" Meskipun Anda adalah ayah biologis saya, tapi Anda bukanlah ayah dalam kehidupan saya!" ucap Haneul Ahmad Syafi.
Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun berkata tajam kepada pria dewasa yang mengenakan jas putih. Dia tahu bahwa pria itu adalah orang yang membuatnya dirinya ada di dunia ini sekaligus membuat sang ibu menderita selama bertahun-tahun.
Bagiamana pria itu meluluhkan hati putra dan wanita yang pernah ia buat menderita karena perbuatan jahatnya di masa lampau?
Akankan Haneul dan ibunya bisa menerima pria itu di kehidupan mereka, mengingat trauma yang dibuat pria itu cukup membuat sang ibu merasa menderita?
Yuuk baca, yang tidak suka di skip tidak apa-apa.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSI 17: Dia Bahagia, Aku menderita
Beberapa hari berlalu sejak kedatangan Hajoon di rumah mereka, kehidupan Hyejin dan Haneul berjalan sangat baik dan seperti biasanya. Mereka melakukan aktifitas biasa. Hyejin ke studio dan Haneul ke sekolah. Dan ada waktu tertentu untuk Haneul berlatih musik.
Selama beberapa hari ini Hyejin juga tidak merasa ada yang sakit dari tubuhnya. Pikirannya pun terasa lebih santai dan segar. Mungkin karena sebagian beban yang selama ini membelenggunya sudah sebagian bisa ia lepaskan dengan bercerita pada Hajoon waktu itu. Ditambah surat yang ia kirimkan kepada kedua orang tuanya juga merupakan ungkapan hati dan cerita masa lalunya.
" Haaah, rasanya begitu ringan. Aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya," ucap Hyejin di sela-sela pengerjaannya dalam mencetak foto. Dia tersenyum sepanjang waktu, bahkan dirinya tidak masalah jika kedua orang tuanya merasa kecewa. Pasalnya ini sudah lewat beberapa hari tapi belum ada kabar juga dari Hajoon. Hyejin cukup tahu diri bahwa apa yang terjadi padanya telah mencoreng nama baik keluarganya.
" Ughhh, sepertinya sudah masuk waktu zuhur, baiklah mari rehat dulu."
Hyejin melihat ponselnya. Sebuah aplikasi tentang waktu sholat ia instal agar tidak terlewat. Ia berada di negara dimana agama yang ia anut adalah minoritas. Maka dari itu di ponsel wajib ada aplikasi tersebut.
Hyejin mengambil air wudhu lalu membentangkan sajadahnya. Ibadah 4 rakaat ia jalankan dengan khusyu. Setelah selesai, tak lupa dia memohon ampun atas dosa yang ia lakukan. Salah satunya dosa besar yang menjadi noda dalam hidupnya itu. Meminta pengampunan kepada Tuhannya tidak pernah Hyejin lupakan di setiap selesai ibadah wajib.
" Sepertinya lebih baik pulang. Han hari ini tidak ada latihan, jadi pasti dia lebih suka makan siang di rumah."
Hyejin memutuskan untuk merapikan pekerjaannya dan pulang ke rumah. Tapi sebelumnya ia akan mampir dulu di mart untuk membeli bahan makanan.
Drtzzz
Ponsel Hyejin berbunyi, rupanya itu adalah Abilla. Ya, semenjak berkenalan dengan wanita itu mereka menjadi sering berkomunikasi. Hyejin juga memberi tahu akun media sosial miliknya dan mereka saling mengikuti. Tapi Hyejin belum pernah melihat sekalipun profil Abilla.
" Mbak Hyejin, aku baru saja dapat endorsement baru lho. Gaun pesta gitu, aah andaikan Mbak Hyejin di sini aku mau minta mbak yang jadi FG ku."
" Waah selamat ya, ehmm insyaallah suatu hari nanti ya."
" Iya mbak. Aku benar-benar mau difoto sama mbak. Nanti mbak lihat ya di akun media sosialku. Aku tidak ada basic model, jadi apakah sekiranya foto-foto yang aku ambil itu udah bagus belum. Karena endorsement kan harus bagus fotonya agar bisa menarik perhatian netizen.
" Baik, nanti aku lihat ya."
Selalu seru jika mengobrol dengan Abilla. Hyejin merasa seperti punya teman baru sekaligus adik perempuan. Sekali lagi, Abilla memiliki sikap yang hampir mirip dengan Hajoon. Maka dari itu Hyejin mudah bergaul dengan Abilla.
" Bak mari kita lihat akun media sosial Abilla."
Hyejin kemudian membuka akun media sosial milih Abilla setelah mengakhiri pembicaraan mereka. Ia sedikit terkejut pasalnya Abilla memiliki begitu banyak pengikut. Ia tidak menyangka bahwa Abilla adalah seorang selebgram. Ia pun mengscrool terus foto-foto Abilla hingga ke bawah.
Degh!
Dada Hyejin bergemuruh dan jantungnya berdetak cepat ketika melihat foto seseorang yang sangat familiar baginya. Hyejin lalu membuka foto itu dan melihat dengan seksama.
With my soul mate. One step closer
Tangan Hyejin gemetar dan hampir saja ponsel yang ia genggam terjatuh ke lantai. Ia yang sudah siap untuk pulang akhirnya urung. Ia kembali kesulitan bernafas dan juga jantungnya semakin cepat berdetak.
Bruk
Hyejin memilih duduk terlebih dulu untuk mengatur nafasnya. Ia mengaffirmasi dirinya untuk tetap membuka mata dan jangan sampai pingsan.
" Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja. Tidak boleh pingsan, kasihan Haneul. Fyuuuuh." Hyejin memejamkan matanya sejenak, ia beristighfar lalu menarik nafas kuat-kuat dari hidung dan membuangnya dari mulut.
Masih belum sepenuhnya yakin, Hyejin kembali melihat beberapa foto milik Abilla. Dan semuanya kini jelas, Hyejin yakin bahwa pria yang berada di sebelah Abilla itu adalah pria yang 8 tahun lalu merenggut kehormatannya. Air mata Hyejin tumpah, namun suara tangisnya tidak keluar karena sebisa mungkin ia tahan sehingga membuat dadanya sangat sakit.
" Bagaimana bisa, bagaimana bisa dia hidup dengan begitu nyaman dan bahagia. Sedangkan aku, aku hidup dengan penuh luka dan penderitaan."
Ingatannya pria itu benar-benar terpatri dalam kepala Hyejin. Rasa sakit atas apa yang pernah pria itu lakukan terhadap dirinya sampai sekarang masih jelas terasakan. Bagaimana waktu itu dia meronta, bagaimana waktu itu dia memohon agar pria itu berhenti menyentuhnya, semua masih jelas diingatan Hyejin.
Hyejin sebenarnya sudah tidak ingin lagi melihatnya, namun ia penasaran siapa sebenarnya pria itu hingga ia kemudian melihat akun media sosial si pria yang oleh Abilla ditandai dalam unggahannya.
@sailendra, dr. Sailendra Khalid Daneswara Sp. BTKV.
Hyejin seketika itu tertawa, bukan hanya tertawa kecil tapi ia tertawa terbahak-bahak. Ternyata orang yang telah memberikan luka padanya hidup dengan sangat baik. Bahkan dia adalah seorang dokter yang cukup digandrungi oleh para kaum hawa karena memiliki wajah yang tampan. Semua itu bisa Hyejin lihat di setiap unggah media sosialnya yang memiliki banyak suka dan juga komentar.
" Hahahaha, sungguh luar biasa. Ternyata sumpah serapahku waktu itu sama sekali tidak mempan. Hahahaha, hidup ini sungguh bercanda dengan ku. Aku sebagai korban harus berusaha hidup menyembunyikan diri karena rasa malu yang menyelimuti, tapi dia sebagai pelaku hidup dengan sangat baik dan nyaman bahkan mempunyai seorang tunangan yang cantik, baik dan juga luar biasa. Hahaha, habis ... hiks hiks hiks. Mengapa begini Ya Allah, mengapa!"
Hyejin bergelut dengan dirinya sendiri, ia merasa sedang hilang kendali saat ini sehingga ia memutuskan untuk tidak jadi pulang.
Hyejin kembali berjalan masuk ke dalam dan membaringkan tubuhnya di sofa besar yang ia letakkan di sana. Sofa itu memang ia fungsikan untuk merebahkan tubuh. Hyejin masih tertawa dan sesekali terisak karena menemui dirinya yang seperti dipermainkan oleh takdir.
" Haah, Engkau sungguh tega padaku Rabb. Aku tahu semua ini adalah takdir yang Kau berikan, tapi mengapa begini, hu hu hu."
Hyejin benar-benar sedang kehilangan kendali dengan dirinya. Belum pernah selama ini dia menyalahkan takdir yang terjadi padanya. Dan dengan perasaanya yang kalut lambat laun ia pun terpejam. Jiwanya yang terasa lelah membawanya tidur dan sejenak melupakan apa yang baru saja ia alami.
" Eomma!"
TBC
cerita ini sangat bagus bagus banget menurut ku. dan mengenai haneul yang dewasa padahal usia nya masih kecil itu di real juga ada jadi g heran kalau haneul punya pikiran sedewasa itu.
semangat berkarya kk othor 💪💪💪.
sangat2 bijak sekali.
sukses slalu k