Salah Memilih Jodoh

Hari Sabtu pun tiba. Setelah pulang dari mengantarkan makan siang untuk sang kekasih Salma bersiap pulang ke Bandung .

" Boy , besok kakak izin. Mau ke Bandung setelah ini, tolong arahkan Joni dan Tono ya !. Takut mereka berdua salah dalam mengantarkan pesanan makanan ". Ujar Salma dengan orang kepercayaannya.

" Ok kak, kakak hati-hati di jalan!" Setelah izin dengan orang kepercayaannya. Salma berjalan ke arah mobil jemputan yang dikirim langsung oleh kedua orang tuanya.

Baru saja mobil yang membawa tubuh Salma , mobil Hendra berhenti di depan rumah makan Cita Rasa.

Hendra sudah membulatkan tekadnya untuk mengajak Salma rujuk .

Hendra masuk ke dalam rumah makan. "Permisi ..., bisa minta tolong panggilkan Salma ?. Ia juga bekerja di sini." Hendra berbicara dengan cewek cantik petugas kasir di rumah makan Cita Rasa.

" Maaf, kalau kak Salma pemilik rumah makan ini ?. Yang Abang maksud, baru saja ia pergi pulang ke Bandung naik mobil jemputan kedua orang tuanya."

Hendra sangat terkejut, mendengar penjelasan cewek cantik yang ada di hadapannya. Bukan kah Salma anak yatim piatu ?" . Hendra berbicara sendiri, tetapi masih didengar oleh cewek cantik di hadapannya .

" Kak Salma baru saja bertemu dengan kedua orang tuanya. Dan perlu Abang tau , kak Salma anak tunggal dan orang tua nya kaya raya."

Pegawai Salma sengaja menceritakan tentang orang tua Salma , agar lelaki yang berdiri di hadapannya menangis darah menyesali karena telah menceraikan bos mereka yang cantik dan baik hati.

" Makan tu penyesalan" ujarnya dalam hati, ia sangat geram dengan mantan suami bosnya ini. Ingin ia cakar-cakar muka tengil Hendra, agar rasa kesalnya sedikit berkurang.

" Terimakasih atas informasinya", Hendra melangkah ke luar dari rumah makan Cita Rasa dengan lunglai dan tak bersemangat.

Sekarang ia merasa menjadi lelaki yang paling bodoh di muka bumi ini.

" Buk" Hendra menendang ban mobilnya yang tak bersalah. Ia sangat kesal dengan dirinya sendiri.

" Sepertinya tidak ada lagi harapan ku untuk rujuk dengan Salma ." Dengan rasa kecewa, Hendra masuk dalam mobil.

Perlahan mobil Hendra , meninggalkan rumah makan Salma .

" Ada apa mantan suami kak Salma tadi kemari ?" ujar Boy .

" Entah, ia tidak bilang untuk apa."

***

Sedangkan di kantor Davin sangat gelisah , menghubungi sang kekasih tetapi selalu mendengar nada sambung ringtone rekaman Salma .

" Nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan. I love you". Jantung Davin berdetak tak karuan, mendengar rekaman suara di handphone sang kekasih.

Davin kembali menghubungi Salma " , Tut, Tut I Miss you" . Davin ingin jingkrak jingkrak mendengar rekaman ungkapan hati Salma .

Padahal itu hanya rekaman, yang sengaja di buat oleh Tia . Teman Salma di Trio Angel.

" Miss you too", ucap Davin, ia seperti anak remaja yang baru pertama kali pacaran.

" Ting" pesan masuk di ponsel miliknya, membuat khayalan Davin sirna entah kemana.

" Assalamualaikum, bang Salma tadi lupa izin ke Abang. Salma pulang ke Bandung dulu. Besok sore sudah pulang."

Wajah Davin cemberut membaca pesan yang dikirim kekasihnya. Padahal ia malam ini, mau mengajak sang pujaan hati nonton bioskop.

" Jangan kangen Salma ya bang!, Salma kasi Abang kis jauh. Muach, semangat bekerjanya!, carilah uang yang banyak !".

Salma mencoba menggoda Davin, membaca pesan kedua Salma . wajah Davin yang tadinya cemberut menjadi tersenyum indah di wajah tampannya.

" Cepat pulang!, Abang tidak tahan berjauhan" . Davin membalas pesan yang dikirim Salma . " setelah sampai jangan lupa, kabari Abang!!" , pesan yang kedua , Davin kirim.

Pesan Davin belum dibaca oleh Salma .

***

Setelah menempuh sekian jam perjalanan, akhirnya mobil yang membawa tubuh semampai Salma sampai di rumah mewah lebih besar dari rumah orang tua Davin.

Di depan pintu sudah ada mama Ayu dan Papa Bagas .

" Sayang mama kangen nak" , mama Ayu memeluk tubuh putrinya yang sudah lama hilang.

" Pa ' " panggil Salma ke arah papanya. Papa Bagas langsung memeluk tubuh sang putri tercinta.

" Ayo masuk nak !, ini lah rumah kamu yang sebenarnya" . Ujar papa Bagas .

Mereka bertiga berjalan masuk ke dalam rumah, dengan posisi Salma di antara kedua orangtuanya.

Setelah berbicara temu kangen, Salma masuk ke dalam kamar pribadinya. Salma diantar oleh mamanya.

" Apa kamu suka sayang dengan kamarnya ?. Kalau kamu tidak suka , kamu bilang sama mana !"

Salma melihat sekeliling kamarnya, " ini sangat bagus ma " ujar Salma, ia duduk di atas kasur. Diikuti oleh Mama Ayu.

" Sayang bersihkan diri !, sebentar lagi kita makan malam. Mama dan Papa di ruang tamu. Jangan lama ya sayang !. Tadi mama mama masak sendiri, spesial khusus untuk putri cantik Mama."

Salma sangat bahagia mendengar perkataan mamanya, karena setelah kedua orang tua angkatnya pergi Salma hidup sendiri.

Mama Ayu keluar dari kamar putrinya, sedangkan Salma ia masuk kamar mandi.

Setelah mandi Salma membuka lemari pakaian. Tenyata pakaian yang disediakan oleh orang tuanya pakaian mahal semua.

Salma keluar dari, ia menghampiri kedua orang tuanya di ruang keluarga.

" Salma cucuku " panggil wanita yang sudah tua. Ia ibu dari mama Ayu . " Oma " ucap Salma ragu. " Ya sayang ini Oma dan ini opa kamu yang sering gendong kamu sambil berlari ."

Salma saling dengan kedua Oma dan opanya.

" Sayang ini kakek nak" ujar ayahnya papa Bagas yang sudah menangis haru. Mereka semua sudah putus asa, cucu mereka yang hilang puluhan tahun silam kini sudah kembali .

" Sialan kenapa bisa anak sialan kembali lagi", ucap seorang wanita paru baya duduk di sebelah kakek Salma .

Ia adalah adik tunggal ayah lain ibu dengan papa Bagas.

Ia bekerja sama dengan Barron untuk menyingkirkan ahli waris Bagas . Ia berharap akan mendapatkan harta kekayaan orang tua Salma .

Kekayaan dari kedua orang tua Ayu dan Papa Bagas yang juga memiliki harta yang berjibun. Tidak akan habis tujuh turunan dan tujuh tanjakan.

Padahal Tantenya Salma sudah diberikan jatah ia harta warisan. Tetapi dasar wanita serakah ia masih kurang.

Sedangkan Barron ia ingin memiliki Ayu untuk dijadikan istrinya.

" Ayo kita ke meja makan!" Mereka semua berdiri dari kursi menuju meja makan.

Di meja makan, " Sayang ini makanan kesukaan kamu " mama Ayu meletakan rendang daging sapi di piring Salma .

" Makasih Ma'" , semua orang makan dengan lahap tetapi tidak dengan wanita adik papa Bagas. Ia mengunyah makanan tetapi pikirannya mencari cara untuk menyingkirkan keponakannya untuk selama-lamanya.

" A ah " , wanita itu mendapatkan ide .

Diam-diam ia meletakan udang yang ada di sayur capcay. Tanpa sepengetahuan orang lain.

Ia tahu dulu Salma hampir meninggal karena alergi makan seafood.

Salma yang merasa bahagia, ia tidak melihat isi piring nasinya.

Bersambung...