NovelToon NovelToon
[Bukan] Muhalil

[Bukan] Muhalil

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:36.6k
Nilai: 5
Nama Author: syitahfadilah

Kiara percaya cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Tapi ternyata, bermodalkan cinta saja tidaklah cukup. Pernikahan yang baru berjalan 1 tahun atas dasar perjodohan itu harus berakhir begitu saja setelah Erick menjatuhkan talak untuk yang ketiga kalinya. Alasannya selalu sama, hanya karena merasa tidak diperhatikan. Padahal, sebelum memutuskan menikah mereka sudah sepakat akan saling memahami profesi masing-masing.

3 bulan kemudian Erick kembali dengan sejuta penyesalan dan meminta rujuk. Kiara yang sejatinya masih mencintai sang mantan suami kembali memberikan kesempatan meski tahu jalan kembali kali ini harus melewati lika-liku yang rumit. Kiara harus menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain yang disebut muhalil.

Bagaimanakah perjalanan rumah tangga Kiara bersama suami muhalilnya dalam bayang-bayang Erick yang menanti mereka segera bercerai? Namun, siapa sangka dibalik pernikahan muhalil itu, ternyata tersimpan sebuah rahasia yang berusaha dibongkar oleh sang muhalil.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17. MERENCANAKAN SESUATU

Kiara tak bisa tidur sepanjang malam, ponselnya tak sedetikpun dia lepas dan masih berusaha menghubungi suster Maria, yang entah kenapa baru kali ini susah sekali dihubungi. Tak terhitung sudah berapa kali dia mencoba namun, hasilnya tetap sama. Nomor suster Maria masih belum aktif juga.

Begitu fajar menyingsing, Kiara langsung turun dari tempat tidur, berjalan menuju lemari untuk mengambil pakaian ganti. Dia tidak bisa menunggu lagi, pagi ini juga dia harus ke rumah sakit untuk mengambil sendiri pil kontrasepsi darurat itu.

Sebenarnya, masih bisa dikonsumsi untuk tiga hari ke depan. Hanya saja, reaksinya akan lebih efektif jika dikonsumsi lebih awal. Dia tidak mau ambil resiko jika menunda konsumsi pil tersebut.

Setelah berganti pakaian, kini Kiara duduk di depan meja riasnya. Mengambil foundation dan menutupi jejak kemerahan di lehernya yang ditinggalkan Denis tadi malam. Dia melirik suaminya itu dari pantulan cermin, bisa-bisanya Denis tidur dengan nyenyak sementara dirinya tak bisa tidur sepanjang malam.

Kiara menggeleng, menepis kala bayangan pergulatannya dengan Denis tadi malam, terlintas. Selesai berbenah di depan meja rias, dia pun memasukkan ponselnya ke dalam tas lalu beranjak.

"Kia, kamu mau ke mana?" Tanya Denis dengan suara seraknya, khas bangun tidur. Tapi sebenarnya, dia sudah bangun sejak tadi, hanya saja sedang berpura-pura tidur sambil mengintai pergerakan istrinya.

"Aku mau ke rumah sakit," jawab Kia sambil berjalan menuju pintu kamar.

Mendengar itu, Denis dengan cepat bangkit menyingkirkan selimut dan bangkit dari pembaringannya. Mengejar Kiara yang hampir mencapai pintu, "Kamu mau apa ke rumah sakit, bukankah kamu masih cuti, Kia?" Tanyanya sambil menahan pergelangan tangan istrinya yang hendak menekan handle pintu.

"Aku ada urusan sebentar di rumah sakit. Setelah itu, aku akan langsung pulang ke rumah untuk menyelesaikan urusan kita. Maka kamu jangan kemana-mana, tunggu aku di rumah sampai pulang." Jawab Kiara, tatapannya yang begitu tegas mampu menusuk ke relung hati Denis.

"Oke, aku akan mengantar kamu ke rumah sakit. Biar aku yang menyetir mobilmu, kamu pasti masih merasa lelah kan, dengan yang kita lakukan tadi malam?" Ucap Denis sambil mengedipkan sebelah matanya, namun hatinya merasa cemas, memikirkan Liana yang belum juga menelpon Kiara untuk meminta Shanum menagih janji. Setidaknya, dengan mengantar Kiara ke rumah sakit, dia bisa mengulur waktu.

Kiara berdecak pelan, merasa kesal ketika diingatkan dengan yang terjadi tadi malam. Dia juga merutuki dirinya, yang bisa-bisanya terburai dengan permainan Denis, "Gak usah, aku hanya sebentar." Dia menarik pergelangan tangannya dari genggaman Denis, kemudian membuka pintu kamar lalu keluar.

"Tapi setidaknya kamu harus sarapan dulu sebelum pergi, Kia." Denis mengejar, mensejajarkan langkahnya dengan Kiara.

"Ya," jawab Kiara singkat. Dia memang akan sarapan terlebih dulu sebelum berangkat ke rumah sakit. Karena jujur saja, tubuhnya memang terasa lemas saat ini. Dia akui, Denis menguras habis-habisan tenaganya tadi malam.

Keduanya pun melangkah bersama menuju ruang makan. Jika raut wajah Kiara tampak tak bersahabat, lain halnya dengan Denis yang justru senyum-senyum sendiri sambil sesekali melirik Kiara yang berjalan beriringan di sampingnya.

Papa Rangga dan mama Flora yang telah berada di ruang makan, saling melirik heran saat anak dan menantunya datang. Kiara telah berpenampilan rapi, sementara Denis masih mengenakan piyama tidur.

"Selamat pagi Pa, selamat pagi Ma." Sapa Denis sembari menarik kursi lalu duduk. Hal yang sama pun dilakukan oleh Kiara.

"Pagi juga Denis, Kia," balas mama Flora dan papa Rangga serentak.

"Kamu baru bangun, Nis?" Tanya papa Rangga tiba-tiba, dia tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Denis mengulum senyum, "Iya Pa, baru bangun. Semalam kecapekan dan tidurnya nyenyak banget," tuturnya sambil melirik Kiara.

Sementara yang dilirik nampak mengeratkan giginya serta menggenggam sendok dengan erat. Dalam hatinya merutuki Denis, kenapa harus mengatakan itu dihadapan kedua orangtuanya.

"Oh gitu," papa Rangga yang sudah paham, tersenyum sambil melirik istrinya. Pun dibalas senyuman oleh mama Flora.

Semuanya pun memulai sarapan, tak ada lagi obrolan di ruangan itu. Namun, Denis dan kedua mertuanya sesekali saling melempar senyum sambil melirik Kiara yang hanya fokus dengan makanannya.

"Tuan, ada tamu." Ucap art yang baru saja datang.

"Si... ." Belum sempat mama Flora bertanya, sudah lebih dulu terdengar suara nyaring Shanum yang datang bersama Liana.

"Halo Om Denis, Tante Kia, Kakek, Nenek." Sapa Shanum sambil melambaikan tangan. Namun, raut wajahnya terlihat datar, tak ada senyuman sama sekali. Bagaimana tidak, dia masih ngantuk sebenarnya tapi sudah dipaksa mamanya datang ke sini pagi-pagi sekali. Bahkan sepanjang malam, dia sudah berasa ikutan casting menjadi artis cilik dengan terus menghapal kalimat yang diajarkan mamanya.

Denis langsung tersenyum lega begitu melihat kedatangan adik sepupu dan keponakannya. Dia pikir, hari ini rencananya akan gagal. Namun, diluar rencana, dia yang hanya meminta Liana untuk menelpon Kiara, justru datang secara langsung.

"Hai Shanum," mama Flora yang hendak menyajikan nasi goreng ke piring suaminya, meletakkan kembali sendok lalu menghampiri Shanum, dia bersimpuh di hadapan gadis cilik itu.

"Shanum datang pagi-pagi sekali, pasti mau ajak Om Denis sama Tante Kia jalan-jalan ya?" Terka mama Flora sambil menoel hidung Shanum.

Shanum mengangguk, namun sesaat kemudian dia menggeleng begitu merasakan cubitan pelan di bagian punggungnya. Siapa lagi pelakunya kalau bukan mamanya, "Shanum ke sini mau nagih janjinya Tante Kia, Nek." Ujarnya.

"Janjinya Tante Kia?" Mama Flora langsung menoleh menatap Kiara.

Kiara yang sedang mengunyah nasi goreng pun tampak berpikir, "Ah iya, Tante sudah janji mau ajak Shanum beli peralatan sekolah." Ucapnya.

"Kia maaf ya, tadi aku sudah membujuk Shanum untuk lain kali saja. Tapi Shanum nya malah nangis dan maksa buat ke sini." Kata Liana.

Shanum mengerucutkan bibirnya, padahal selama ini mamanya selalu mengajarkan untuk jujur. Tapi kenapa sekarang dia malah dipaksa harus berbohong.

"Gak apa-apa, Ana. Namanya juga anak kecil, kemauannya harus selalu dituruti." Kiara tersenyum, "Shanum udah sarapan apa belum nih?" Tanyanya kemudian.

Shanum menggeleng, "Belum Tante," jawabnya. Jangankan sarapan, mandi pun belum. Bangun tidur hanya cuci muka, ganti baju terus langsung berangkat sama mamanya.

"Ya udah, kita sarapan dulu, baru setelah itu kita pergi beli peralatan sekolah untuk Shanum." Kata Kiara.

Shanum mengangguk, dia pun duduk di kursi samping Kiara, sementara Liana duduk disebelah Denis.

Diam-diam, Denis mengedipkan sebelah matanya pada Liana. Hal tersebut ternyata dilihat oleh papa Rangga dan mama Flora, tapi keduanya langsung dapat menembak jika Denis dan Liana sedang merencanakan sesuatu. Entah apa, tapi yang pasti ada kaitannya dengan Kiara.

1
Dwi Rustiana
dahlah kadal buntung mending kamu jujur aja sama Kiara dan keluarganya biar dibantu buat bisa lepas dari keluarga toxic macam Handoko itu
Adelia Rahma
kasian juga ya jadi Erick..
jadi serba salah
Heri Wibowo
sampai kapan kebohongan ini terus di tutupi.
Ilfa Yarni
kasian jg km tivk mending jujur aja sama Denis biar dia bisa bantu km
Ninik
Erick, Liana dan shanum akhirnya ke 3 org ini lah yg jadi kurban
Nurlinda: korban, kak 🤭🙈
total 1 replies
Akhmad Soimun
kasiannya kamu owh Erick ku sayaangg, disini ku dulu lohh yang membela kamu Erick..🤣🤣🤣💋💋💋💋💋💋💕💕💕
yellya
can't wait kak👍🏻👍🏻
Ainisha_Shanti
liana ajak lah erick bersatu dengan denis berserta keluarga kiara membongkar kejahatan papa nya erick, agar tiada lagi yang menindas mu berserta shanum
zian al abasy
ayo liana bntu abangmu mngungkap kbusukan handoko dn alek..bingung brpihak siapa erik jg korban liana shanum kiara riwehhh euyyyy..😇😇😇😇🤔🤔
Nurlinda: berpihak sama author ny saja 🤭
total 1 replies
Ilfa Yarni
ayo Liana bantu abngmu jg suamimu agar lepas dr masalah ini dankm jg sudah membantu Kiara jg lho
Adelia Rahma
ada kia.. masalah yang sangat besar
Nurlinda: 🤫🤫🤭🤭🤭
total 1 replies
Dwi Rustiana
ayo babang Denis sat set das des gitu bongkar kebusukan Handoko cs biar g semakin banyak korban
LANY SUSANA: betul ayok sat set ya bongkar kebusukan ortu Erik, dan Erik jg terpaksa tuh sampe babak belur gitu
Nurlinda: Savage 😂🙈
total 4 replies
Heri Wibowo
sungguh menyedihkan nasib Liana
Eva Karmita
lanjut dong 🙏😁
Nurlinda: lanjut gak y 🙈
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
kayaknya Erick bukan anak kandung mereka deh .... jadi ingat alm adikku namanya juga Erick 😭😭
Nurlinda: Al-fatihah untuk adiknya, kak. peluk jauh ❤️
total 1 replies
zian al abasy
nah bguslh azka pun pham dn mndukung denis..ayo bruan brtindak ksian liana gmna y ad d posisi liana shanum.tau lh udh jamannya wanita skrng bdoh" gmpng d bodohi sprti kiara pinter jd dokter tp bdoh gk bs mnilai ataupun mlhat gelagat psngan.tau ahh lap.brhrap denis azka brtindk cept
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
mengsad benerrrr nasibmu Erick.
mungkinkah Erick bukan anak kandungnya Handoko ??
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
wa'alaikumsalaam warahmatullaahi wabarakaatuh
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛᵗⓂ
alhamdulillaah selamat ya kk 🤗🥰
Adelia Rahma
ayolah kia buka matamu lihatlah Erick tidak benar ² cinta ma kamu..dia cuma di perdaya oleh ayah nya untuk mengambil perusahaan papamu kia..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!