Dahlia hidup dalam kenyamanan jauh dari orang-orang yang mengenal masa lalu kelamnya bersama putranya.
Tetapi suatu ketika tepat di hari penghargaan yang diadakan di negaranya, dia tiba-tiba melihat sosok yang tidak ingin Ia lihat selama-lamanya.
Lagi, sebuah kejadian tidak menyenangkan terjadi membuatnya harus kehilangan anaknya dan menggali kembali dan dalam hatinya yang sudah lama terlupakan.
SIAP MENGIKUTI ACARA BALAS DENDAM DAHLIA? YUK,, BACA!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Tap tap tap.
Sekretaris Galang berjalan dengan langkah yang mantap memasuki sebuah ruangan di salah satu hotel.
Seorang pria telah menunggunya di ruangan tersebut dengan pria itu sedang menikmati secangkir kopi yang disiapkan oleh para pelayan di sana.
Saat melihat sang sekretaris mendekatinya, sang pria yang meneguk kopinya langsung buru-buru meletakkan kembali gelas kopinya dan membungkuk pada pria yang menghampirinya.
"Duduklah," perintah sang sekretaris Galang membuat sang pria kembali duduk hingga dua pria itu duduk berhadapan.
"Kau pria yang menjadi pengawal Dahlia dan putranya?" Tanya sang sekretaris.
Sang pria berpakaian serba hitam menganggukkan kepalanya dengan pelan, "benar sekali, sudah beberapa hari ini saya diperkerjakan oleh Nona Dahlia," jawab sang pria.
"Berapa yang dibayarkan Dahlia untuk mempekerjakan mu?" Tanya sang Sekretaris membuat sang pria mengangkat sebelah alisnya.
'Kenapa dia menanyakan soal biaya? Haruskah aku mengatakan jumlah yang lebih banyak dari yang diberikan perempuan itu?' ucap sang pengawal dalam hati.
Tetapi belum sempat mengawal itu berbicara Ketika sang sekretaris sudah mengeluarkan sebuah amplop coklat tebal dan meletakkannya di atas meja.
"Apa ini cukup untuk membuatmu bekerja denganku?" Tanya sang sekretaris membuat sang pengawal terkejut.
Pengawal itu dengan hati-hati mengulurkan tangannya mengambil amplop coklat di atas meja dan melihat uang yang ada di dalamnya.
Sang Pria terkejut mendapati tumpukan uang yang ada di amplop tersebut, jelas-jelas itu berkali-kali lipat lebih banyak daripada uang yang ditawarkan Dahlia padanya.
Siapa yang tidak akan tertarik?
Maka sang pengawal langsung berdiri tegap dan membungkuk pada tuan barunya, "Saya akan bekerja dengan baik," ucap sang pengawal dengan penuh semangat.
"Bagus, ini tugasmu!" Kata Sang sekretaris meletakkan sebuah amplop tipis di atas meja.
Sang pengawal mengambil amplop tersebut dan melihat isinya, di mana Di sana ada beberapa foto orang.
"Apa yang harus saya lakukan dengan orang-orang ini?" Tanya sang pengawal kebingungan melihat foto dahlia dan putranya beserta seorang perempuan asing.
"Anak kecil yang ada di situ harus kau awasi dengan benar, dan perempuan berpakaian biru juga harus kau laporkan gerak-geriknya padaku setiap hari. Sementara perempuan yang berpakaian putih harus kau awasi apabila dia berusaha mendekati Dahlia dan putranya, Jangan pernah lengah pada perempuan itu dan laporkan semua gerak-geriknya padaku!" Perintah sang sekretaris membuat sang pengawal merasa heran.
Jelas-jelas perintah yang ia dapatkan juga sama dengan perintah yang diberikan Dahlia padanya untuk menjaga Dahlia dan putranya dan mencegah perempuan berbaju putih yang ada di foto mendekati Dahlia dan putranya.
Tetapi karena merasa senang dengan bayaran yang double untuk tugas yang sama, maka sang pengawal dengan cepat berkata, "saya akan melaksanakannya dengan baik!"
"Bagus," kata sang sekretaris menyerahkan sebuah ponsel pada pengawal di sana, "bawa selalu ponsel ini kemanapun kau pergi dan gunakan juga untuk mengabariku," kata sang sekertaris sebelum sekretaris Galang pergi dari sana.
Begitu meninggalkan hotel, sangat sekretaris menaiki sebuah mobil di mana Di sana Galang telah menunggu.
"Saya sudah menyerahkan ponsel itu pada pengawal Dahlia, dan menugaskan Dia menjaga Dahlia dan putranya," kata Sang sekretaris.
"Bagus, aku akan menunggu saat yang tepat untuk mendapatkan Alan kembali. Selain itu aku akan melihat bagaimana pria itu di kesehariannya, Apakah dia benar-benar jenius atau sebaliknya," ucap Galang.
"Saya mengerti," kata sang sekretaris.
