NovelToon NovelToon
Garang

Garang

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Dendam Kesumat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Galla Neo

Evan dan via adalah sepasang suami istri yang belum lama menikah.
karena keadaan ekonomi yang kurang mampu mereka mencoba bertahan hidup d jakarta.
dengan bermodalkan uang yang sedikit mereka membuka usaha dagang yang bertempat d sebuah terminal.
usaha tersebut perlahan mulai membuahkan hasil yang cukup lebih, namun ketentraman mereka sering terganggu oleh pemalakan preman sekitar.
Evan membawa adiknya yang bernama Galla untuk ikut berjualan, karena pada saat itu Galla baru lulus sekolah dan belum punya pekerjaan d kampung
sampai suatu malam terjadilah keributan hingga menewaskan adiknya hingga menimbulkan rasa dendam bagi Evan untuk membalasnya.
akankah Evan mampu membalaskan dendam itu..... dan apa yang terjadi selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galla Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17 kehadiran sahabat karib ke kampung halaman

Sementara di sisi lain. hari itu siang yang cerah, pak Mamat yang baru tiba di rumahnya terlihat begitu panik dan setelah memarkirkan motornya ia bergegas memasuki rumah dengan sepatu yang belum ia lepas, "bapak ini... Kalau masuk rumah sepatunya di lepas dulu pak...!" kata Bu nani yang tak lain adalah istri pak Mamat, "maaf Bu... Bapak tergesa gesa karena harus segera menjemput via di dokter kandungan...", ujar pak Mamat sambil melepas sepatu yang sedari tadi di masih di pakainya, "lalu kenapa mesti pulang dulu pak, kan bapak bisa langsung menjemputnya sehabis dari desa..?.." tanya Bu Nani keheranan, "bapak kebelet Bu... Mau ke kamar mandi dulu.. Hehe.." jawab pak Mamat sambil tertawa, ia langsung bergegas ke kamar mandi.

Hari itu via sedang memeriksa kandungannya yang baru genap satu bulan ke dokter kandungan, karena via di larang membawa kendaraan sendiri oleh ayahnya karena takut kenapa napa jadi saat via berangkat ia di antar ayahnya yang satu arah ke kantor kelurahan.

Setelah menunggu beberapa lama karena menunggu antrian, giliran via di panggil masuk oleh seorang asisten dokter atau yang biasa kita panggil suster, "via safana..!?" ucap Suter itu, lalu via pun dengan perlahan berdiri dan melangkah memasuki ruangan dokter yang sedang menunggunya. Setelah itu via di persilahkan duduk di sebuah kursi yang telah tersedia, "mbak via apa kabar... Bagai mana kandungannya dan apa yang di rasakan sekarang...?" ucap dokter itu yang ternyata sudah mengenal via. via adalah anak dari kepala desa yang pasti semua orang tahu siapa via di desa itu, bukan itu saja, karena kebaikannya ke pada setiap orang via makin di kenal dan membuat ia selalu di hormati oleh warga. "saya masih merasa mual mual dan sulit untuk tidur Bu dokter" kata via mengeluh, "oh... Mbak via tenang saja, itu buka masalah besar kok.. Baik sekarang silahkan berbaring di atas tempat itu nanti saya periksa.." ucap Bu dokter sambil menunjuk ke arah tempat tidur pasien yang berada di sebelah mejanya.

Selang beberapa menit kemudian, via pun keluar dari ruangan dokter dan langsung menebus obat yang sudah di kemas oleh asisten dokter, segera ia keluar lalu duduk kembali di kursi depan yang berdada di teras rumah tempat praktek dokter itu sambil menunggu pak Mamat menjemputnya.

Baru saja via hendak mengeluarkan handphone dan membukanya, tiba tiba pak Mamat datang dengan sepeda motornya, "via baru saja mau menelfon ayah.. Tapi ayah sudah datang.." ucap via yang tersenyum ke pada ayahnya, "maaf.. ayah tadi habis pulang dulu karena sakit perut jadi ayah gak bisa nemenin kamu.." ujar pak Mamat sambil merasa bersalah, "enggak apa-apa yah.." jawab via yang lalu naik ke motor itu dan pulanglah mereka.

Setibanya di rumah via dan pak Mamat terkejut, ternyata di kursi teras rumahnya sudah ada yang menunggu, seorang pria berambut cepak yang tak lain adalah Roni sahabat Evan yang sengaja datang dari jakarta hanya untuk bertemu Evan dan bersilaturahmi dengan keluarganya.

Setelah via dan pak Mamat turun dari motornya, Roni pun cepat menyambut dengan mengulurkan tangan ke pada pak Mamat juga ke via, dengan senyum yang ramah tamah Roni pun berucap salam. Via dan pak Mamat pun menyambutnya dengan baik dan mempersilahkan duduk kembali di kursi itu, "maaf ya mas saya masuk dulu" ucap via ke pada Roni yang mengangguk setelah mendengar perkataan via, sedangkan pak Mamat langsung menemani Roni lalu berbincang-bincang.

Via yang sudah masuk ke dalam rumah di sambut ibunya yang sudah membawakan air teh untuk tamunya, "via... Apakah kamu mengenali orang itu?.." tanya ibu via yang sejenak menghentikan langkahnya, "ya kenal Bu..... Dia itu sahabatnya mas Evan.. Dia juga yang membatu Evan mencari tempat usaha di jakarta.." jawab via, "kasihan ya.. Mungkin dia ke sini ingin bertemu sama Evan, tapi evan nya gak ada.." ucap Bu Nani lagi, "iya Bu... Ya sudah nanti via nyusul ke depan" ucap via yang lalu masuk ke kamarnya.

Sekeluarnya via dari rumahnya, nampak Roni dan pak Mamat yang di temani Bu Nani sedang mengobrol dan bercanda gurau, via yang datang langsung duduk di dekat pak Mamat dan Roni langsung menyambutnya dengan sapaan, "bagai mana kabar mu via?..." tanya nya, dan via pun lalu tersenyum dan menjawab, "baik mas Roni", "kata bapak dan ibu, Evan belum pulang dari jakarta?.. Aku kira Evan belum berangkat ke sana..." tanya Roni kembali, "belum mas... Esok harinya setelah pemakaman Galla, mas Evan langsung berangkat ke Jakarta, katanya ia akan menjual semua alat alat yang ada di sana sekaligus ada persoalan kecil yang harus ia selesaikan..." kata via, "aneh..... Kenapa dia gak bilang ke saya yah... Biasanya kalau ada apa-apa Evan selalu bicara sama saya... Dan tentang kejadian itu pun saya baru tahu dari teman, makanya saya langsung ke sini via.." ucap Roni yang jadi mesra resah, "tapi biarlah... Nanti akan saya cari ke kontrakannya... " sambung Roni, "memang nya mas Evan enggak ngabarin sama sekali ke mas Roni?, atau sebelum ke sini mas Roni gak nelpon dulu mas Evan?.." tanya via yang makin gelisah, "justru itu via... Handphonenya Evan jarang aktif susah sekali untuk di hubungi.." ucap roni menjelaskan "oh ya... Bolehkah saya di antar ke pemakaman?... Saya ingin melihat dan mendo'akan almarhum Galla Sebelum pulang.." ucap Roni, "baik nak Roni nanti bapak dan via akan mengantar mu" kata pak Mamat sambil tersenyum. Tak lama kemudian pak Mamat masuk ke dalam rumah dengan maksud mau mengganti pakaiannya karena sejak tadi pak Mamat masih memakai baju dinas, lalu Bu Nani pun menyusulnya, tinggallah via dan Roni berdua, "mas... Kalau nanti mas Roni sudah ke jakarta, tolong cari mas Evan yah... Aku gak mau terjadi apa apa padanya.." ucap via dengan pelan, "tentunya via.. Aku akan mencarinya..." jawab Roni yang mencoba menenangkan via saat itu.

Perbincangan pun tak lama setelah itu, Roni yang di temani pak Mamat juga via pergi menuju pemakaman, dan setelah semuanya selesai, mereka langsung kembali ke rumah. Dan di karenakan waktu yang tak terasa hampir sore, Evan langsung berpamitan pulang ke Jakarta dengan menggunakan motornya, Roni adalah salah satu penggemar moge atau motor gede, jadi ke mana pun ia pergi selalu menggunakan motor, walau pun ia juga memiliki mobil pribadi tapi mobil itu jarang ia gunakan walau pun perjalanan jauh.

1
Galla Neo
semoga menambah inspirasi/Pray/
Namgildaero
Keren 👍, lanjut
Galla Neo: makasih
total 1 replies
Celeste Banegas
Siap ngeselin tapi lucu.
Galla Neo: maksih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!