilah yang sering aku cemaskan kalau memiliki seorang isteri. Wanita sangat sulit dimengerti. Pemikirannya tidak terjangkau, sering diluar nalar, hah..." Clive mendesah pelan sebelum akhirnya kembali membuka suara.

"Mungkin kamu masih ingat kalau aku pernah mengatakan, kamu boleh terus berkerja, dan melakukan semua hal yang kamu suka seperti sebelum kamu menikah. Kamu cukup menjadi isteriku, dan ibu dari Berry."

"Dan itu juga berlaku saat kamu berniat ingin melanjutkan S3 untuk meraih gelar doktor-mu di Universitas Harvard, dan aku akan selalu mendukungmu," Clive berusaha meluruskan, ia merasa Sizy salah faham arti dari persetujuan tanda tangannya.

"Tapi aku tidak mau."

"Lalu kenapa?" Clive semakin dibuat bingung.

"Aku hamil..." pelan Sizy,, terkesan hati-hati.

"A-apa!???" Pria itu terperangah, kaget bukan kepalang. Wajah datar yang menjadi ciri khasnya berubah tegang tingkat tinggi mendengarnya.

Bersambung...✍️

1
Aerik_chan
3 bunga dan 3 iklan untukmu kak/Rose//Rose//Rose//Plusone//Plusone//Plusone/
Aerik_chan
suka kalau semua sayang begini
Zenun
ya, ya, memang seperti itu adanya.
Dewi Payang: 😁😁😁😁😁😁😁😁
Zenun: hehehehe
total 3 replies
Zenun
Lah, udahan ini? 😁
Dewi Payang: 🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zenun: emang ya? 😄 siapakah gerangan
total 5 replies
Nay
👍👍👍 jd nambah banyak pengetahuan nih
Dewi Payang: Semoga bermanfaat kak, dan terima kasih untuk apresiasinya kakak pada karya novel ini sampai sekarang🙏🙏👌
total 1 replies
Nay
Ho oh.. emang sangat membagongkan..
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍
total 1 replies
Nay
Tahan…. Tahan…. Tahan….
Otw unboking kah…
🤭🤭
Dewi Payang: 😂😂😂sepertinya begitu...🤭🤭
total 1 replies
Nay
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Dewi Payang: Diledekin terus sama.Clive😄
total 1 replies
@Intan.PS_Army🐨💜
ih Bunda mah
Dewi Payang: Kenapa kak?😄
total 1 replies
neng ade
aku idola Chairil Anwar puisi nya yg berjudul Aku pernah jadi ajang lomba saat aku duduk di bangku SMEA meski dapat juara ke 3 tapi aku bangga 😁😍🙏
Dewi Payang: Wow, mantap kakak👍👍 pasti seru lombanya...🥰🥰 aku malah gak pernah juara lomba baca puissi kak😂😂😂
total 1 replies
Mei Mei
Luar biasa
Dewi Payang: Terima kasih kak Mei untuk apresiasi rate bintang 5 nya🫰🫰
total 1 replies
Rembulan Pagi
is is is
Dewi Payang: 😭😭😭😭😭😭
total 1 replies
F.T Zira
5🌹 buat ka author yg udh membagikan ilmunya...

malu sangat diriku,, gak terlalu banyak tau tentang budaya sendiri🥲🥲🥲
Dewi Payang: Iya kak, apa lagi udah jadi IKN😂
F.T Zira: masama akak🥰🥰🫰🫰

wihhh.. keren nih akak ku,, aku cuma bebebrapa aja, gak sampe sebanyak itu😱😱😱
total 3 replies
F.T Zira
aahh... lanjut kan😏😏
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
F.T Zira
duhh jantungmu aman gak Clive🤭🤭
Dewi Payang: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
F.T Zira: bahaya🤣🤣🤣🤣
total 3 replies
F.T Zira
ho oh.. curiga.. kan Sizy istrimu🤭🤭🤭
Dewi Payang: 😄😄😄😄😄😄
total 1 replies
F.T Zira
sudah mengakui ya kalo satu keluarga😏😏😏
Dewi Payang: 😂😂😂😂😂😂😂😂
F.T Zira: asyeekkk... siap siap kecebongnya berenang bebas... ehhh🤭🤭🤭🤭
total 3 replies
Teteh Lia
10 iklan meluncur ....

iklan ku masih lengkap padahal udah malem.🤭
Dewi Payang: Ma kasih banyak kak🫰😁 aku tu kadang lupa pake iklan, jadi angus😄
Kakak apa kabar? siapa yg sakit kak? yg bolak balik rumah sakit kapan hari itu?
total 1 replies
Teteh Lia
balai pustaka... ah... jadi ingat masa sekolah... mojok di perpustakaan...
Dewi Payang: Lebih khusuk bacanya klo mojok ya kak😄
total 1 replies
Teteh Lia
justru aq malah suka bau keringat misua..🤭
Dewi Payang: Sama dengan Sizy donk Kak😄😄 bau keringatnya selalu buat rindu yaa kak🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!