NovelToon NovelToon
Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Jodohkah Kita? (Kisah Seruni)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Angst / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Usai penyatuan itu, Seruni bersandar pada dada polos Victor. "Ada satu yang belum aku kasih tahu sama kamu, Vic."

"Apa?" Tanya Victor.

"Aku... gak bisa punya anak," ucap Seruni dengan berat hati. Ia merasa sudah bertindak egois karena baru mengatakannya sekarang. Seruni berpikir Victor pasti sama seperti pria lain, yang menginginkan seorang anak. Apalagi ia seorang penerus perusahaan.

"Aku tidak peduli itu, Seruni. Aku mencintai kamu, bagaimana pun kamu."

Kata-kata Victor membuat bahagia menelusup di hati Seruni. "Kenapa kamu bisa nerima aku yang kayak gini?"

Victor tersenyum hangat saat Seruni menatapnya dengan tatapan bersalah. "Aku sudah kehilanganmu selama dua belas tahun. Apa kamu pikir aku akan rela kehilanganmu lagi karena alasan itu?"

Tanpa Seruni ketahui, Victor sudah menyembunyikan sebuah kenyataan pahit. Ego Victor untuk bisa kembali bersama cintanya yang belum usai membuatnya mengabaikan kenyataan itu. Kenyataan yang suatu hari akan menyakiti Seruni lebih dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Melepaskan

Seruni tak menyangka, selama ini ia berpikir alasan mengapa Victor menghilang adalah karena ayahnya yang tak pernah bisa merestui hubungan mereka. Ternyata Seruni salah besar. Victor sendiri yang memilih untuk melepaskannya. Bahkan Seruni sama sekali tak pernah berpikir Victor akan mengkhianatinya seperti itu. Seruni selalu menganggap Victor sangat mencintainya hingga dengan naifnya ia percaya Victor masih terus setia kepadanya.

Air mata Seruni mengalir deras. "Kalau kamu udah memilih Marsha, kenapa sekarang kamu malah ngasih aku kesempatan?" Isaknya dengan marah.

"Aku sudah bilang Seruni, aku tak pernah benar-benar melupakanmu! Aku melepaskanmu karena keadaan. Di saat aku bertemu lagi denganmu, aku baru sadar bahwa yang aku cintai adalah kamu. Selamanya hanya kamu!"

"Lalu gimana dengan Marsha? Juga anak kamu? Selama ini kamu menikah dengan dia, meskipun kamu bilang pernikahan kamu hanya karena keadaan, tapi kamu sudah menikahi Marsha bertahun-tahun! Harusnya kamu menjaga kepercayaan dia, Victor! Kamu malah melakukan kesalahan yang sama kayak dulu. Ditambah kamu melibatkan aku!"

"Bagaimana aku bisa diam saja melihat hidupmu setelah berpisah denganku? Aku sempat mengetahui kamu menikahi seorang laki-laki. Saat itu aku berusaha untuk menerimanya. Mungkin ini memang takdir kita. Mungkin kita memang tidak berjodoh. Aku memang mencoba menjalani kehidupanku dengan Marsha, aku bahkan mencoba untuk bisa mencintai dia, tapi satu pertemuan denganmu mengubah semuanya. Aku tidak bisa berbohong lagi, aku hanya mencintai kamu!"

"Ini salah, Victor..." Seruni terisak lebih keras.

Seruni begitu marah pada keadaan. Kenapa ia kembali dipertemukan dengan Victor jika Victor sudah menjadi milik perempuan lain? Bahkan Seruni berpikir lebih baik ia mati saat terakhir kali Malik menyiksanya daripada harus mendengar kenyataan pahit ini.

"Kamu sudah mengatakan kalau kamu tak akan mundur. Kamu akan maju bersamaku. Aku mohon tepati apa yang sudah kamu ucapkan kemarin."

Sontak Seruni terhenyak mendengar pernyataan Victor itu. "Kamu sama sekali gak mikirin perasaan Marsha gimana hancurnya dia kalau tahu tentang ini? Gimana anak kamu kalau tahu? Kamu jangan egois, Victor! Kamu cuma mikirin diri kamu sendiri! Kamu bahkan gak mikirin perasaan aku!"

"Aku tidak egois, Seruni. Aku hanya ingin bahagia bersamamu. Kamu kira selama ini aku bahagia?" Victor terlihat begitu terluka. Ia mendekat pada Seruni namun Seruni malah melangkah mundur, tak membiarkan Victor mendekatinya lagi. "Seruni, aku mohon..."

"Aku gak bisa, Victor. Kembalilah pada Marsha sebelum kita terperosok lebih jauh. Dia yang lebih berhak mendapatkan cinta dan perhatian kamu sekarang. Dia dan anak kamu. Bukan aku..." Kata-kata yang keluar dari mulutnya itu, mengiris hati Seruni sendiri.

Seruni pun melangkah menjauh dengan air mata yang masih membanjir di pipinya.

"Tidak, seruni..." Victor mencoba mencegah Seruni pergi. Namun Seruni menolak memberi kesempatan lagi pada Victor. "Seruni!"

Seruni terus berlalu. Ia abaikan perasaannya yang terus meronta meminta kelonggaran. Tidak bisa, Seruni tidak bisa membuat semua masalah dalam hidupnya semakin pelik. Susah payah ia keluar dari kubangan kesakitan yang Malik ciptakan, dan kali ini ia tak mau jatuh ke lubang yang sama dengan menyambut perasaan seorang pria yang sudah beristri.

Seruni menyesal sekali. Seharusnya ia tetap pada pendiriannya untuk fokus pada dirinya sendiri. Menjalani mimpinya yang baru saja dicapainya. Seharusnya ia tak terpedaya oleh perasaannya untuk makhluk bernama laki-laki.

Keesokan harinya, Seruni masuk kerja seperti biasa. Ia tak bisa berlama-lama mengabaikan pekerjaannya. Ada keinginan untuk melepaskan pekerjaan ini. Ia ingin terlepas dari semua hal yang menghubungkannya dengan Victor. Namun ia tidak bisa. Untuk saat ini ia tak bisa.

Jika ia terkungkung oleh idealismenya lagi, ia pasti sudah berada di jalanan lagi, berjalan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari pekerjaan. Di hotel ini, kenapa Seruni bisa diterima, karena ada Rifat, suami dari sahabatnya. Jika tidak maka Seruni akan menjadi pilihan terakhir yang akan diterima. Apalagi mengingat umur Seruni yang sudah jauh dari usia fresh graduate.

Seruni kembali melakukan tugasnya di area restoran pada sesi sarapan berlangsung. Ia tidak lagi datang ke kamar Victor. Juga, Victor sendiri kini datang ke restoran untuk menyantap sarapannya.

Victor berusaha mengerti dengan posisi Seruni. Ia tak ingin memaksa Seruni untuk melanjutkan apa yang mereka sudah mulai kembali. Victor sangat tahu Seruni bukanlah seorang wanita yang akan dengan egoisnya mengorbankan orang lain demi dirinya sendiri. Justru dialah yang akan berkorban diri dan perasaan demi orang lain.

Semalaman Victor pun berpikir dan memutuskan. Ia akan kembali kepada niat awalnya ketika ia bertemu Seruni lagi setelah bertahun-tahun, yaitu dengan hanya akan melihat Seruni dari jauh.

Memang selain ini, apa lagi yang bisa dilakukakannya? Ia tak bisa memaksa Seruni untuk tetap berada di sampingnya. Ia juga tidak bisa memilih untuk bercerai dengan Marsha. Ia tak bisa memilih pilihan yang akan sangat ditentang oleh sang ayah itu.

Maka hanya ini yang bisa dilakukannya, memerhatikan Seruni dari jauh. Di kursi VIP, Victor bisa dengan jelas melihat Seruni sibuk menyajikan telur untuk para tamu, dan Victor harus puas dengan keadaan ini.

Tiba-tiba seorang anak laki-laki berusia dua belas tahun, berwajah oriental seperti dirinya, mendatanginya dengan wajah yang sumringah.

"Jason?" Victor berdiri menyambut sang putra. Ia memeluk tubuh tinggi sang putra yang sudah setinggi bahunya. "Kamu kenapa ada di sini?" Tanyanya.

"Aku liburan ke sini, Pah."

"Kamu bukannya akan liburan bersama dengan Zach?" Mereka pun mulai menempati meja itu.

"Mama minta aku buat ikut sama dia ketemu Papa. Lagian Papa lama banget ada di Indonesia. Kapan sih balik lagi ke London?" Tanya Jason.

"Papa..." Ucapannya terjeda saat melihat seorang wanita tinggi semampai, dengan wajah cantik berias make up, dan juga pakaian yang begitu fashionable. Perempuan itu menghampiri Victor dan mencium kedua pipi dan juga bibir Victor. "Marsha...?"

"Kenapa kamu kayak yang kaget banget lihat aku?" Marsha pun bergabung dengan suami dan anaknya.

Sekilas Victor melihat ke arah Seruni dan mereka bertemu tatap sekilas sebelum Seruni mengalihkan pandangannya. Dari wajahnya, Victor tahu Seruni melihat adegan yang baru saja terjadi. Rasa sesal kembali memenuhi hati Victor.

"Vic..." Marsha memegang lengan Victor. Seketika Victor tersadar.  "Iya, kenapa?" Tanya Victor.

"Aku nanya, kamu kenapa gak jawab telepon aku beberapa hari ini? Sibuk banget ya emangnya?"

"Iya, begitulah." Jawab Victor sekenanya.

"Jason nanyain terus kenapa kamu gak balik-balik ke London." Ucap Marsha seraya sibuk menyantap makanan yang sedang dinikmati sang suami.

"Papa akan mengumumkan sesuatu pada kalian. Papa akan menerima tawaran untuk menggantikan Pak Zain mengelola hotel milik Kakek."

"Jadi, Papa gak akan tinggal di Inggris lagi?" Tanya Jason sedikit kecewa.

"Papa akan lebih banyak berada di Indonesia. Tapi Papa juga akan pergi ke berbagai tempat. Kamu tahu 'kan hotel kakek ada di beberapa kota besar di Indonesia dan juga Asia Tenggara."

"Kenapa kamu tiba-tiba mutusin kayak gitu?" Tanya Marsha curiga.

"Tidak alasan khusus. Suatu hari aku memang akan memegang semua kendali dari perusahaan ayah, bukan?" Ucap Victor tanpa melihat ke arah Marsha.

"Aku sih gak keberatan. Cuma kalau aku pengen main sama Papa, Papa harus segera datengin aku."

Victor hanya bisa tersenyum melihat sang putra yang sudah tidak lagi bersikap manja padanya. "Baiklah. Papa akan selalu datang di saat kamu ingin bertemu."

"Jas, kamu masih lapar? Kenapa kamu gak ambil makanan lagi?" Marsha mencari celah agar ia bisa mengobrol berdua dengan Victor. Jason pun beranjak dan datang ke meja buffet untuk mengambil menu sarapan yang lain. "Vic, aku udah gak berhubungan lagi sama dia."

Victor menghela nafas jengah. "Aku tidak peduli kamu akan berhubungan dengan siapa. Ini bukan pertama kalinya juga kamu mengatakan itu, tapi kamu melakukannya lagi dan lagi."

"Vic, aku gak mau LDR-an. Aku pengen ketemu kamu setiap hari." Marsha mencoba menyentuh pipi Victor, namun Victor menghindar.

"Sudahlah, Marsha. Untuk apa aku ada di sampingmu, di saat kamu lebih sering bertemu dengan selingkuhanmu." Ujar Victor dengan dinginnya.

"Kamu kenapa sih ngomongnya frontal gitu, gimana kalau Jason denger." Tegurnya. Namun ia melihat Victor masih berada di meja buffet dan sibuk mengambil makanan. "Kali ini aku udah bener-bener gak pernah ketemu sama dia lagi. Aku sadar, Vic. Aku udah punya kamu yang selama ini setia sama aku. Aku pengen memperbaiki semuanya. Gimana kalau kita honeymoon? Kita kasih adik buat Jason?"

Victor terlihat tak tertarik dan malah sibuk memakan mashed potato yang ada di piringnya. Melihat Victor mengabaikannya, Marsha pun merasa kesal. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah stand yang dijaga oleh Seruni.

"Omlettenya satu, tolong." Pinta Marsha.

Sontak Seruni dan Marsha tak sengaja saling menatap dan terkejut bersamaan.

"Tung..." Ucapan Seruni terjeda.

"Seruni?" Gumam Marsha dengan mata membulat sempurna.

1
Erni Fitriana
hamil kang ketoprakkkkk....hamillllllll...pegimanah sih luhhhh...nveluat...ngeluat doang gak ada tindakanyahhhh..gemes guah😠😠😠😠😠😠
Erni Fitriana
tokcer victor
Erni Fitriana
ketemu lagiiiii kita
Erni Fitriana
kyk ketiban tuang listrik y seruni????
Erni Fitriana
sedih bacanya😢😢😢😢
Erni Fitriana
ya Allah visualnya😱😱😱😱😱
Erni Fitriana
alhamdulillah
Erni Fitriana
aduh deg degan victor ketemu seruni lagiiiii
Erni Fitriana
cinta lama belum kelar nihhhh🤔🤔🤔🤔🤔
Erni Fitriana
jngn lupa bilang terimakasih sama author y vic!!!!!
Erni Fitriana
ya Allah runi😭😭😭😭😭
Erni Fitriana
viktor semakin dibuat sibuk oleh pak emran....
Erni Fitriana
berjuang lahhh
Erni Fitriana
pak emran beruntung gak punya urat susah...jadi sekali ngomong n nyuruh pindah orang sat set y pindah....punya urat kaya enak y pak😊😊😊😊😊
Erni Fitriana
horang kaya..kko nyuruh pindah udah kyk ngusir laler
Erni Fitriana
ehh bapak plin plan
Erni Fitriana
cerita sweet...cerita SMA😘😘😘
Asep Saepudin
jgn sampai terjadi hal buruk sama Laura dan seruni
Asep Saepudin
mdh2 seruni baik baik saja
Soeharti Rifangi
tinggalkan saja seruni laki " yg gak punya pendirian ,baru diancam gitu saja sama marsha udah lembek /Frown/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!