NovelToon NovelToon
Pembalasan Si Buruk Rupa

Pembalasan Si Buruk Rupa

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Wanita Karir
Popularitas:140k
Nilai: 4.8
Nama Author: nita kinanti

Gia tidak menyangka jika rekan kerjanya tega menaburkan bubuk beracun ke dalam perlengkapan make up-nya sehingga membuat wajahnya yang cantik berubah menjadi penuh koreng busuk dan menjijikkan. Karena hal itu pula Gia dihina dan dijauhi teman-temannya bahkan sampai dipecat dari pekerjaannya.

Setahun kemudian Gia kembali ke perusahaan itu untuk mengembalikan nama baiknya sekaligus membalas orang yang telah menghancurkan wajahnya.

Bagaimana cara Gia memberikan pembalasan yang setimpal kepada orang-orang yang telah menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Kedatangan Dua Parasit

"Sebenarnya apa masalahmu Erika? Kamu selalu mencari-cari kesalahanku, menjelek-jelekkan aku, menghasut semua orang agar membenciku dan kamu juga menuduhku macam-macam! Se-insecure itukah kamu akan kehadiranku?!"

Gia menatap Erika dengan ekspresi kesal yang tidak bisa dia sembunyikan. Apa setelah ini kamu akan menghancurkan wajahku lagi?!! Pertanyaan ini hanya bisa Gia ucapkan dalam hatinya. Dia tidak mungkin mengungkapkan ini sekarang, sebelum dia punya buktinya. Salah-salah teman-teman munafik nya ini hanya menganggap dia menyebar fitnah karena sirik dengan Erika. Gia tahu pasti seperti apa watak mereka.

Erika terdiam untuk beberapa saat. Semua yang dikatakan Gia benar. "Aku hanya bertanya Gia, kenapa kamu sensitif begitu?" ucapnya kemudian.

Gia berdiri lalu pergi. Dia ingin ke toilet untuk menenangkan diri. Kalau dia tetap berada di ruangan itu dia tidak yakin bisa menahan diri lalu kelepasan bicara.

...* * *...

Akhirnya jam kerja selesai. Gia membereskan mejanya lalu secepatnya pergi meninggalkan ruang pemasaran yang seharian tadi auranya terasa sangat panas.

Hari ini benar-benar menguras tenaga dan emosi Gia. Pagi hari dimulai dengan Emir yang menyuruhnya untuk merayu Arnold. Berikutnya Erika yang menuduhnya ingin merayu Emir, seolah Gia begitu murahan sehingga semua laki-laki ingin dia rayu. Lalu Erika yang tersinggung dengan jawaban Gia membuatnya seharian penuh mencari-cari kesalahan Gia agar bisa memarahi dan mempermalukannya. Semua itu benar-benar membuat Gia lelah, secara psikis.

Apakah keinginannya untuk membersihkan nama baiknya harus dia lupakan karena yang terjadi justru namanya semakin buruk dari hari ke hari? Haruskah dia menyerah saja dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi kepadanya? Oh, tidak bisa.

Gia terus melangkah menuju rumah kontrakannya yang terletak tidak jauh dari perusahaan. Dia tidak sabar untuk segera sampai di rumah dan merilekskan pikirannya. Gia merasa ada yang aneh. Lalu sesekali dia berhenti dan menoleh ke belakang karena merasa ada yang mengikutinya.

"Mungkin hanya perasaanku saja," batin Gia melanjutkan langkahnya. Tidak sampai sepuluh menit Gia sudah sampai di rumah kontrakannya. Setelah keluar dari rumah keluarga Vinson, Gia memilih tinggal di tempat ini. Sebuah rumah sederhana tetapi terasa sangat nyaman karena sekarang Gia hanya perlu memikirkan dirinya sendiri. Tidak perlu lagi bangun subuh untuk membantu ibu tirinya memasak untuk jualan, tidak juga memikirkan uang kuliah Rivani dan uang sakunya dan segala kebutuhan adiknya hingga harus mengorbankan kebutuhannya sendiri. Gia merasakan nyamannya hidup tanpa beban.

"Kenapa dulu aku repot-repot berkorban untuk mereka jika hidupku menderita karenanya?!" gumam Gia merebahkan tubuhnya di sofa. Barulah sekarang dia menyadari kalau ternyata selama ini dirinya hanya dimanfaatkan oleh adik dan ibu tirinya itu. Selama ini Gia terlalu naif, berpikir jika kedua orang itu benar-benar tulus menyayanginya layaknya keluarga. "Aku sebodoh itu!" gumamnya lagi dengan mata hampir terpejam.

Gia ingin istirahat sebentar sebelum nanti memasak makan malam untuk dirinya sendiri kemudian mandi.

Baru sejenak Gia menikmati ketenangan dalam hidupnya, dia mendengar pintu rumahnya di ketuk. Gia merasa heran karena selama tinggal di rumah ini dia tidak pernah menerima tamu, selain Pak Yonas yang pernah beberapa kali mengunjunginya.

Rasa penasaran membuat Gia bangun lalu membuka pintu. Betapa menyesal Gia setelah melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Kakaakk!!! " Rivani langsung menghambur memeluk Gia begitu pintu terbuka. Belum cukup sampai di situ, Gia juga melihat Sumi juga berdiri di sana dengan senyum dibuat-buat di wajahnya.

Gia segera melepaskan tangan Rivani dari tubuhnya lalu mendorongnya agar menjauh. Gia bersikap sangat dingin tanpa sedikitpun ada keinginan untuk membalas pelukan Rivani. Padahal dulu pelukan ini selalu berhasil membuat hati Gia luluh.

"Eh .. Aku hanya sangat merindukan kakak," ucap Vani melepas pelukannya dengan kikuk.

"Apa kabar Gia? Ibu senang melihatmu sudah sembuh," sapa Sumi masih dengan senyum yang menurut Gia sangat palsu hingga membuat Gia ingin sekali mengguyurkan satu ember penuh air comberan ke wajahnya.

"Sebaiknya kalian berdua pergi dari sini. Aku tidak ingin melihat kalian lagi!" ucap Gia sambil meraih gagang pintu dan hendak menutup pintu rumahnya lagi. Seandainya dia tahu jika dua parasit ini yang datang pasti dia tidak akan sudi membukakan pintu.

"Tunggu Gia, ibu ingin bicara denganmu sebentar. Kami berdua kesini untuk meminta maaf," ujar Sumi dengan salah satu tangan menahan pintu agar tidak ditutup oleh Gia.

"Tidak perlu, aku tidak akan memaafkan! Silahkan pergi!" balas Gia masih dengan sikap dinginnya. Seharian tadi tenaganya sudah terkuras habis untuk menghadapi Erika dan Emir dan sekarang tidak ada sisa untuk menghadapi dua orang ini. Bahkan sekedar basa basi pun tidak.

Tanpa berkata apa-apa lagi Gia langsung mendorong pintu, mengabaikan tangan Sumi yang berusaha menahannya hingga tangannya hampir terjepit.

"Kakak, tolong buka pintunya. Kami hanya ingin bicara sebentar," rengek Rivani. Gia yang masih berdiri di balik pintu hanya mengabaikannya. Ingatan tentang bagaimana adik yang dia sangat sayangi itu sampai bisa menghancurkan wajahnya membuatnya merasakan kecewa yang teramat besar.

"Apa kakak tidak bisa memaafkan aku?" teriak Rivani lagi. Gia merasa tidak habis pikir dengan kedua orang ini. Mereka sudah berbuat jahat kepadanya lalu datang lagi untuk meminta maaf dengan mudahnya. Kalau mereka tahu suatu saat akan membutuhkannya lalu kenapa mereka sekejam itu kepadanya?

Lama tidak ada jawaban sehingga akhirnya Rivani dan Sumi meninggalkan tempat itu.

"Kenapa dia jadi sombong begitu? Dulu mana berani dia bersikap seperti itu kepada ibu?!" ujar Sumi setelah berjalan cukup jauh dari rumah Gia. Dari raut wajahnya kelihatan sekali kalau dia sangat kesal. Rencananya, mereka datang untuk membujuk Gia agar mau kembali tinggal bersama mereka. Tetapi belum sempat mereka mengutarakan keinginan mereka, Gia sudah lebih dulu mengusir mereka.

"Dan dia berani ngusir ibu?!" Sumi merasa terhina oleh sikap Gia. Padahal dulu Sumi juga mengusir Gia, malah dalam kondisi yang lebih buruk.

"Aku sudah bilang kalau dia berubah, tidak seperti dulu. Tapi Ibu tidak percaya!"

Setelah Erika memberitahunya soal Gia, Rivani lalu berusaha mencari informasi tentang kakak tirinya itu. Rivani bahkan rela mangkal di depan Be Beauty menunggu Gia pulang lalu mengikutinya untuk mengetahui dimana kakaknya itu tinggal.

"Kalau nggak butuh-butuh amat juga sebenernya ibu nggak sudi menemuinya lagi!" gerutu Sumi. Mereka melakukan ini karena mengetahui Gia sudah kembali bekerja dan artinya sudah menghasilkan uang. Mereka bisa memanfaatkan Gia untuk membiayai hidup mereka lagi, seperti dulu. "Ini semua karena salahmu, Van!" Sumi kembali menyalahkan Rivani. Kali ini Rivani diam, mungkin memang dia sadar sudah melakukan kesalahan.

Sebuah ide muncul di kepala Sumi. "Bagaimana kalau kita datang ke kantornya saja? Tidak mungkin kan dia mengusir kita di depan teman-teman kerjanya?"

1
Akbar Razaq
Menyayangkan kenapa.tidak di tonjok itu si revan .
Akbar Razaq
Smoga saja balik ke diri mereka.sendiri
Akbar Razaq
Koq ada ya jabatamn direktur mulut sampah begitu malah nerangkap jadi mucikari.
Aurora79
Bagus, cuma ceritanya hanya seputar kantor dia aja. Mau balas dendam, tapi masih terjebak skema percintaan lama. Belum baca sampai akhir, mudah2an aja bagus.
Aurora79
Bikin ceritanya gimana sich? MC nya terlalu lemot... Mau balas dendam, tapi pas ada bukti nyata di depan mata malah gak diambil...Huuuh! Lelaki brengs*k kaya si Emir, masih aja diladenin. Lagian menurut aku, balas dendam mah gak perlu balik ke kantor lama, kerja dimana aja juga bisa balas dendam asal punya uang...😂😂😂
Aurora79
Jarang-jarang ada pelaku yang baik hati kaya tante itu... Kecelakaan membawa berkah.
Aurora79
Alhamdulillah... akhirnya Gia bisa operasi plastik gratis...😅. Ada untungnya juga kecelakaan itu ternyata...
Aurora79
Mampir kak...
Akbar Razaq
Jangan jangan ini ulah Erika dan adiknya.
Ida S
kok lama bngt lanjutannya Thor...JD penasaran ceritanya gimana🙏
niktut ugis
cerita yg ringan & enak untuk d baca
niktut ugis
pembalasan yg elegan tapi hasil yg nyesek lahir batin, good job gia 👍
Sribundanya Gifran
seasen 2 thor👌👌👌👌
niktut ugis
gia ceroboh
niktut ugis
biar kita yg berfikir bagaimana pelecehan buat si Emir ya Thor 😀
Sunaryati
Terima kasih Thoor, ku tunggu karyamu selanjutnya
Restoe Alive
Luar biasa
Rihan Jamaien
Kasih lanjutan Thor kisah Gia hamil terus Rivani dan Erika gimana ke depannya d tunggu ya Thor😁😁😁
Maz Andy'ne Yulixah
Kok Tamat sih Kak,,sebenrnya masih berharap ada selanjutnya Gia Hamil dan melahirkan Kak😊😊
Maz Andy'ne Yulixah
Emir sudah mulai Edan kayak nya,Erika2 slah siapa mau di ajak Emir berbuat jahat,malanh sekali nasibmu...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!