"Kamu kenal dengan saya?" tanya Kapten Zayden Khaled kepada gadis itu seraya menatapnya tajam
"Iya,kamu sepupu satu kali saya,kamu anak dari Puang Dewi Anjani,adik Bapak saya,jadi kita bersepupu kan" jawab Ayra tanpa ragu
"Kalau sudah tahu sepupu,kenapa masih mau menikah? kamu memang cinta sama saya?" tanya Zayden Khaled lagi
"Tidak ji,saya tidak cinta sama kamu,tapi Puang Dewi Anjani yang mau,jadi saya menuruti saja" jawab Gadis itu lagi
Zayden Khaled hanya menarik nafas panjang dan mengusap wajahnya dengan kasar.
Ayra Mikayla gadis yang cantik itu fakta yang tidak bisa dipungkiri,tapi jika harus membayangkan menikahi adik sepupunya sendiri,membuat Zayden Khaled pusing. dia frustasi dengan keputusan sang Mama tercinta,tapi apa daya dia, apa yang menjadi keinginan Mamanya itulah yang akan terjadi.
"Bagaimana dengan Emiliana,apa yang harus kusampaikan kepadanya" gumam Zayden Khaled
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Ayra resmi menerima SK penempatannya di sebuah Kota Indah arah timur laut Kota Makassar sekitar enam puluh empat kilometer dengan jarak tempuh perjalanan sekitar satu setengah jam. itulah Kota Malino yang terletak di Kecamatan Tinggimoncong,Kabupaten Gowa,merupakan destinasi wisata yang sangat populer,sumber daya alamnya yang sangat luar biasa,menarik para wisatawan lokal maupun luar daerah.
"Puang... sudah keluar mi' SK penempatan ku" ucap Ayra saat mereka selesai makan malam
"Alhamdulillah... dimana ki' ditempatkan Nak?" tanya Ibu Dewi Anjani
"Kota Malino Puang,di Sekolah Menengah Pertama nya,sebagai guru Bahasa Inggris" jawab Ayra dengan senyum sumringahnya
"Ededeee... jauhnya Nak,padahal harapan Puang disini ji' biar tetap ki' tinggal disini sama Puang" ucap Ibu Dewi Anjani bersedih
"Mana bisa ki' bilang begitu Ma,namanya tugas ya wajib dilaksanakan" potong sang Etta'
"Kan dekat ji' Puang,nanti kalau libur ka',saya usahakan pulang ji' kesini" ucap Ayra
"Tetap beda rasanya sayang..." ucap Ibu Dewi Anjani lagi
"Lebay ta' deh Ma" sarkas sang Etta' lagi
Membuat Ibu Dewi Anjani kian merajuk.
Ayra pun hanya tertawa melihat tingkah orangtua keduanya itu.
Sahabat Ayra pun Hannah Nur mendapat SK penempatan yang sama dengan Ayra,sama-sama di Kota Malino sebagai guru Wali Kelas.
"Halo Assalamu'alaikum sayang,selamat ki' eee, sama-sama SK penempatan ta' dehhh" ucap Hannah Nur
"Waalaikumussalam iye sayang,selamat ki' juga, mulai mi' bertugas minggu depan itu,kapan ki' kembali ke Makassar?" tanya Ayra
"In shaa Allah tiga hari lagi berangkat ka' tapi langsung ka' mungkin ke Malino nya sayang, sudah ma' tanya-tanya rumah kontrakan,tapi na bilang itu temanku kebetulan Bidan Desa tugas disana, ada ji' rumah dinasnya untuk guru-gurunya itu Sekolah Menengah Pertama,jadi bisa ki' tinggal disitu" jawab Hannah Nur
"Bagus memang mungkin begitu di', ke Malino ki' dulu cek-cek lokasi,in shaa Allah nanti saya minta antar ke Malino untuk pastikan tempat ta' nanti, tunggu mi' kabarku sayang" ucap Ayra
"Oke mi' sayang,terimakasih yaaa" ucap Hannah Nur
Malang Jawa Timur
Kapten Zayden Khaled baru saja menjalani tes terakhir pengangkatan Pangkat TNI Angkatan Udara. dia keluar ruangan seraya menarik nafas panjang.
"Alhamdulillah... terlewati ji' juga meskipun berat" gumamnya seraya menyalakan ponselnya
Sederet notifikasi masuk ke ponselnya itu. salah satu yang menarik perhatiannya pesan dari sang Mama
"Sudah mi' terima SK penempatannya Ayra Nak, sedih Mama Ayra harus pindah ke Malino dehh..." tulis sang Mama dilengkapi emoticon menangis hingga sepuluh biji
Kapten Zayden Khaled kembali menarik nafas panjang.
"Jauhnya Malino... kenapa tidak di Kota Makassar saja" gumam Kapten Zayden Khaled
"Ayra,sengaja ki' memang kah pilih penempatan di Malino?" tulis Kapten Zayden dalam pesannya
Pesan masih centang satu.
Kapten Zayden pun menelpon Emiliana.
"Halo sayang... Assalamu'alaikum... dimana ki'?" sapa Kapten Zayden
"Iye' Waalaikumussalam Kak,masih di rumah sakit lagi dinas sore ini,bagaimana ujian ta',bisa ji' to? Kapten Zayden Khaled gitu lho" puji sang Kekasih
Kapten Zayden pun tertawa kecil mendengar itu.
"Iya,Alhamdulillah lancar ji' semoga hasilnya sesuai ji' juga sama yang diharapkan ya sayang"
ucap Kapten Zayden lagi
"Hhhmmm... semangat ki' sayang, kapan pi' pulang ki'?" tanya Emiliana lagi
"In shaa Allah besok lusa,kita iya,kapan pastinya berangkat ki' ke Korea Selatan?" tanya Kapten Zayden lagi
"In shaa Allah Rabu datang ki' sayang to,Sabtu berangkat ma' juga" ucap Emiliana dengan sedih
"Hhhmmm... oke-oke,tunggu ma' pulang in shaa Allah,baru ki' bahas kembali detailnya seperti apa kan?" ucap Kapten Zayden
"Oke sayangku" jawab Emiliana
Telpon pun terputus.
"Telponan sama siapa ki' Lian?" sebuah suara menyapa Emiliana dari arah pintu ruangan istirahat para dokter itu
"Pasti Dokter Narendra Aradhana ini" ucap Emiliana seraya menoleh
Pria itu pun tertawa kecil
"Maafkan ka' Dokter Emiliana" ucap Dokter Pria itu seraya memasang pose dua jari tanda damai
"Darimana ki' Kak?" tanya Emiliana
"Baru selesai ka' monitoring pasienku di Instalasi ICU,post operasi Laparatomi" jawab Dokter Narendra
"Kapan operasinya kah,kemarin itu di' yang telat ki' pulang sama Dokter Farid" ucap Emiliana
"Iye' Dokter Lian" ucap Dokter Narendra seraya menepuk pundak Emiliana
Emiliana pun tersenyum kecil.
"Bagaimana mi' persiapan ta' ke Korea Selatan ini, ededeee satu negara ki' sama BTS bisa itu hari-hari ki' ketemu Kim Taehyung nanti" ledek Dokter Narendra lagi
"Sudah rampung mi' sekitar sembilan puluh sembilan persen sisa satu persen yang belum pi' bisa ku packing deh" ucap Emiliana pelan
"Apa mi' itu? eee ohhh... lebih tepatnya ji',itu siapa ha... sang Kapten kah? yaaa memang begitu ji' Dokter Lian,tidak bakal bisa ki' itu membuat Kapten Zayden seorang Prajurit milik Negara langsung mau berhenti dan na ikuti ki',gak bakalan mi' itu,pasti butuh ki' waktu lama,bukan itu kaleng-kaleng na' posisi dan pangkatnya sang Kapten apalagi mau mi' lagi naik pangkatnya jadi Mayor Penerbang,behhh... sulit sekali itu" sarkas Dokter Narendra lagi
Mendengar itu Emiliana kembali berpikir.
"Coba mi' kalau sesama ki' Dokter... Hhhmmm.... seperti..." ucapan Dokter Narendra terputus
Sebuah polpen mendarat dengan mulus dijidatnya
yang glowing itu.
"Betul-betul ki' kita Kak dehhh,bikin tersesat memang..." ucap Emiliana seraya beranjak
"Hahaha... jangan ki' juga baper Lian,bercanda ja' ini, tapi kalau mau ki' serius,ya apa boleh buat" ledek Dokter Narendra lagi seraya mengikuti Emiliana