Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jordan Alexander Clovis
Jangan lupa like dan komennya buat tulisan mami ya...
Ben tambah semangat ngetiknya
*************
Setelah melihat Janet keluar dari kamarnya, Julia tersenyum tipis. Dia mengambil tas slempangnya lalu memakai sepatu ketsnya. Menuruni tangga dan hanya berlalu saat tatapan tajam Hendri memintanya untuk tidak pergi. Melihat itu membuat Janet menyusul dan berteriak.
"Julia! Julia! Jul..eng..mobil siapa yang dikendarai Julia? janet melangkah menuju garasi mobil dan bertanya pada supir di sana. "Kamu! siapa yang mengendarai mobil sport merah yang baru saja keluar?"
"Menjawab nona, itu adalah mobil nona Julia, nona Julia baru membelinya kemarin."
"Milik Julia?!" tanya Janet memastikan. Sang supir mengangguk.
Janet tertegun dan mengingat dengan kata-kata Julia. "Aku menghabiskan lima juta dolar untuk membeli semua keperluan. Kau yakin tak mengambil beberapa di antaranya?"
Tanpa terasa Janet mengepalkan tangannya sendiri. Dia berpikir Julia hanya membual. Kemudian dia kembali ke dalam rumah dan berteriak keras membuat seluruh penghuni rumah terasa bergetar.
"Ayah! Ayah! Ayah...!!"
Hendri menutup telinganya dan memejamkan matanya. Dia melangkah mendekati Janet. "Apa kau pikir ini hutan?"
Janet tak mengindahkan kata-kata ayahnya. Dia langsung berkata sambil menggenggam tangan ayahnya dengan erat. "Ayah, aku melihat Julia mengendarai mobil sport Ferari, bagaimana bisa dia memiliki, sedangkan aku tidak? Ayah, katakan padaku, kenapa dia,--"
"janet hentikan! Tegur hendri. "Kau membuat kepala ayah tambah pusing."
"Tapi ayah.."
"Diam dan dengarkan. Ayah memberikanmu tugas untuk mencari tahu semuanya. Darimana dia mendapatkan uang untuk membeli semua barang-barang itu. Kau sudah melihatnya sendiri kan..Coba kau pikir, dia sedikit aneh akhir-akhir ini. Julia sangat aneh sampai membuat ayah merasa kalau dia orang lain."
"Ayah benar, dia sangat aneh. Dia bahkan berani menatap mataku, dan juga melawanku. Ayah, apakah dia tahu sesuatu?"
Hendri tampak berpikir, "kita harus menyusun ulang rencana kita. Ayah akan mengadakan rapat dengan para pemegang saham. Kita harus secepatnya bergerak untuk menghentikannya, sebelum dia benar-benar tak bisa kita kendalikan."
Sedangkan di The Golden University mobil Julia baru saja terparkir rapi dan mengundang perhatian. Mobil merahnya tampak sangat mencolok dibandingkan dengan mobil biasa di sekitarnya. Setelah merapikan rambutnya sesaat, dia membuka pintu dan mulai turun. Mengundang decak kagum saat sosoknya berjalan dengan memegang tas di salah satu pundaknya. Banyak tatapan tertuju padanya. Dalam kehidupan sebagai Angel Zhao, dia sudah terbiasa menjadi pusat perhatian. Dan kali ini rasa itu tak jauh berbeda.
Dia melangkah santai menuju ruang dekan dan menerangkan tujuan kedatangannya. Dia menerangkan alasan saat beberapa bulan lalu dia mengosongkan jadwalnya. Setelah menyelesaikan urusannya, dia tersenyum senang bisa kembali kuliah. Langkahnya ringan menuju kelas bisnis dan manajemen. tatapan kagum dan heran terlihat jelas, terlebih saat ada sebuah tangan menarik tangannya hingga tubuhnya refleks tertarik ke belakang.
"Ju..Julia."
Julia menaikkan satu alisnya saat dia melihat wajah yang tak asing di hadapannya. Dia meneliti dari atas sampai bawah dan mulai menilai. Pria di depannya cukup tampan. Memiliki dua alis hitam yang lebat dengan bulu mata lentik. Lalu mata yang indah berwarna campuran antara hijau dan biru, sungguh menarik semua mata yang menatapnya. Begitupun juga hidung mancung dihiasi bibir yang sedikit tebal dan penuh membuat penampilannya sungguh tampan.
Melirik sedikit ke bawah, bisa Julia lihat setelan jas hitam rapi dengan warna dasi senada. Setelan yang sangat rapi dengan diakhiri sepatu hitam yang bersih dan mengkilap. Tiba-tiba sudut bibir Julia meringkuk dan mulai berpikir.
Julia, meskipun kau bodoh, setidaknya kau punya selera yang lumayan bagus untuk memilih pasangan. namun sayangnya pria ini adalah seorang penjilat tak tahu terima kasih.
"julia, kau benar julia? Julia kau,.." ucap pria itu tertahan. Pria itu melirik julia dari atas hingga bawah dan tertegun.
Tangannya terulur menyentuh pundaknya dan meremasnya pelan.
"Julia, kau sadar? kau benar-benar sudah sadar?"
Julia tak bereaksi sama sekali. Matanya menatap dingin tanpa ekspresi. Jelas sebagai Angel, dia tak memiliki kenangan apapun dengan pria ini. Tapi entah kenapa saat melihatnya, hatinya sangat sakit tanpa alasan. Mungkin ini perasaan yang berasal dari pemilik tubuh. Perasaan benci yang amat besar.
Dia benci dihinati. Dia benci saat namanya disebut oleh bibir kotornya. Dan dia benci saat tubuhnya disentuh oleh orang-orang munafik yang penuh kepalsuan dengan dalih cinta. Terlebih saat tubuhnya berada dalam pelukan pria ini, sampai membuat nafasnya sesak.
"Julia, aku sangat bahagia. Aku senang kau selamat."
Julia diam tak merespon pelukan pria itu. Dia berjuang melepaskan tubuhnya dengan keras. Dia merasa jijik bersentuhan dengan tubuh pria itu. Tatapan jijik yang terlihat dimatanya membuat pria itu menyadari.
"julia, kau--"
"Jordan hentikan." Potong Julia menyebut nama kekasihnya. "kau memalukan"
Tangan Julia refleks terulur membersihkan tubuhnya tanpa sengaja. Sebagai ungkapan ketidaknyamanan seperti ada kotoran yang menempel di tubuhnya.
Jordan Alexander clovis adalah salah satu pria tampan di las Vgas. Dia adalah kekasih Julia Brasco. namun dia tertegun dengan reaksi kekasihnya saat pertemuan pertama mereka setelah tidur panjangnya. Dia berlari ke kampus setelah tahu kekasihnya sadar dari komanya. Sebelumnya dia juga mendengar kabar ini dari temannya Jason. Bahkan Janet juga menyebutkannya. Tapi dia tidak memperdulikannya karena dia berpikir kesibukannya jauh lebih penting daripada urusan dengan kekasihnya.
Pagi ini Jordan sengaja datang ke kampus dan menunggu Julia sampai bosan. Dia melewatkan rapat penting untuk bertemu dengan kekasih bodohnya. Dia berpikir bertemu Julia untuk memberikannya ucapan selamat dengan pelukan ringan tanpa hadiah apapun. Lalu pergi setelah membuat Julia tersanjung dan percaya akan rasa cintanya. Tapi siapa sangka bahwa kali ini dia yang mendapat kejutan. Sebuah kejutan yang membuat matanya menatap tak percaya. Julia..telah berubah.