NovelToon NovelToon
Di Tepi Senja

Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Febriani

Kebanyakan orang-orang berpikir bahwa tidak ada cinta yang akan bertahan, apalagi di usia remaja, dan aku juga sependapat dengan mereka. Namun, dia membuktikan bahwa cinta itu benar-benar ada, bahkan anak remaja sekalipun bisa mendapatkan cinta yang akan menjadi pasangan hidupnya. Semua itu tergantung siapa orangnya.

Dari pengalaman ini aku juga banyak belajar tentang cinta. Cinta itu memang menyakitkan, tapi di balik semua itu pasti ada jalannya. Dia selalu mengajari ku banyak hal, yang paling aku ingat dia pernah mengatakan "rasa suka tidak harus dibalas dengan rasa suka." Dia lelaki yang dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Febriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 29

Semenjak Kevin mengetahui aku punya pacar, dia jarang menghubungi aku. Kami terakhir berkomunikasi ketika aku memberitahu dia bahwa aku punya pacar. Kemarin dia mengatakan dia tidak akan mengganggu ku lagi. Aku sangat takut dia marah, hanya saja aku tidak berani mengechat dia.

Di hari yang sama, ketika aku sudah selesai bertelepon dengan Kevin, aku meminta putus kepada Victor. Aku sudah mengatakan berbagai alasan ku, baik itu dilarang orang tua, tidak fokus belajar, maupun bosan. Dia tidak mendengarkan aku, dia tidak mau putus. Apapun alasan yang aku buat, dia tidak peduli.

Hampir satu bulan berpacaran dengan Victor dan belum ada yang mengetahuinya, kecuali Kevin. Semenjak kemarin aku minta putus kepada Victor, dia menjadi mudah marah dan dia ingin mengepost fotoku di media sosial supaya orang tahu kalau aku adalah pacarnya. Jujur, aku tidak terlalu suka dengan yang begini, aku sudah melarang Victor melakukannya, dia tidak mau mendengarkan aku. Katanya aku mempunyai simpanan makanya aku tidak mau mempublik hubungan kami. Aku sempat marah karena yang dia katakan tidak sesuai, kejadian itu membuat kami bertengkar selama satu harian.

Ketika kami sudah berbaikan, Victor langsung mempublikasikan hubungan kami. Aku terpaksa harus me-repost statusnya. Aku malu, aku tidak tahu mengapa. Aku tidak suka begini. Aku belajar sedikit demi sedikit, ternyata Victor orangnya pemaksa dan pemarah. Apa yang dikatakan Kevin dan Kezia adalah fakta? Sikap Victor yang tidak bagus.

Handphone ku bergetar lagi. Aku sangat kesal karena harus membalas pesan dari orang-orang. Mereka sangat mengganggu waktu membaca ku.

Maaf, aku menarik kata-kata ku, aku tidak kesal karena harus membalas pesan. Pesan ini dari Kevin. Aku tidak sabar membuka nya.

"Halo Tarasya, maaf ya sudah lama tidak kasih kamu kabar. Bagaimana kabar kamu?"

Aku meneteskan air mata ketika membaca pesan dari Kevin. Rasanya sedih, dia masih begitu baik kepadaku walaupun aku sudah menyakiti nya.

"Aku sangat baik. Kamu bagaimana Kevin?"

"Baik juga. Mau teleponan?"

Aku melompat dan teriak kegirangan. Senangnya, Kevin mengajakku teleponan! Aku seperti orang gila saat ini. Untung saja hanya aku sendirian di rumah, jadi tidak ada yang memarahi kalau aku teriak-teriak.

"Mau," jawab ku.

Kevin langsung menelepon ku. Aku kira kami akan bertelepon biasa, ternyata dia mengajak panggilan video. Aku semakin senang, aku merapikan rambutku dan mencari posisi yang bagus.

Tampannya! Dia sangat tampan walaupun penampilannya seperti anak hilang. Dia tidak memakai kacamatanya, aku ingin teriak melihat ketampanannya. Hanya saja aku harus waras jika berada di depannya.

"Kamu kenapa Tarasya? Kamu sedang dalam suasana hati yang baik, ya?"

Aku mengangguk cepat. "Iya, Kevin. Mengapa lepas kacamata?"

"Biar dilihat sama kamu," godanya. Dia mengatakan itu sambil tertawa di sana.

"Buaya," ucap ku bercanda.

"Oh, ya, Tar."

"Ada apa Kevin?" Sepertinya kami akan berbicara hal yang serius.

"Tentang kemarin aku minta maaf, ya. Seharusnya aku tidak marah karena kamu berpacaran dengan Victor. Setelah aku renungkan, kamu bebas memilih siapa yang kamu mau, tidak harus aku. Aku sudah egois waktu itu. Asal kamu tahu, Tar, jujur, aku tidak rela jika kamu memilih orang lain dari pada aku. Kesannya agak aneh aja gitu, aku selalu baik sama kamu, tapi kamu tetap milih yang lain. Di sini aku baik nya bukan pura-pura, Tar, kamu seharusnya lebih tahu, sikap ku memang begini sejak bersama kamu. Kamu yang mengubah aku menjadi lebih baik, makanya aku selalu mengagumi kamu. Aku tidak mau suatu saat nanti aku berubah karena sakit hati, aku tidak mau itu terjadi karena aku tahu kamu akan membenciku. Apapun keputusan yang kamu pilih, aku selalu dukung kamu, meskipun nanti ujung-ujungnya aku yang ditinggalkan."

Mata yang berkaca-kaca itu tidak terelakkan. Kevin berbicara dengan tulus. Dia menunjukkan senyumannya dengan paksaan yang luar biasa. Aku rasa aku memang salah di sini. Dari awal aku sudah salah langkah.

"Kev, seharusnya aku yang minta maaf. Kamu tidak salah, Kev. Aku yang tidak berpikir luas. Ketika kemarin aku menerima Victor, aku sempat menjelekkan kamu, aku menyadari kesalahan ku, maaf, Kev. Aku tidak bermaksud menyakiti kamu. Aku tidak tahu mengapa aku menerima Victor. Seharusnya aku mendengarkan perkataan kamu dan Kezia. Dia sangat pemarah, aku takut. Kamu tahu, kan, aku sangat takut dengan orang yang pemarah. Kemarin aku udah ngajak putus, dia berkata tidak. Aku tidak tahu harus bagaimana, kalau aku memutuskan sepihak, apa akan baik-baik saja? Maaf, Kev, aku tidak bermaksud menyakiti kamu."

Aku tidak tahan lagi, air mata ku membasahi pipiku. Aku menangis tersedu-sedu. Tangisan ini tidak dibuat-buat, dia sendiri yang tiba-tiba datang. Rasanya sakit, aku tahu bagaimana perasaan Kevin sekarang. Aku memang manusia bodoh, ya? Aku tidak menghargai orang yang selama ini baik kepadaku. Aku pernah suka sama Kevin, tapi aku tidak mengakuinya. Aku takut hubungan kami akan rusak karena perasaan itu, ternyata salah. Hubungan kami hampir rusak gara-gara aku. Aku yang membuat masalah. Andai aku tidak menerima Victor, pasti hubungan ku dan Kevin baik-baik saja.

"Tidak. Kamu tidak boleh putus dengan Victor tanpa alasan yang jelas, Tar. Kamu menerima dia dengan sepenuh hati. Kamu jalani saja dulu hubungan kalian ini, nanti waktu masa nya, kamu putuskan atau tidak, itu terserah kamu. Aku akan selalu bahagia dengan pilihan kamu."

"Tapi Kev."

"Tidak ada tapi-tapi Tasya. Kamu jangan menangis lagi, ya? Nanti mata kamu bengkak. Aku juga mau ingatkan, Tar, jangan karena pacaran pelajaran kamu terganggu. Kamu harus bisa mengatur waktu kamu dengan baik. Misalnya nanti pacar kamu tidak suka karena kamu selalu belajar, cueki saja dia. Belajar lebih penting dari pada pacaran. Aku juga mau bilang satu hal, kamu jangan termakan omongan manis cowok. Kamu sudah besar, kamu pasti mengerti. Hal yang paling aku tekankan, jangan sampai belajar kamu terganggu. Aku dengar kamu mau melampaui aku, aku harap kamu bisa mewujudkannya dalam waktu dekat ini. Aku percaya padamu Tarasya."

"Aku mengerti. Kamu juga harus belajar. Nanti waktu kamu udah pulang, aku mau kita belajar sama-sama lagi. Masa depan menunggu kita. Kita akan menjadi orang-orang yang sukses. Setelah kita sukses dan punya banyak uang, kita akan mengelilingi dunia. Benar, bukan?"

"Tentu saja. Dan setelah kamu bersedia, aku akan menikahi kamu."

"Terima kasih Kevin."

Aku mengakhiri percakapan kami. Aku mengambil tisu untuk mengelap wajah ku yang sangat basah karena air mata. Aku tidak bisa menghentikan tangisan ini. Entah lah, sedih atau senang aku tidak tahu. Percintaan ini memang rumit.

1
Shoot2Kill
Ceritanya luar biasa, author semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!