Luka Cinta Tak Berobat

Hari berlalu begitu cepat hingga Aryan kini berada disebuah pesawat. Tak sabar menunggu dua hari lagi sehingga ia memutuskan berangkat hari ini. Rasa rindu pada ada orang tuanl  dan kekasihnya membuatnya terlalu bersamangat dan terlihat sumringan. Wajah itu menampakkan kebinaran

Beberapa hari yang lalu ia pun berjanji pada orang tuanya untuk pulang dua hari lagi namun pria itu mempercepat keberangkatannya.

" Pasti ibu dan ayah kaget," gumamnya sembari senyum tipis.

" Bagaimana dengan Zahra? Pasti dia lebih senang melihatku. Sudah sekian lama kamu tidak berjumpa dan kami akan saling melepas rindu. Terlalu rindu denganmu membuatku tak sabar sampai ke Indonesia." gumamnya sendirian.

Angin berhembus menerpa wajah tampannya yang kian dewasa. Ditumbuhi bulu-bulu halus membuat para kaum hawa kelepek-kelepek mendamba. Pria tersebut terus berjalan masuk ke dalam pesawat. Mengambil tempat duduk di samping orang bule baginya agak risih. Meskipun begitu pria itu tetap duduk dengan santai.

***

" Nak, bagaimana kabar kekasihmu, Aryan? Kapan dia akan pulang melamarmu?

Pertanyaan itu selalu dilontarkan oleh orang tua Zahra bahkan hampir setiap hari. Zahra saja sudah bosan mendengar pertanyaan itu dari ibunya. Dia hanya mampu berbohong dan terus menghindar.Apa yang  bisa dia lakukan? Aryan selalu berjanji namun sampai hari ini belum ada ikatan darinya. Zahra hampir putus asah dan ingin mengakhiri hubungan yang tak jelas itu.

" Besok kita jalan-jalan, ya?"

Chat dari Alvin membuat Zahra menyungging senyum tipis.

Belakangan ini Alvin selalu menemaninya. Seolah lupa jika ada hati yang harus dijaga.

" Aku tunggu!" balasnya.

Sedangkan telepon dari Aryan dia abaikan karena kesal. Tanpa berpikir panjang ia pun menyetujui ajakan Alvin.

Alvin seorang pemuda mapan dan tampan meski Aryan lebih tampan darinya. Zahra tidak peduli itu, yang dia butuhkan adalah hiburan dengan hatinya yang kosong.

Terkadang ibunya Zahra takut dengan pergaulan putrinya, tapi Zahra meyakinkan bahwa hubungan mereka hanya sebatas teman dan tidak lebih. Ibunya percaya dengan yang dikatakan putrinya. Dia pun tidak melihat gelagat aneh darinya.

" Jangan terlalu dekat sama pria lain, Sayang? Gimana kalau diputusin sama Aryan karena salah paham?" nasehatnya pada Zahra.

" Biarin ajalah, Bu. Lagian Aryan cinta mati sama Zahra. Tidak mungkin dia berani tinggalin Zahra apalagi putus." ucapnya terlalu percaya diri.

Ibu Zahra hanya bisa menarik napas dalam-dalam mendengar penuturan putrinya.

" Terserah kamu, Nak. Ibu sudah ingatkan ke-sekian kalinya." ucapnya kemudian beringsut dari tempatnya.

" Maafin aku yang menghianatimu, Yan! Kamu terlalu lama dan aku sulit bertahan menunggumu. Janjimu yang berulang-ulang  membuatku ragu menunggu. Alvin adalah pria setia yang menemaniku selama kamu jauh dariku. " ucap Zahra dalam kesendirian.

Seolah ada rasa sesal dalam hati melakukan penghianatan itu, tapi hatinya tidak bisa berbohong. Menjalin hubungan LDR tidak mudah baginya.

Tanpa diketahui olehnya, Aryan akan memberikan surprise untuknya. Kekasih dan pujaan hati selama ini. Setelah kepulangannya ke Indonesia, Aryan akan mendesak orang tuanya untuk merestui hubungan mereka.

Aryan ingin mengikat kekasihnya dengan janji suci yang akan diikrarkan ke depan penghulu dan para saksi. Itu adalah impiannya sejak dulu. Sebuah hubungan yang akan dibangun bersama sang pujaan hati.

Pikiran kini berkelana di mana-mana membayangkan wajah sang kekasih ketika bersama. Mengingat momen kebersamaannya dulu hingga dirinya terjebak dalam cinta sang kekasih.

" Kenapa masih mengabaikan terlponku, Zah?

Kamu masih marah? Tapi lihat saja apa yang kuberikan untukmu saat aku tiba di sana. Sebuah hadiah yang kamu tunggu-tunggu sejak lama. Dan aku akan menjadikanmi permaisuri hatiku.